16.

706 87 4
                                    

Abiana's POV

Ini sudah dua minggu semenjak pertandingan basket nasional. Dan ini juga sudah dua minggu aku sama sekali tak berkomunikasi dengan Nathan maupun Darel. Tak tau kenapa, aku merasa muak untuk bertemu dengan keduanya. Darel yang membuatku serba salah, dan Nathan yang sifatnya selalu berubah - ubah.

Dan ini sudah mulai memasuki ulangan tengah semester, yang membuatku pusing setengah mati. Aku merasa tidak mood untuk belajar. Selain pelajarannya yang membosankan, juga setiap aku belajar aku pasti akan bertemu dengan pria keriting yang sialnya masih aku pikirkan sekarang.

Aku harus bagaimana.

Setelah 5 menit duduk diatas kasur sembari memejamkan mataku untuk tidak memikirkan Nathan, aku pun akhirnya membuka ponselku dan mengajak Vidia untuk belajar bersama.

Theresia Abiana: oy, Ms. Lee

Vidia Lee: ada apa, ana?

Theresia Abiana: ayo belajar bersamaku di taman sekolah

Vidia Lee: kau ke kamarku saja, aku baru saja bangun dari tidur siang.

Theresia Abiana: kerbau!:-)

Vidia Lee: lebih baik aku cinta tidur daripada cinta seseorang yang menggandeng tangan gadis lain saat pertandingan basket.

Vidia Lee: oh no, aku tidak sadar aku mengirim pesan itu terhadapmu:))

Theresia Abiana: keparat :--)

Vidia Lee: love u too, Abiana ;)

Theresia Abiana: terus saja mengejekku sampai kau sukses menjadi novelis terkenal.

Vidia Lee: Oh No, aku hanya bercanda

Vidia Lee: segeralah ke kamarku.

***

Setelah 10 menit berjalan menyusuri lorong, aku akhirnya sampai didepan pintu kamar Vidia. Terkutuklah lorong sekolah karena sangat panjang dan membuat lututku lemas. Tapi tak apa, pasti Vidia belum selesai juga membersihkan badannya. Vidia adalah tipe kerbau pemalas.

Tak ingin membuang waktu, akhirnya aku mengetuk pintu kamar tersebut. Dan benar dugaanku, aku harus mengetuk selama 30 kali baru Vidia membukakan pintunya untukku.

"Hai Anaaa"
sapa Vidia sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Hai. Mau belajar dimana?" Tanyaku, langsung tepat pada intinya, entah kenapa aku sedang tidak mood untuk berbasa - basi.

"Disini saja. Teman kamarku sedang tidak disini, masuklah" jawab Vidia sembari masuk ke kamarnya, mengintruksikanku untuk mengikuti di belakangnya.

Aku pun langsung memasuki kamar Vidia. Kamarnya tak jauh beda dengan kamar milikku, hanya berbeda corak wallpapernya.

"Tumben kau mengajakku belajar bersama. Biasanya kau belajar sendiri?" Tanya Vidia, sembari menyodorkan minuman kaleng yang masih dingin.

"Besok sudah ujian. Dan aku sedang jenuh berada di kamar" jawabku sekenanya, sambil membuka minumanku.

"Oh, come on Ana. Kau masih tak kuat untuk bertemu dengan Kak Nata? Ia teman satu kamarmu, sayang. Tak mungkin kau biarkan rasa takutmu menjalar sampai besok ia lulus. Bagaimanapun, ia juga sahabatmu. Kau tak ingat?"

Incandescent. [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang