HARI ini. Seperti biasa, Azkia sedang menghabiskan sarapannya di meja makan. Sudah hampir sebulan Azkia ikut kembali berkumpul bersama untuk makan bersama. Sesaat lamunan terlihat dari wajah Azkia ketika makanan yang berada dihadapannya telah habis. Azkia mamis memikirkan percakapan dengan Cera semalam. Kemudian ia teralihkan dengan suara yang timbul dari ponselnya. Ada pesan masuk yang ia terima.
Setelah membuka ponselnya, terlihat pesan yang masuk ke ponselnya itu. Yang berasal dari Cera."Bawel banget dah" gumam Azkia dalam hati ketika melihat pesan dari sahabat lamanya itu. Namun ada senyum kecil yang keluar dari wajahnya tanpa ia sadari, dan hal itu dilihat oleh sang mamah."Udah lama mamah tidak melihat senyum kamu itu kaa" sang mamah sangat senang melihat senyum kecil yang keluar dari wajah putri sulungnya itu. Ia merasa sudah lama tidak melihat seyuman manis itu.
"Sudah selesai ka sarapannyaa?" Tanya sang adik setelah melihat piring yang berada di hadapan kakaknya telas kosong.
"Iyah dee. Ywdah yuk kita berangkat." Azkia dan adiknya lalu bergegas untuk berangkat kesekolah. Tidak lupa sebelum mereka berangkat, mereka terlebih dahulu berpamitan kepada sang mamah. "Mah kita berangkat dulu yah" Mereka juga tidak lupa untuk mencium tangan dari sang mamah sebelum meninggalkan rumah.
Suasana di dalam mobil. Cuaca hari ini sedikit mendung, terlihat jalanan yang masih basah setelah diguyur hujan tadi malam. Mungkin hujannya baru berhenti pukul lima tadi. Perlahan Azkia menghebuskan nafasnya dengan kasar, mengingat kembali akan percakapannya dengan Cera lagi. Ia memutuskan untuk memcoba merubah sikapnya seperti dulu. Walau didalam hatinya masih ada keraguan, dan rasa ketakutan akan kesalahannya yang ia rasakan selama ini. Ia ingin mencobanya.
Sebenarnya Azkia membuat kesepakatan dengan sahabtnya itu. Ia takut jika kehadirannya membuat sahabatnya celaka. Seperti yang terjadi dengan sahabat mereka berdua. Lalu ditambah dengan kondisi Azkia yang waktu itu tidak sedang stabil. Emosinya selalu meninggi ketika bertemu dengan orang-orang yang ia kenali. Ia juga merasa malu bergaul dengan Cera. Ia merasa hanya akan pembawa sial. Walau mereka sudah mengenal sedari kecil. Perasaan itu seketika muncul setelah kejadiaan itu. Namun Azkia tersadara atas perkataan Cera tadi malam. "Semuanya tidak akan membaik jika ditanggung sendiri" tanpa ia sadari, seyum tipisnya keluar dari lamunan di dalam perjalanannya.
"Kaa, kaa bangun"
"Ehh iyaa dee, kakak engga tidur ko" balasan singkat Azkia mendengar panggilan dari sang adik. Sesaat ia meliha di sekitar, merasa mobil yang mereka naiki sudah berhenti. "Sudah sampe yaa"
"Iyah udah sampe, aku kira kakak ketiduran. Soalnya diliatin diem aja dari tadi."
"ywdah yuu turun dee"
"iyah kaa"
"Oh iyah Pak nanti pulang gausah di jemput, soalnya kita ada eskul. Mungkin aku dan Cessy akan memesan grab car saja untuk pulang nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST - (SELESAI)
DiversosTHE PAST Kembalilah Selagi Bisa Tentang kehidupan yang di lalui oleh gadis yang bernama Azkia Putri Dyvetta. Gadis sulung dari dua bersaudara. Orang-orang biasa memanggil Azkia atau Azz. Seorang gadis yang dibilang cukup pemberani, ceri, dan sedikit...