32; Seeking Help

511 86 14
                                    

🌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌗

Tidak pernah Draco bayangkan sebelumnya kepergian Luna membuat pekerjaannya cukup terganggu. Dirinya yang semula percaya diri setelah memecat Luna kini mulai menyesali tindakan gegabahnya. Ia benci ketika menyadari ucapan kedua orang tuanya dan bahkan Blaise yang mengatakan jika dirinya sangat ceroboh memecat karyawan seperti Luna.

Walaupun sebelumnya Draco sempat berpikir tidak masalah memecat Luna karena ia yakin bisa mengerjakannya seorang diri. Toh masalah-masalah yang belakangan muncul semua sudah bisa diatasinya. Namun, ternyata kepergian Luna cukup membuatnya kesulitan.

"Aku lelah," desah Draco ketika bunyi ketukan pintu ruangannya kembali terdengar.

Dalam setengah hari ini saja, karyawan inti Draco dimulai dari HR, Financial, Legal, bahkan Team Marketing berulang kali datang untuk membawakannya laporan. Dengan tidak adanya Luna, mereka semua melaporkan langsung pekerjaannya kepada Draco dan hal itulah yang membuatnya mendadak stress dan lelah.

"Sudah ku bilang bukan jika kau terlalu gegabah!" cerca Blaise ketika Draco meminta pemuda itu datang.

"Diam dan kirimkan saja Patil ke sini. Kau bisa mencari asisten lain," bujuk Draco yang sedikit memaksa Blaise agar asisten pemuda itu dipindah tugaskan ke kantornya.

"Tidak. Aku sudah mulai ketergantungan dengan Padma dan aku tidak akan mengizinkanmu membawa asistenku," tolak Blaise mentah-mentah.

"Blaise, kau bekerja untukku dan aku adalah bosmu. Aku bebas memindahkan atau mengambil karyawan yang aku mau."

"Terus saja salah gunakan kekuasaanmu itu. Jika kau terus menerus bersikap seperti itu, bukan hanya Luna, tetapi aku dan yang lainnya mungkin juga akan keluar dari perusahaan ini." Blaise mencoba untuk memperingatkan Draco akan kebiasaan buruknya.

"Aku yang memecat Luna, bukan dia yang mengundurkan diri," koreksi Draco dan membuat Blaise hanya memutar bola matanya malas dan tidak peduli pada ucapan pemuda itu.

"Saran dari ku, selagi ini masih hari pertama, segera temui Luna sebelum ayahmu ikut campur dengan apa yang kau kerjakan," saran Blaise yang membuat Draco menjatuhkan punggungnya di sofa.

"Itu tidak mungkin ku lakukan, Blaise. Jatuhnya seolah aku benar-benar membutuhkannya dan tidak bisa melakukan pekerjaanku seorang diri. Luna pasti menertawakanku akan hal itu," jawab Draco yang terdengar sangat lesu dan seolah tidak punya kekuatan lagi untuk bicara dengan Blaise.

"Kan memang itu yang terjadi, bukan? Kau memang membutuhkan Luna," jawab Blaise yang mendapat tatapan tajam dari Draco. "Dan Draco, ku pikir kau sudah mengenal watak Luna yang sebenarnya, tetapi nyatanya kau tidak mengenal gadis itu sama sekali."

Ucapan Blaise membuat Draco mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu?"

"Maksudku adalah Luna tidak mungkin berpikiran buruk tentangmu. Dia tidak mungkin menertawakanmu ketika tahu kau membutuhkannya. Luna pasti dengan senang hati membantumu ketika dirinya tahu kalau kau membutuhkannya," jelas Blaise yang entah kenapa membuat Draco terasa tertampar.

Reason to StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang