24; Dumb

526 93 10
                                    

🌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌗

Seminggu telah berlalu dan Luna belum juga bertemu dengan teman-temannya lagi. Di satu sisi ia sangat merindukan teman-temannya, di sisi lain ia merasa sedih karena bukannya mendapat dukungan dari temannya, sebaliknya ia dijauhi oleh teman terdekatnya.

Hari ini tepatnya hari Jumat di minggu pertama bulan baru, Luna berkunjung ke Kementrian untuk mengurus surat izin yang berkaitan dengan pekerjaannya. Semuanya aman terkendali dan berhasil diselesaikan dengan cepat oleh Luna, sehingga ia bisa sedikit bersantai untuk kembali ke kantor.

Masih memiliki cukup waktu, Luna pun beranjak menuju ke bagian pekerjaan umum di Kementrian. Keinginan terbesar Luna begitu dirinya mendapatkan gaji pertamanya adalah untuk memperbaiki bangunan rumahnya. Dirinya ingin tempat tinggal yang sudah ia tinggali sejak kecil itu bisa kembali berdiri kokoh setelah kerusakan yang diperbuat oleh para Death Eaters.

“Luna, apa yang kau lakukan di sini?”

Luna cukup terkejut melihat Harry dan Ron yang tiba-tiba datang menghampirinya. Dirinya tahu kalau bukan hal yang tidak mungkin jika ia bertemu dengan salah satu dari mereka atau keduanya di Kementrian. Harry dan Ron jelas-jelas bekerja di Kementrian, hanya saja semenjak kejadian saat teman-temannya mengetahui Luna bekerja menggantikan Hermione, Luna takut dan belum siap untuk bertemu mereka lagi.

“Apa itu?” Ron bertanya mengenai berkas yang dipegang oleh Luna, membuat Luna refleks menyembunyikannya di belakang tubuhnya. “Apa sebenarnya yang kau sembunyikan, Luna?”

Tangan Ron dengan cepat mengambil berkas yang berusaha Luna sembunyikan dari kedua temannya itu. Ron segera membaca isi surat izin yang baru saja Luna dapatkan dan segera memberikannya kepada Harry begitu ia selesai membaca isinya.

Sama seperti Ron yang terkejut ketika membaca isinya, Harry pun begitu. Keduanya saling bertatapan dan menatap ke arah Luna dengan tatapan sedih dan menyesal.

“Kau tidak pernah memberitahu kami kalau rumahmu hancur parah seperti ini, Luna.”

Tatapan Harry tidak bisa diartikan oleh Luna. Dirinya bingung kenapa juga ia harus memberitahukan masalahnya kepada Harry dan teman-temannya yang lain. Toh ini adalah masalahnya sendiri, bukan teman-temannya.

“Aku pikir ini karena perbuatan Death Eaters saat hendak menangkap kita, Harry,” gumam Ron mencoba mengingatkan Harry dengan fakta yang semakin menyakiti hati mereka berdua.

“Kau seharusnya memberitahu aku, Ron atau Hermione, Luna. Bagaimanapun kerusakan rumahmu terjadi karena kami bertiga. Lebih tepatnya karena diriku.”

“Tidak, ini bukan karenamu, Harry. Bukan karena kalian,” sangkal Luna. “Bukankah kalian sendiri tahu kalau keadaan rumahku sudah sangat tua.”

“Aku tahu dan mengenalmu sudah cukup lama, Luna. Bangunan rumahmu memang sudah tua, tapi bangunan itu bukan bangunan yang mudah hancur hanya karena termakan usia. Betapa bodohnya aku dan yang lainnya tidak menyadari jika terjadi sesuatu padamu. Pada rumahmu.” Ron terlihat cukup frustasi mengetahui apa yang tengah terjadi pada Luna. Rasa bersalahnya pada gadis di hadapannya semakin hari semakin membesar.

Reason to StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang