PERSIAPAN hari itu sudah siap. Azkia yang baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Bersiap untuk memulai harinya itu dengan semangat dan penuh percaya diri. Rasa kesedihan dan kesakitan kemarin. Ia coba untuk hapuskan dari dalam dirinya. Mencoba tak mengingat apa yang terjadi kemarin terhadapa keluarganya. Cukup dengan keberadaan mamah dan adiknya saja. Ditambah dengan adanya Esha, itu sudah membuatnya lebih tenang. Ia merasa beruntung memiliki teman seperti Esha. Setelah kemarin dan semalam ia menumpahkan semua kesedihannya didepan Esha. Ia sedikit merasa lega.
Sedangkan Esha sudah siap. Dikarenakan Esha lebih dulu selesai membersihkan tubuhnya. Kini Esha sedang memasukan barang-barang yang seperlunya dibawa. Memasukannya kedalam tas kecilnya itu. Azkia pun ikut melakukan kegiatan yang sama seperti Esha.
Azkia, Esha, dan Cessy sedang memakan sarapan mereka di meja makan. Sedangkan mamah Azkia sedang berada diruang tamu. Sang mamah sedang mendiskusikan soal keamanan rumah. Mamah Azkia memutuskan untuk memperketat keamanan disekitar rumah mereka. Satpam yang berjaga pun kini menjadi empat orang. Yang sebelumnya hanya satu orang, dan kebetulan sekali. Ketika kejadian itu, satpam yang biasanya menjaga rumah Azkia sedang ijin untuk mengantar istrinya kerumah sakit.
Maka dari itu mamah Azkia memutuskan menambah anggota satpam yang menjaga rumah mereka. Dikarenakan juga sang mamah mengetahui niat kedatangan mantan suaminya itu. Untuk membawa putri bungsunya. Ia mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi nantinnya. Walau mantan suaminya sudah diberikan surat peringatan dari pihak kepolisian. Atas kejadian kemarin. Tak menutup kemungkinan mantan suaminya akan melakukan hal yang mungkin cukup gila nantinya.
Setelah perbincangan antara orang tua Azkia dengan beberapa orang yang akan menjadi petugas keamanan rumahnya selesai. Mamah Azkia kembali menghampiri mereka yang ternyata sudah selesai dengan sarapan mereka masing-masing.
"Kalian sudah siap" ucap mamah Azkia dengan penuh semangat dan harapan baru.
"Siap doang mahh" hanya Cessy yang menjawab pertanyaan mamahnya. Sembari memberikan jempolnya. Sedangkan Azkia dan Esha hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Yasudah kalo begitu. Mari kita berangkat" mamah Azkia pun lebih dahulu berjalan ke halaman rumah, dan disusul dengan mereka mengikutinya. Walau masih ada rasa kesedihanan didalam keluarga itu. Tetapi mereka semua mencoba melupakan apa yang sudah terjadi. Esha pun begitu. Ia dapat merasakan kesedihan yang dirasakan oleh keluarga Azkia saat itu. Ia pun bertekad, mencoba menunjukan semangat dan keceriaan hari itu. Dengan tidak menampilkan rasa khawatir ataupun pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut dengan kejadian yang keluarga Azkia alami kemarin.
Mobil yang mereka pakai kini sudah melaju dijalanan ibu Kota. Keadaan kota saat itu belum terlalu padat, dan cuaca saat itu juga cukup cerah. Membuat perjalanan mereka cukup lancar di pagi itu.
Esha yang berada dibangku samping supir, sedangkan Azkia, sang mamah, dan Cessy berada di bangku tengah. Esha dapat melihat kebahagiaan dari keluarga shabatnya itu. Yang tergambarkan saat candaan Cessy dengan mamahnya Terjadi, dan sesekali Azkia ikut bercanda dengan mereka. Esha hanya tersenyum melihatnya. Berusaha tidak ingin mengganggu mereka. Ia kembali menatap arah depan. Melihat kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang saat itu. Ia merasa ikut bahagia berda didalam keluaraga Azkia saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST - (SELESAI)
RandomTHE PAST Kembalilah Selagi Bisa Tentang kehidupan yang di lalui oleh gadis yang bernama Azkia Putri Dyvetta. Gadis sulung dari dua bersaudara. Orang-orang biasa memanggil Azkia atau Azz. Seorang gadis yang dibilang cukup pemberani, ceri, dan sedikit...