AZKIA terlihat sedang melamun diatas brankarnya. Pikirannya masih terus memikirkan mengenai kedua kakinya. Tentang bagaimana ia akan melakukan aktivitasnya dengan keadaan kedua kakinya yang seperti itu. Pikirannya terus membayangi, akan berapa banyak hal yang munggkin merepotkan orang lain karena dengan kondisi yang seperti itu.
Sudah satu minggu berlalu, setelah Azkia tersadar. Saat itu, Azkia sedang di bantu oleh sang mamah dan Grizel diruangannya. Mereka sedang merapihkan barang-barang bawaannya yang ada di dalam ruangan itu. Ruangan yang sudah sebulan lebih, menjadi tempat persinggahan mereka.
Hari itu Azkia sudah dibolehkan untuk pulang. Setelah kondisinya benar-benar sudah dinyatakan membaik. Cedera yang ada di otaknya pun telah sembuh, namun tidak untuk kedua kakinya. Azkia kini harus memakai sebuah kursi roda, untuk membantunya dalam berjalan.
Ada rasa kesedihan di dalam hati Azkia, namun ia harus dapat menerima kenyataan itu. Kenyataan yang mau tidak mau harus ia jalani. Dengan kondisi kakinya yang saat itu benar-benar tak dapat ia rasakan, ataupun untuk digerakan.
Ketika di rasa mereka sudah merapihkan dan menaruhnya semua barang bawaan di dalam satu koper. Mereka mulai berjalan meninggalkan tempat itu, melewati lorong-lorong rumah sakit. Azkia yang terduduk di atas kursi roda, dan terlihat sang mamah yang mendorongnya dari belakang. Di sebelah mereka, ada Grizel yang membantu membawa satu koper yang tidak terlalu besar dan sebuah ransel di punggungnya.
"Hai Azkia. Selamat yah kamu sudah bisa pulang." Ucap sang dokter ketika mereka bertemu di lobby rumah sakit, dengan senyuman yang ia berikan kepada Azkia. Dokter itu yang telah merawat Azkia selama berada di rumah sakit.
"Makasih juga yah bud
dokter, sudah merawat aku selama ini. Sehingga aku kembasehat seperti ini" balas Azkia dengan nada yang sangat sopan."Sama-sama, sudah menjadi tanggun jawab saya ko. Memberikan yang terbaik terhadap pasien, dan kamu jangan pernah menyerah yah. Jangan pernah menyesali apa yang telah terjadi. Untuk masalah kedua kaki kamu, itu masih bisa disembuhkan ko, asalkan ada kemauan dan semangat dari kamu. Saya yakin kaki kamu akan kembali seperti semula jika kamu selalu semangat" ucap sang dokter yang kini berada di depan Azkia. Sambil membungkukkan tubuhnya yang mengelus halus rambut dari Azkia.
"Iya bu dokter, aku akan selalu berusaha melatih kembali kedua kaki aku, aku juga akan mencoba agar selalu semangat. Makasih yah atas sarannya dan semuanya bu dokter" balas Azkia. Lalu sang dokter memeluk Azkia, sebagai tanda perpisahan mereka. Azkia pun membalas pelukan sang dokter itu.
"Sekali lagi makasih, bu dokter Tiara" ucap lagi Azkia di dalam pelukan mereka, kini Azkia menyebut nama dari dokter itu yang ia lihat sesaat name tag di jubah putih dari sang dokter. Dokter Tiara yang mendengar namanya disebutkan pun mulai melepaskan pelukannya secara perlahan, lalu tersenyum menatap Azkia. Sedangkan sang mamah dan Grizel yang melihat mereka, ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST - (SELESAI)
De TodoTHE PAST Kembalilah Selagi Bisa Tentang kehidupan yang di lalui oleh gadis yang bernama Azkia Putri Dyvetta. Gadis sulung dari dua bersaudara. Orang-orang biasa memanggil Azkia atau Azz. Seorang gadis yang dibilang cukup pemberani, ceri, dan sedikit...