23; Rain is Falling

677 107 12
                                    

🌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌗

Stress. Draco membutuhkan teman-temannya saat ini. Tidak, sebenarnya Draco hanya membutuhkan Pansy karena hanya Pansy yang dapat mengerti keadaannya saat ini. Jika ia bertemu dengan Theo, dirinya tidak akan mendapatkan jawaban apa pun dari Theo. Sedangkan jika ia bertemu dengan Blaise, Blaise hanya akan mentertawakannya. Lagi pula waktunya tidak tepat jika ia ingin bertemu dengan Blaise saat ini, karena pemuda itu tengah berada di muggle London, sedangkan jadwal Theo akan sangat padat di hari minggu guna pencitraan dengan keluarga besarnya. Theo tidak bisa ditemui, artinya Pansy juga tidak bisa ditemui.

Butuh tempat yang sepi untuk menyendiri, Draco melakukan apparate ke sembarang tempat dan membawanya ke salah satu bukit dengan banyak pohon di sekitarnya. Tempat yang asing untuknya, tetapi cukup menenangkan karena tidak ada seorang pun yang berada di sana.

Suara daun kering yang diinjak membuat Draco refleks mengayunkan tongkat sihirnya. Walaupun dunia sihir sudah aman lantaran semua Death Eaters yang menjadi pengikut Voldemort sudah dihukum, tetap saja ia selalu bersikap waspada di mana pun dirinya berada. Apalagi seperti saat ini, di mana ia tengah berada di salah satu bukit yang tak jauh dari hutan yang belum terjamah.

Langkah kaki Draco perlahan membawanya ke arah sumber suara daun kering yang diinjak. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati  banyak hewan yang berasal dari hutan dan juga beberapa makhluk magis tengah berkumpul. Yang semakin membuat Draco terkejut adalah seorang gadis yang bertelanjang kaki tak jauh dari sana tengah memberi makan makhluk-makhluk tersebut.

“Luna?” panggilnya ragu, walaupun dirinya sangat yakin gadis tersebut adalah Luna.

“Mr. Malfoy?”

Luna terlihat cukup terkejut melihat keberadaan Draco, membuat gadis itu menjatuhkan keranjang buah yang tengah ia pegang. Hal tersebut membuat beberapa makhluk magis terganggu dan bergerak untuk menyerang Draco yang dianggap oleh makhluk-makhluk tersebut sebagai ancaman.

Aguamenti!”

“Jangan!”

Terlambat. Mantra yang baru saja dilayangkan oleh Draco langsung memunculkan air yang berasal dari tongkatnya. Luna yang berusaha menghalangi pun terlempar cukup keras ke arah makhluk-makhluk yang berada di belakang gadis itu, membuat makhluk tersebut semakin menggila karena merasa terancam.

Panik dengan apa yang telah dilakukannya, Draco langsung berlari mendekat ke arah Luna dan segera merangkul gadis itu, membawanya ber-apparate keluar dari hutan tersebut dan bersembunyi di balik pohon yang tak jauh dari sana.

“Oh Luna, maafkan aku. Kau baik-baik saja?”

Pandangan Draco tidak lepas dari tubuh Luna, menelitinya dari rambut hingga ke ujung kaki, memastikan bahwa Luna baik-baik saja. Draco hendak mengayunkan kembali tongkatnya untuk mengeringkan tubuh Luna yang basah, tetapi segera ditahan oleh Luna saat itu juga.

Reason to StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang