28. [2/2]

692 66 22
                                    

Abiana's POV

"Ana sayang, kau tadi pagi tidak sarapan. Dan sekarang kau hanya mengaduk - aduk makan siangmu? Jangan jadi sinting, Ana"

Ucapan Vidia otomatis membuatku mendongak sejenak sebelum akhirnya kembali menunduk dan mengaduk - aduk kentang tumbuk dan ayam panggang yang ada di piringku. Aku sedang tidak mood untuk menanggapi perkataannya.

"Ya, Vidia benar. Aku tahu Nathan tiga minggu ini tak kembali dan tak berusaha menghubungimu, Ana. Tapi itu jangan jadi alasanmu untuk tidak makan dan menjadi depresi seperti ini" Monica menambahi yang membuatku langsung tersenyum kecut.

"Ya, kalian bisa berkata seperti itu karena kalian tidak merasakan apa yang aku rasa. Kalian masing - masing memiliki kekasih sempurna yang siap sedia menemani kalian kapanpun. Sedangkan aku? Aku ditinggal tiba - tiba tanpa kabar dan berita terakhir yang aku ketahui kekasihku sudah sampai New York dan dia tak berusaha menghubungiku! Aku yakin aku bukan prioritasnya lagi, prioritasnya hanya gadis jalang itu!" ucapku yang tanpa sadar berteriak di hadapan kedua sahabatku. Wajah mereka berdua pun berubah menjadi pias mendengar ucapanku.

Mungkin memang benar kata Monica bahwa aku sudah mulai depresi sekarang. Bagaimana tidak, Nathan berubah drastis sekarang. Ia tak menganggapku kekasih lagi sekarang. Lelaki itu berubah menjadi bajingan dengan tak kembali setelah bertemu seseorang dan pergi ke pub diam - diam. Bahkan keparat itu tak menghubungiku sama sekali. Bedebah itu tak menyalakan ponselnya. Ia seperti sengaja untuk menghindariku.

Seperti yang aku katakan, aku sadar dan yakin bahwa aku bukan prioritasnya lagi.

"Maafkan aku" ucapku setelah aku sedikit lama melamun dan sadar bahwa kedua sahabatku itu menatapku dengan tatapan prihatin.

"Tak apa, Ana. Aku tahu perasaanmu. Sudah hampir tiga minggu, bukan? Aku sadar bahwa kau sangat merindukannya" ucap Monica sambil tersenyum ke arahku.

Menyadari bahwa dengan membahas lelaki bedebah itu keadaan semakin canggung, Vidia pun mengganti topik pembicaraan menjadi pemilihan ketua organisasi kesiswaan yang sebentar lagi digelar. Kami membicarakan hal tersebut cukup lama sampai waktu menunjukkan pukul tiga sore dan aku harus kembali untuk mengerjakan tugas rumahku yang sangat menumpuk.

Selama perjalanan dari kafetaria menuju kamarku, aku tak henti - hentinya memikirkan Nathan. Sebenarnya aku sudah berusaha keras untuk menghindari pemikiran itu untuk kebaikan hatiku sendiri. Namun semakin aku berjalan, aku menjadi teringat akan kejadian - kejadian konyol yang pernah kami alami di sepanjang lorong ini. Mulai dari kami berlari - larian karena kami terancam telat sampai saat aku terjatuh lalu digendong olehnya sampai unit kesehatan. Dan keparatnya, memori - memori itu membuat air mataku terjatuh sepanjang aku berjalan.

Sesampainya di kamarku, aku pun langsung masuk ke dalam sekatku tanpa melewati sekat kosong yang membuat hatiku berdesir ketika menatapnya. Aku langsung menghempaskan diriku ke kasur dan mengecek ponselku sebentar, siapa tahu ada notifikasi penting yang masuk-walaupun satu - satunya notifikasi yang kuanggap penting sekarang hanyalah notifikasi dari Nathan. Setelah menyadari bahwa tak ada satu pun notifikasi yang berarti dan taka da pula notifikasi dari Nathan, jariku pun beranjak memencet aplikasi galeri dan memilih sebuah folder yang aku hindari selama tiga minggu terakhir ini demi menjaga hatiku.

Folder berisi 100 foto Nathan dan aku.

Sembari melihat foto yang ada di ponselku, aku kembali merenungkan perasaanku yang sebenarnya terhadap Nathan sekarang. Jujur, aku tak tahu pasti apa yang sebenarnya ada di dalam hatiku sekarang ini. Di satu sisi, aku membenci sesosok Anthony Nathan yang mengacuhkanku seakan aku tak hidup dan sedang gencar dikabarkan dengan seorang gadis lain. Namun di sisi lain, aku merindukan sesosok Anthony Nathan yang sangat manis dan sangat tulus menyayangiku. Aku sangat rindu Nathan sebagai kekasihku yang selalu menemaniku tak peduli akan situasi diluar sana.

Incandescent. [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang