"Ana!"
Aku mengerang sebentar mendengar Mom memanggilku dari bawah. Ini masih pagi, mengapa Mom sudah berbaik hati untuk membangunkanku?
"Ana? Kau dengar aku, sayang?"
Aku pura - pura tak mendengar walaupun Mom sudah dua kali memanggilku. Aku sedang malas untuk bergerak sekarang, ditambah lagi aku masih mengantuk karena semalaman menemani Nathan via video call. Yang aku inginkan sekarang hanyalah bermesraan dengan gulingku seharian penuh.
"Ana! Kau masih tidur?"
Dan panggilan ketiga Mom juga tak kupedulikan. Masa bodoh. Aku masih mengantuk. Aku mengeratkan dekapanku pada guling kesayanganku dan merapatkan selimut yang dari perutku ke seluruh kepalaku.
Abiana menjadi anak durhaka sekarang.
Rupanya sikap tak peduliku pada Mom menyebabkan wanita yang paling aku sayangi itu menyusulku di kamar dan menarik selimutku. Dan tak lupa, omelan khas orang tua pada umumnya langsung menyeruak ke gendang telingaku.
Dan sisi seorang Theresia Abiana yang suka untuk berpura - pura tidur dan bodoh pun muncul.
"Theresia Abiana?! Kau mendengar Mom sedari tadi?"
"Mmmmm"
"Bangunlah sayang..."
"Mmmm"
"Perawan tidak baik bangun siang - siang, sayang"
"Hah? Oh. Hmm"
"Jangan - jangan kau sudah tidak perawan?!"
Tuduhan Mom atau lebih tepatnya pekikan Mom membuatku langsung terlompat dari posisi tidur menjadi posisi duduk. Bisa - bisanya Mom menuduh anaknya sendiri sudah tidak perawan.
"Benar bukan. Kau baru bangun karena Mom berkata seperti itu. Kau benar - benar sudah tidak perawan, Abiana?" Tanya Mom penuh selidik. Jari telunjuknya yang terpoles cat kuku berwarna merah pun mengacung ke arahku.
"Enak saja! Aku masih polos, Mom" elakku sembari memasang wajah kaget. Sekaligus ingin tertawa, tentunya. Aku sedikit geli dengan arah pembicaraan ini.
"Wow, padahal Nathan sangat tampan dan panas" gumam Mom, aku ragu pernyataan itu ditunjukkan untukku atau untuk konsumsi Mom sendiri. Aku terkikik geli.
"Tapi tak apa. Kau anak pintar, sayang. Karena kau pintar, kumohon sekarang bangun. Sudah pagi" ucap Mom lagi, yang membuatku mengerang kesal.
"Oh God, Mom! Kenapa kau menyuruhku bangun. Biasanya kau tak peduli sekalipun aku bangun kelewat siang" ucapku sambil mengerucutkan bibirku kesal.
"Hari ini kita kedatangan tamu, sayang!" Jawab Mom dengan wajah ceria.
"Oh, wow" ucapku sarkastik, namun malah dijawab oleh Mom dengan menarik tubuhku meninggalkan kekasih sejatiku a.k.a kasur indahku dan menggiringku menuju kamar mandi yang terletak disebelah kamarku persis. Dan sebelum meninggalkanku dengan sebuah handuk, Mom berkata dengan ringannya
"Mandi yang bersih, sayang! Mom akan pilihkan baju untukmu"
Dan aku merasa hari ini akan berjalan dengan buruk.
***
Setelah selesai membersihkan tubuhku, aku langsung mengecek ke kamar apa yang Mom pilihkan. Betapa terkejutnya aku ketika melihat little black dress yang aku pastikan bahwa itu punya Mom semasa ia masih muda dan panjangnya kira - kira hanya selututku atau malah diatasnya tergeletak diatas kasurku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Incandescent. [Discontinued]
Teen FictionDua keberuntungan yang didapat seorang Theresia Abiana adalah: 1. Mendapat Beasiswa di International Boarding School 2. Satu kamar dengan senior tampan yang memiliki mata hijau memabukkan, hidung mancung, bibir merah muda, dan garis rahang yang taj...