🌗
Hembusan napas Draco terdengar begitu berat ketika didapatinya bahwa asisten barunya—Luna, ternyata tidak bisa mengendarai mobil. Biasanya setiap Draco akan melakukan kunjungan, entah itu ke pabrik atau ke cabang muggle, Hermione yang akan mengendarai mobil. Kecuali beberapa tahun terakhir ketika Hermione menikah, Draco akan membawa mobilnya sendiri jika berangkat tanpa Hermione.
Akan tetapi, kali ini berbeda. Dirinya tidak masalah jika mengendarai mobil seorang diri, tetapi sekarang dengan Luna? Dirinya yang menyetir dan bukan asistennya, bukan Luna. Apa yang Draco harapkan dari asisten barunya itu.
Dengan perasaan kesal, Draco mau tidak mau mengendarai mobilnya dengan Luna yang duduk di kursi samping pengemudi. Gadis di sampingnya berulang kali meminta maaf karena tidak bisa diandalkan, membuat Draco muak mendengarnya.
“Lebih baik kau belajar menyetir mobil karena tidak mungkin aku yang menyetir jika berkunjung ke cabang muggle.”
Ucapan Draco barusan membuat Luna yang sedari tadi menunduk kini menatap ke arahnya dengan tatapan terkejut. Menyadari Luna akan salah paham dengan maksudnya, Draco segera meralat ucapannya.
“Lima bulan bukan waktu yang sebentar dan tidak mungkin aku yang menyetir untukmu.” Draco meralat ucapannya dengan cepat dan hanya dibalas anggukan oleh Luna.
Tidak ada obrolan apa pun selama mereka dalam perjalanan ke pabrik milik perusahaan Malfoy. Lokasi pabrik berada di perbatasan antara dunia muggle dan dunia sihir. Jika Draco akan kunjungan ke cabang muggle, bisa dipastikan akan melalui jalan yang sama menuju ke lokasi pabrik.
Tepat pukul dua siang, mobil Draco terparkir rapi tepat di depan sebuah gudang yang cukup besar. Draco langsung masuk begitu saja ke dalam gudang besar itu, melewati banyak peti kemas yang sedang memuat barang. Langkah kaki Draco yang panjang membuat Luna harus berlari agar tidak jauh tertinggal dari pemuda itu.
“Mr. Malfoy?”
Seorang pria yang cukup tua datang menghampiri Draco. Raut wajahnya terlihat begitu kaget ketika melihat kedatangan Draco yang tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan dahulu.
“Di mana Pucey?” tanya Draco yang tetap berjalan masuk lebih dalam ke gudang.
“Sepertinya sedang berkeliling. Aku akan memanggilnya, Mr. Malfoy. Sebaiknya anda tunggu di ruangan Mr. Pucey.”
“Aku tidak punya banyak waktu, jadi segera panggil Pucey untuk menemuiku.”
Langkah kaki Draco kemudian melangkah untuk menaiki tangga besi yang ada di sisi sebelah kanan dari pintu masuk. Tangga besi khas pabrik memiliki bentuk berongga, membuat Luna yang berusaha mengejar langkah Draco tiba-tiba terjatuh.
“Apa yang kau lakukan?”
Draco bertanya dengan nada yang cukup tinggi kepada Luna. Luna menggelengkan kepalanya cepat dan langsung memaksa dirinya untuk menegakkan badannya. Bersikap seolah tidak ada yang terjadi.
“Bersikaplah untuk tidak ceroboh dan jangan sampai menyentuh barang di sini. Kau tahu, satu kotak parfume yang ada di sini seharga setengah dari gajimu selama satu bulan.”
Luna hanya mengangguk paham. Setelah Draco masuk ke dalam sebuah ruangan, Luna baru menyadari jika salah satu hak sepatunya masuk ke dalam rongga tangga besi. Pergelangan kakinya mendadak membiru dan bengkak, membuat Luna terpaksa berjalan pelan dan lebih hati-hati.
“Dari mana saja kau. Cepat ke sini!”
Luna langsung menghampiri Draco yang duduk di depan sebuah komputer. Tampilan layar komputer itu terlihat tengah menampilkan banyak data yang Luna tahu adalah data pengiriman. Setelah Luna berjalan mendekat ke arah Draco, pemuda itu langsung bangkit dari duduknya dan membiarkan Luna mengambil alih.
“Kirimkan semua data pengiriman selama tiga bulan terakhir ke email kantor. Jangan sampai ada yang terlewat. Dan juga periksa seberapa banyak barang return dan damage. Semua data yang berkaitan dengan outcoming goods ambil dan kirimkan ke email kantor.”
Luna tidak menjawab apa yang Draco perintahkan, tetapi pemuda itu sudah melihat Luna yang mulai mengerjakan apa yang ia perintahkan. Draco kini berjalan ke arah lemari tempat berkas penting disimpan. Dikeluarkan semua hal yang menurutnya penting dan memperhatikannya satu per satu.
“Mr. Malfoy, apa yang terjadi? Kenapa anda datang ke sini tanpa pemberitahuan?” ucap seseorang dengan napas terengah-engah masuk ke dalam ruangan.
Luna mengenal pemuda yang baru datang itu. Pemuda itu merupakan salah seorang murid dari asrama Slytherin. Walau cukup sulit, Luna berusaha berdiri dan memberi hormat kepadanya, yang mana langsung dibalas dengan anggukan bingung.
“Mr. Malfoy, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya pria tua yang sempat bertemu dengan mereka di pintu masuk tadi.
“Kau bisa pergi dan tinggalkan kami sekarang.” Draco berjalan mendekat ke arah pintu dan segera menutupnya rapat ketika pria tua itu keluar.
“Pucey,” panggil Draco dengan nada yang cukup santai, tetapi masih terasa aura kelam pemuda itu.
“Apa terjadi sesuatu? Bisa kau jelaskan alasan kedatanganmu, Malfoy?” Pandangan Adrian Pucey kini menatap ke arah Luna yang sedang sibuk dengan data komputer di ruangan tersebut. “Dan Loony Lovegood? Setelah Griffyndor, kau mengerjakan seorang Ravenclaw?”
Mata Draco secara tidak sengaja menatap ke arah Luna yang tiba-tiba menghentikan pekerjaannya. Gadis itu terlihat mengepalkan tangannya sebelum menarik napas cukup dalam dan kembali melakukan pekerjaannya seperti semula. Draco yang menyadari itu segera menggelengkan kepalanya cepat, mencoba mengembalikan fokusnya kepada Adrian.
“Diam dan beri aku semua data pengiriman dan pengembalian barang, termasuk barang yang cacat,” ucap Draco dengan suara kembali meninggi dan terdengar seolah sedang mengintimidasi.
“Akan ku berikan semua yang kau minta asal kau menjelaskan dahulu tujuanmu datang ke sini, Malfoy.”
“Pucey.” Draco terdengar sangat menyeramkan saat ini, membuat Luna refleks menoleh ke arahnya. “Berikan padaku semuanya. Sekarang,” lanjutnya dengan penuh penekanan di ucapannya.
Draco berjalan mendekat ke arah Luna. Entah apa yang dilakukan Draco, tetapi jarak antara mereka berdua cukup dekat saat ini. Luna dapat merasakan lengan Draco tanpa sengaja menyentuh rambutnya.
“Oh ayolah Lovegood, setidaknya kau harus peka dengan sekitarmu tanpa perlu aku suruh,” keluh Draco yang mana membuat Luna langsung menoleh.
Napas Luna yang semula tercekat kini lolos begitu saja ketika menyadari apa yang tengah Draco lakukan. Pemuda itu berusaha meraih sebuah kotak yang berada di sisi kiri Luna. Dengan cepat, Luna segera mengambilkan kotak tersebut untuk Draco.
“Masukkan semua berkas yang ku minta ke dalam kotak ini, Pucey.” Draco melemparkan kotak yang cukup besar itu ke arah Adrian. “Data tiga bulan terakhir.”
Adrian pun dengan cepat memasukkan tiga bundel berkas yang cukup tebal ke dalam kardus yang diberikan Draco kepadanya. Tak lupa, Draco pun memasukkan beberapa berkas yang sempat ia pilih sebelum Adrian datang.
“Kau sudah selesai dengan tugasmu, Lovegood?”
“Ya, Mr. Malfoy.”
“Kalau begitu aku akan kembali ke kantor sekarang, Pucey. Pastikan kau tidak membuat kesalahan. Kau tahu aku sangat mempercayaimu, jadi bisa kau urus para muggle itu? Jangan biarkan mereka melakukan kesalahan apa pun,” ucap Draco sembari menepuk pundak Adrian.
“Malfoy, setidaknya beri aku penjelasan dahulu.”
“Aku tidak punya banyak waktu, Pucey. Aku harus segera ke muggle London setelah ini,” jawab Draco dan tanpa sengaja melihat ke arah Luna yang cukup kesulitan untuk berdiri. “Dan bawakan berkas itu ke mobilku, Pucey,” lanjut Draco yang langsung keluar dari ruangan milik Adrian.
🌗
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason to Stay
أدب الهواة[Draco Malfoy & Luna Lovegood] Lima tahun setelah perang melawan Voldemort, dunia sihir jauh lebih aman dibandingkan sebelumnya. Butuh waktu lebih dari dua tahun untuk mengembalikan keadaan dan memperbaiki kerusakan akibat perang. Semua tampak jauh...