Sudah beberapa jam aku tidur di kamar dan memakan makan siangku, dan badanku sudah lumayan membaik.
"Knock knock" suara seseorang yang seperti dibuat buat
"Who is that?" Jawabku, setengah berteriak
"Marry"
suara orang itu seperti banci sekarang."Marry who?"
"Marry you. HAHAHAHA"
"KAK NATA!"
"HAHA. I'm in. Haluu"
Ternyata, itu Kak Nata. Tanpa mengetuk pintu, ia pun masuk dan langsung duduk di pinggir kasurku
"Ketuk pintu dulu jika mau masuk" tegurku, sambil tersenyum. Entah kenapa aku senang sekarang, mungkin karena seniorku ini menghiburku. Mungkin?
"Kan sudah tadi aku bilang knock knock. Eh kau jawab. Yasudah. Bagaimana keadaanmu?"
"Membaik. Tapi besok aku tak masuk. Ibuku tidak membolehkannya" kataku sambil berniat untuk tidur lagi.
"Kau tidak merasa kau sedang dijenguk oleh senior tampanmu? Dan kau malah tidur lagi? Oh kau kerbau menyebalkan" katanya, sambil mendengus kesal. Aku hanya bisa terkekeh dan memandangi wajahnya yang tampan walau dihiasi ekspresi -pura - pura- cemberut.
"Hey" sapanya lagi
"What?"
"Tak apa. Mau kopi?"
"Aku trauma, kau tau"
"Kenapa?"
"Gara - gara kopi sialan itu aku jadi tak bisa tidur lalu aku bangun kesiangan, lalu tak sempat sarapan, lalu sakit sampai sekarang. Huft" omelku, sebal.
Kak Nata terkekeh lumayan lama, dan setelah itu ia senyum menatapku. Dan ia melanjutkan mencari topik mengobrol lainnya. Tak terasa aku terhibur karena ocehannya dan leluconnya. Seluruhnya membuatku merasa sembuh. Aw.
"Cepat sembuh Abiana, aku mau tidur dulu. Jika kau perlu sesuatu, panggil saja namaku 3x" pamit Kak Nata.
"Seperti ikan mas saja. Huft"
"Hahaha, aku masih manusia tau. Yasudah, night Abiana" katanya, sambil melangkah menuju sekatnya
Setelah ia benar - benar keluar dari sekatku, entah kenapa aku tersenyum sendiri seperti idiot. Aku cukup senang karena ia datang menghiburku, dan menemaniku mengobrol. Kak Nata sudah sangat cukup menjadi obat alami yang paling manjur.
***
"Nataaaa"
seseorang masuk ke kamarku saat aku mengerjakan tugas untuk besok."Ups, sorry. Hey, Ana kan? Kau melihat nata?" Tanya seorang berambut blonde yang kutebak ia teman Kak Nata.
"Yes, i'am. Kak Nata sedang tidur, kurasa. Mau ku panggil sebentar? Uhm maaf, Kak siapa ya?" Kataku dengan polosnya.
"Oh, sifat kerbaunya muncul. Tak usah, kau hanya perlu menyampaikan bahwa aku datang kesini mau membicarakan tentang, umm team supporter. I'm Bobby, btw. Bob saja" katanya, sambil mengulurkan tangannya dan memamerkan deretan giginya yang putih.
"Okay, Kak Bob. Akan kusampaikan, ada sesuatu lagi?"
"Tidak, aku harus kembali ke kamarku. Jangan lupa menyampaikan pesanku, Ana. See ya" katanya, sambil tersenyum lagi. Lalu sedetik kemudian, ia membalikkan badannya dan berlalu keluar.
Selama menunggu Kak Nata terbangun, aku berpikir tentang supporter yang dibicarakan Kak Bob tadi. Apakah Kak Nata adalah salah satu leader team supporter sekolah ini? Well, itu akan sangat keren, mengingat ini sekolah internasional yang sering menghantarkan beberapa tim non akademisnya untuk lomba. Dan pasti, sebuah tim-apalagi olahraga- harus ada team supporter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incandescent. [Discontinued]
Teen FictionDua keberuntungan yang didapat seorang Theresia Abiana adalah: 1. Mendapat Beasiswa di International Boarding School 2. Satu kamar dengan senior tampan yang memiliki mata hijau memabukkan, hidung mancung, bibir merah muda, dan garis rahang yang taj...