Abiana's POV
Mataku mengerjap sejenak sebelum akhirnya membuka sepenuhnya ketika aku mendengar suara kicau burung yang sangat khas jika aku tertidur di sekat Nathan. Aku tersenyum mengingat bahwa kemarin untuk pertama kalinya aku dan Nathan bersikap romantis layaknya pasangan kasual lainnya. Aku pun langsung mengulurkan tanganku, berusaha menggapai punggung Nathan lalu memeluknya dan mengucapkan selamat pagi kepadanya. Namun rencana itu seketika menguap ketika aku menyadari bahwa lelaki itu tak ada di sebelahku yang berarti ia belum kembali sejak bertemu tamu nya semalam.
Aku lalu bangkit dari tidurku, merubah posisiku menjadi duduk dan dengan segera meraih ponselku. Aku mendadak khawatir sekaligus bertanya - tanya kemana perginya Nathan dan siapa tamu yang datang menemui Nathan tadi malam. Setelah ponselku aktif, aku pun segera mengetikkan nomor ponselnya yang sudah ku hafal luar kepala dan meneleponnya.
Nada sambung pertama, ia tak mengangkatnya.
Nada sambung kedua, aku semakin gelisah.
Nada sambung ketiga, aku mulai mengacak - acak rambutku frustasi.
Nada sambung keempat...
"Maaf, nomor-"
Sialan.
Secara tiba - tiba, banyak pertanyaan berkumpul di otakku. Dari mulai kemana Nathan pergi, dia pergi dengan siapa, apakah dia memiliki urusan yang sangat penting sampai - sampai ia tak sempat memberi tahuku, apakah dia baik - baik saja, apakah dia mengkhawatirkanku seperti aku sekarang, dan pertanyaan - pertanyaan lain yang membuatku semakin frustasi daripada tenang.
Namun tak berselang lama, ponselku berdering panjang, yang menandakan ada panggilan masuk. Berpikir bahwa itu adalah panggilan dari Nathan, aku pun mengangkatnya dengan cepat.
"Oh, God Nathan! Kemana saja kau, kau tahu-"
"Ana, ini bukan Nathan. Ini Bill"
Double Sialan.
"Oh, maafkan aku. Ada apa Bill?"
"Tak apa. Aku hanya bosan di kamarku. Bolehkah aku berkunjung ke kamarmu dan Nathan?"
"Asalkan kau berjanji kau bisa memperbaiki suasana hatiku"
"Oh, aku tahu. Pasti kau sedang marah pada Nathan karena ia berada di pub malam tadi, bukan?"
Apa? Tunggu sebentar.
Apakah tadi Bill berkata bahwa Nathan pergi ke pub tadi malam?
Apakah aku tidak salah dengar?
Apakah ini alasan Nathan tak kembali sejak tadi malam?
Siapa yang membawanya ke pub?
"Ana? Mengapa kau diam? Apakah tebakanku benar?"
"Bill, aku tak mengerti maksudmu. Bisakah kau jelaskan padaku tentang Nathan pergi ke pub semalam?"
"Oh God, Nathan tak memberi tahumu? Ana-"
"Bill, jelaskan padaku."
Bill diam sejenak di telepon sebelum akhirnya memutuskan untuk mengakhiri panggilan secara sepihak. Oh sialan, rasa frustasiku semakin menjadi sekarang. Bagaimana tidak, Nathan pergi semalaman dan tak kembali, lalu Bill berkata bahwa Nathan pergi ke pub semalam dan ia tak mau menjelaskan apa - apa padaku. Semua ini membuatku menjadi gila secara perlahan.
Setelah lima menit sekat Nathan diselimuti keheningan, tiba - tiba ada sebuah ketukan dari luar yang membuatku beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu utama kamar ini. Setelah aku buka, terlihat Bill sedang memasang wajah bersalah.
![](https://img.wattpad.com/cover/34165327-288-k395392.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Incandescent. [Discontinued]
Roman pour AdolescentsDua keberuntungan yang didapat seorang Theresia Abiana adalah: 1. Mendapat Beasiswa di International Boarding School 2. Satu kamar dengan senior tampan yang memiliki mata hijau memabukkan, hidung mancung, bibir merah muda, dan garis rahang yang taj...