02; Worth it

670 97 1
                                    

🌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌗


Morning, Son.”

Seorang wanita langsung menghampiri pemuda yang baru saja masuk ke dalam ruang makan. Pelukan hangat selalu diberikan wanita itu kepada putranya ketika mereka akan sarapan setiap paginya. Walaupun pemuda itu sudah cukup dewasa untuk mendapatkan perhatian lebih dari ibunya, ia tidak pernah menolak sedikit pun rasa sayang yang diberikan sang ibu.

Morning, Mother.”

Pemuda itu segera menarik salah satu kursi yang berhadapan dengan sang ibu. Dilihatnya pria yang sedang membaca daily prophet sejenak, setelah itu fokus kepada makanan di hadapannya. Tidak tertarik untuk membuka obrolan dengan pria tua tersebut.

“Ku dengar Mrs. Weasley sudah mengajukan cuti melahirkan. Kau sudah mendapatkan penggantinya, Draco?” tanya pria tua itu sembari menutup daily prophet yang baru ia baca.

Pemuda penerus keluarga Malfoy itu hanya menggelengkan kepalanya malas. Ia terlalu malas membahas hal yang berkaitan dengan pekerjaan di pagi hari. Ia ingin menikmati paginya yang tenang dengan memakan sarapan yang disediakan. Namun, sayang sekali karena setiap pagi sang ayah pasti akan membahas masalah pekerjaan dengannya, dikarenakan hanya di pagi hari saja anggota keluarga tersebut akan saling berbincang.

“Kau belum juga mencari pengganti Mrs. Weasley, Draco? Sebaiknya kau segera mencari penggantinya sebelum Mrs. Weasley lebih dulu cuti panjang. Jadi Mrs. Weasley dapat mengajari secara singkat tugas penggantinya nanti,” ucap sang ibu memberi saran.

“Aku tidak berniat mencari penggantinya. Aku bisa mengurus urusan kantor seorang diri. Lagi pula masih ada Blaise jika aku membutuhkan bantuan.”

“Draco, kau tahu betul pekerjaan Mrs. Weasley bagaimana. Dia yang mengatur semua jadwal dan urusan di kantor. Mengatur dirimu sendiri saja kau tidak bisa, bagaimana kau ingin mengatur pekerjaan milik Mrs. Weasley. Dan juga tugasnya berbeda dengan Zabini karena ia pasti punya kesibukan sendiri.”

Draco hanya memutar matanya malas mendengar ucapan dari sang ayah. “Sebelum dia jadi asisten pribadiku, aku bisa mengerjakan semuanya seorang diri, Father,” tolak Draco merespon ucapan ayahnya.

“Karena saat itu perusahaan belum maju seperti sekarang.” Tatapan pria itu kini semakin serius, membuat Draco semakin malas meresponnya. “Cepat pasang info lowongan pekerjaan atau kau bisa minta rekomendasi dari Mrs. Weasley langsung. Siapa tahu ia punya kenalan yang cocok untuk membantumu selama ia cuti melahirkan. Kau dengar ucapanku, Draco? Lakukan sebelum semuanya terlambat.”

Draco hanya terlihat membuang napasnya kasar dan enggan merespon ucapan pria tua di sana.

Setelah sarapan bersama kedua orang tuanya, Draco langsung kembali masuk ke dalam kamarnya. Dirinya terlalu malas untuk pergi menggunakan kendaraannya karena mendadak kesal untuk mencari pegawai baru. Ia pun segera bersiaga untuk melakukan apparate ke ruangannya di kantor.

Reason to StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang