29 Juli 2022
SEPERTI hari-hari sebelumnya. dipenghujung hari. Tepat dihari terakhir liburan sekolahnya. Ingatan akan kenangan di masa lalunya. Masih saja teringat kuat di dalama pikiran seorang Azkia. Ia masih selalu menyalahkan dirinya. Dari kejadian yang menimpahnya di masa lalu. Kenangan bersama sahabat-sahabatnya dan maupun kenangan tentang keluarganya. Mampu merubah sikapnya hingga saat itu. Liburan sekolah yang akan segera berkhir. Namun tidak ada yang spesial dari liburanya kala itu. Selama liburan, ia hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar saja. Terlebih hanya lamunan yang menemani hari-harinya. Ia bahkan tak sama sekali keluar untuk berjalan-jalan atau sekedar mencari udara segar diluar rumah.
Azkia, yang sedang terduduk santai. Di atas kursi belajarnya itu. Ia memandangi langit diluar jendela kamarnya. Cuaca saat itu pun memang sedang hujan. Dipenghujung bulan Oktober. Memang didaerahnya hampir setiap hari diguyur oleh hujan. Azkia menatap kosong langit pada sore itu. Pikirannya kembali mengingat jelas, akan kejadian yang sangat menakutkan bagi dirinya. Kecerian, yang biasa nampak dari wajahnya. Kini sudah hilang sejak saat itu. Tidak ada lagi Azkia yang ceria atau jahil. Semenjak kejadian itu. Ia sekejab berubah. Sosoknya begitu dingin dan cuek terhadap orang-orang disekitarnya. Bahkan ia sudah jarang sekali berbicara dengan sahabat lamanya.
Hujan pun semakin deras menguyur halaman rumahnya. Langit pun ikut menjadi gelap. Angin yang mulai berhembus melalui lubang-lubang jendela kamarnya, mulai menusuk paksa kearah tubuhnya. Hari yang akan segera berganti malam. Menambahkan suasana di sekitar semakin dingin baginya.
Sesekali suara dentaman petir pun terdengar olehnya. Hingga, tak terasa hari benar-benar berlalu begitu saja. Waktu pun sudah menunjukan pukul 18.10 WIB.Tok|Tok|Tok
"Azkia, mamah masuk yah." Terdengar ketukan dipintu kamar Azkia, dan terdengar suara sang mamah dari luar pintu kamarnya. "Iya mah, masuk aja engga dikunci ko"
CLEK
Sang mamah pun membuka pintu kamar Azkia. Setelah mendengar jawaban dari putri sulungnya itu.
Ia melihat kesudut kamar Azkia, dan melihat putrinya sedang terduduk di kursi belajarnya. Putrinya terlihat masih saja murung seperti itu. Semenjak kejadian itu. Yang sudah hampir setahun. Sang mamah selalu saja melihat putrinya seperti itu. Masih belum banyak perubahan dari putrinya. Sang mamah sangat mengetahui perubahan sikap anaknya. Tidak ada lagi keceriaan yang dilihat dari putrinya. Bahkan untuk bercerita atau mengobrol pun sudah jarang sekali ia dapatkan."Kaa, kamu sudah mandi, jika belum kamu mandi dulu sana, setelah itu jangan lupa sholat yah sayang. Mamah sudah buatkan makan malam. Nanti kita makan malam bersama yah. Mamah buat makanan kesukaan kamu tau kaa." Azkia hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada mamahnya. Ia lalu mulai beranjak dari kursinya. Yang sudah sedari sore ia duduki. Azkia mulai melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Yang berada didalam kamarnya, dan meninggalkan sang mamah yang masih berada didalam kamarnya.
Ketika ingin keluar dari kamar putrinya. Sang mamah tidak sengaja melihat kearah meja belajar putrinya. Ia melihat buku catatan dari putrin sulungnya itu, dan terdapat photo dibagian, selipan dari buku putrinya. Sang mama pun sedikit penasaran dengan photo itu, dan mencoba melihat photo tersebut. Setelah mengambilnya, ternyata itu photo sahabat dari putrinya. Sang mamah menatap photo tersebut, dan terlihat senyuman dari ketiga gadis yang berada didalam photo tersebut. Tanpa disadari pun sang mamah ikut tersenyum melihatnya. Terlebih ketika sang mamah melihat photo ketiga gadis itu. Ia melihat ada putrinya yang sedang tersenyum bahagia. Tanpa disadari. Sang mamah sangat merindukan akan senyuman dari wajah putri sulungnya itu. "Semoga senyuman bahagia seperti ini, dapat kembali mamah lihat dari wajah kamu lagi yah kaa" Lalu sang mamah kembali menaruh photo tersebut ketempat seperti semula, dan mulai meninggalkan kamar putrinya.
Setelah selesai dengan kegiatan yang diperintahkan oleh mamahnya tadi. Azkia kini sudah berada di meja makannya. Terlihat juga sang mamah dan adiknya, yang berada di meja makannya. "Huu" perlahan Azkia membuang nafasnya. Melihat keluarganya sudah berebeda, sudah tidak utuh seperti dulu. Beberapa detik berlalu. Azkia mulai menyantap makan malamnya.
"Kalian besok sudah mulai sekolah kan sayang" ucap sang mamah kepada kedua putrinya, disela aktivita makan malamnya.
"Iyah mah" balas dari putri bungsunya.
"Belajar yang giat yah dee, kamu kan sudah kelas 9. Persiapkan yah untuk ujian akhir nanti"
"Pasti dong mah" balas lagi sibungsu, kepada mamahnya sembari memberikan seyuman dan dibarengi jempolnya.
"Kamu juga yah kaa, semangat sekolahnya" ucapa sang mamah kembali kepada Azkia.
"Iyah mah, Kakak bakal semangat ko." Balas Azkia dengan nada datar sepertia biasanya. Tidak ada semangat yang terlihat. Namun sang mamah sudah mengerti, ia tidak mempermasalahkan itu. Karena mamahnya tau apa yang sedang dirasakan oleh putrinya.
"Kaa, besok berangkat bareng yah." Ucap sang adik, sembari masih sibuk dengan makanan yang ada didepannya.
"Kakak kan bawa motor dee, kamu diantar sama Pak Bayu aja yah dee" balas Azkia yang mencoba menolak permintaan dari sang adik.
"Ihh kaa, kan udah lama kita ga berangkat bareng, sekali-sekali lah kaa" rengek sang adik, sembari memanyunkan bibirnya. Membuat sang mamah malah tersenyum melihat tingkah laku si bungsu.
"Iyah kaa, mendingan kamu diantar Pak Bayu aja yah, biar kalian berangkan barengan besok. Tidak usah bawa motor dulu" sambung sang mamah, mencoba melerai keduannya.
"Ywdah deh iyah, kakak engga bawa motor ko" balas pasrah Azkia ketika mendengar ucapan mamahnya. Ia tidak membantah apa yang sudah dikatan oleh mamahnya.
"Yeay, gituh dong kaa. Kan aku kangen tau berangkat bareng kakak" adiknya memberikan seyuman manisnya kepada sang kaka, dan memeluknya. Sudah hampir beberpa bulan lalu Azkia berangkat sekolah membawa kendaraan sendiri dan tidak pernah lagi berangkat bareng dengan sang adik.
Azkia kini sudah kembali berada didalam kamarnya. Setelah menyelesaikan, makan malamnya. Ia langsung kembali kekamarnya, yang disusul juga oleh sang adik.
Azkia kembali duduk dikursi belajarnya. Ia kembali melihat sebuah photo yang berada diselipan buku catatanya itu. Yang dilihat oleh mamahnya tadi. Tanpa sepengetahuan Azkia. Ia sedikit mengelus seseorang yang berada diphoto tersebut. Tanpa di sadari juga, air matanya sudah mulai menetes. "Gua kangan loh, apa lu disana baik-baik aja. Apa gua juga bisa semangat lagi ngejalanin hari-hari gua kedepannya." Setelahnya ia menaru kembali photo itu dan menaruh buku catatannya ke dalam susunan buku lainya yang berada di rak dihadapannya. Ia mulai mematikan lampu berniat untuk istirahat.Bersambung...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terima kasih yang sudah menyempatkan untuk membacanya. Maaf juga jika ada penulisan yang kurang berkenang atau typo.Ohiya cerita ini hanya fiksi belaka yah, jangan dianggap serius apa lagi disangkutpautkan dengan karater aslinya.
Jangan lupa vote juga yah kalo kalian suka dengan ceritanya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST - (SELESAI)
RandomTHE PAST Kembalilah Selagi Bisa Tentang kehidupan yang di lalui oleh gadis yang bernama Azkia Putri Dyvetta. Gadis sulung dari dua bersaudara. Orang-orang biasa memanggil Azkia atau Azz. Seorang gadis yang dibilang cukup pemberani, ceri, dan sedikit...