🌗
Di pagi hari, ketika dirinya baru saja tiba di kantor, Draco langsung mendatangi ruang kerja milik Luna. Dirinya meminta Luna agar menginfokan kepada team internal bahwa akan ada rapat dadakan membahas permasalahan yang belakangan ini tengah ditelusurinya.
Setelah hampir satu minggu dirinya disibukkan dengan masalah yang terjadi di pabrik dan cabang muggle, Draco akhirnya menemukan titik terang dari masalahnya. Semua kerja keras, rasa lelah, sakit kepala dan semua yang terjadi satu minggu ini akan terbayarkan.
Apa yang ia khawatirkan memang benar terjadi. Masalah korupsi dan permainan licik di antara karyawannya yang menjadi penyebab pemasukan dan pengeluaran laporan barang tidak sesuai. Ia akan segera memutuskan kontrak karyawannya yang saling terlibat saat itu juga. Ia tidak peduli dengan hidup mereka ke depannya. Lagi pula karyawannya yang terlibat kasus ini semuanya merupakan muggle, dan ia tidak akan pernah peduli dengan nasib mereka jika diputuskan kontrak secara sepihak.
“Draco!”
Mendengar namanya disebut, Draco menoleh ke arah pintu ruangannya yang terbuka. Dua orang yang sangat ia kenal perlahan masuk ke dalam ruangan miliknya.
“Kau yakin akan memecat mereka semua? Tidakkah sebaiknya memberikan surat peringatan dahulu atau memotong gaji karyawan yang tidak terlalu terlibat dengan masalah ini?” ucap seorang pemuda sembari memberikan berkas yang sudah lusuh di genggamannya kepada Draco.
Draco meraih berkas tersebut dan melihat apa gerangan isi dari berkas tersebut. Ia mengembuskan napasnya kasar ketika mengetahui berkas tersebut adalah daftar yang ia kerjakan seorang diri. Dikembalikannya berkas itu kepada sang pemiliknya.
“Dengar, Pucey. Kau pikir berapa total kerugianku yang disebabkan oleh para karyawan yang tidak tahu terima kasih itu? Aku tidak peduli dengan hidup mereka. Lagi pula tidak terlalu terlibat kau bilang? Tetap saja mereka ikut terlibat dalam hal ini. Tidak ada istilah 'tidak terlalu' karena mereka memang melakukannya!” Draco sedikit berteriak ke arah Adrian Pucey yang mencoba membela karyawannya yang bersalah.
“Bagaimana dengan karyawanku? Mereka juga akan kau pecat?” Kini Blaise ikut bersuara menanyakan tentang status karyawannya.
“Semuanya. Siapa pun yang terlibat dalam kasus korupsi ini, baik di cabang sihir, cabang muggle ataupun di pabrik, semua yang terlibat akan ku pecat hari ini juga!”
“Draco, tapi itu artinya kau akan memecat sekitar kurang lebih 20 karyawan dari berbagai tingkatan,” ucap Adrian mencoba memastikan kembali.
“Bahkan jika kalian berdua terlibat pun aku tidak akan segan memecat kalian. Apalagi mereka dengan status karyawan yang berada di bawah kalian berdua!”
Ketukan pintu ruangan Draco berhasil menghentikan emosi yang menghampiri pemuda itu. Emosi yang disebabkan oleh kedua orang kepercayaannya itu berhasil diredam karena kedatangan Luna.
“Permisi, Mr. Malfoy. Team internal sudah siap di ruang rapat.”
Draco segera bangkit dari duduknya dan pergi menuju ruang rapat diikuti oleh Blaise, Adrian dan Luna di belakangnya. Empat orang anggota timnya langsung serentak berdiri ketika ia memasuki ruang rapat. Didudukkan badannya di atas kursi paling ujung dekat layar monitor. Draco duduk berhadapan dengan Blaise yang duduk di samping Adrian, sedangkan Luna duduk tepat di samping kiri Draco.
Tidak ada kata sambutan dari Draco karena pemuda itu sudah cukup kesal dengan masalah yang terjadi di perusahaannya. Ia segera memberi Luna dua berkas yang mana satu masih sangat rapi dan satunya sudah cukup lusuh.
“Ada total 9 karyawan di bawah pimpinan Blaise Zabini dan 14 karyawan di bawah pimpinan Adrian Pucey, aku ingin 23 karyawan ini diputus kontraknya hari ini juga sebelum jam makan siang tiba.”
Ucapan Draco membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut terkejut tak terkecuali Blaise dan Adrian yang mana sebelumnya mereka sudah mengetahui masalah pemecatan bawahan mereka. Blaise dan Adrian sudah tahu jika Draco sudah mengatakan sesuatu, maka tidak ada yang bisa menyanggah ucapannya. Hanya saja mereka berdua terkejut karena Draco menginginkan pemecatan sebelum jam makan siang berlangsung.
Luna yang duduk di sebelah Draco langsung berdiri dan mengulurkan kertas dari pemuda itu untuk dilanjutkan kepada HR yang duduk di kursi paling ujung. Berkas yang cukup lusuh disimpan oleh Luna di dalam map pribadi miliknya, karena gadis itu paham jika Draco memberinya sebagai arsip untuk ia simpan.
Tidak ada perdebatan ketika rapat berlangsung. Semua yang berada di ruang rapat sangat mengetahui sifat Draco dan lebih memilih untuk mengikuti apa yang diinginkannya. Lagi pula pilihan Draco adalah hak dirinya karena berhubungan dengan perusahaan milik pemuda itu sendiri.
Setelah rapat berakhir, Blaise dan Adrian langsung melakukan apparate ke tempat mereka bekerja masing-masing. Hanya menyisakan Draco berdua dengan Luna saja di ruang rapat tersebut karena Draco meminta Luna untuk membuat surat yang akan dikirimkan kepada Kementrian saat itu juga.
“Lovegood, mulai hari ini aku memberimu waktu istirahat lebih cepat setengah jam. Kau bisa segera istirahat makan siang setelah selesai mengirimkan surat ke Kementrian.”
Luna langsung refleks menoleh ke arah samping kanannya. Draco yang tengah duduk bersandar di kursinya menatap ke arah Luna yang tengah bekerja.
“Kenapa begitu, Mr. Malfoy? Apa aku melakukan kesalahan?”
Draco mendadak bingung dengan pertanyaan Luna. Bagaimana mungkin kebaikannya kepada Luna dianggap gadis itu karena ia memiliki kesalahan. Pikiran Luna cukup negatif batin Draco.
“Kau bilang alasan tidak mau makan di kantin perusahaan karena jam makan siang cukup ramai,” jelas Draco yang mana membuat Luna terlihat sedikit terbebani.
“Mr. Malfoy ku pikir aku tidak pantas mendapatkan perlakuan khusus darimu. Aku baik-baik saja tidak makan di kantin perusahaan.”
Tunggu sebentar. Perlakuan khusus? Benarkah Draco memberi gadis yang duduk di sampingnya ini perlakuan khusus? Tidak, tentu saja tidak. Mana mungkin seorang Draco memberikan perlakuan khusus kepada karyawannya, terlebih Luna Lovegood?
“Lagi pula setengah jam sebelum jam makan siang masih cukup pagi bagiku untuk makan siang, Mr. Malfoy. Maafkan aku telah menolak kebaikan anda.” Luna tiba-tiba kembali bersuara dan menyadarkan Draco dari pikirannya.
“Kalau begitu setengah jam setelah makan siang. Dan sebaiknya kau turuti perkataanku. Kau akan beristirahat pukul setengah dua siang dan wajib makan di kantin perusahaan.” Draco tiba-tiba bangkit berdiri dari duduknya. “Selesaikan surat itu secepatnya dan kirimkan padaku salinan surat itu setelah kau selesai membuatnya.”
“Ya, Mr. Malfoy.”
Draco pun segera meninggalkan Luna seorang diri di ruang rapat sedangkan dirinya kembali ke ruangan pribadinya. Ia mendudukkan dirinya dan pikiran-pikiran konyol kembali mendatanginya. Apa yang sebenarnya sedang ia pikirkan. Bagaimana bisa ia memberikan perlakuan khusus kepada Luna dan memaksa gadis itu untuk makan di kantin perusahaan.
“Oh lupakan. Aku tidak peduli pada gadis itu.”
Draco langsung menggelengkan kepalanya cepat dan mencoba fokus ke pekerjaannya. Namun, bukan fokus kerja yang ia dapatkan, melainkan sakit kepala yang tiba-tiba menghampiri begitu melihat pekerjaan yang harus ia kerjakan.
Semuanya kacau.
🌗
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason to Stay
Fanfic[Draco Malfoy & Luna Lovegood] Lima tahun setelah perang melawan Voldemort, dunia sihir jauh lebih aman dibandingkan sebelumnya. Butuh waktu lebih dari dua tahun untuk mengembalikan keadaan dan memperbaiki kerusakan akibat perang. Semua tampak jauh...