BAB 11. Semesta yang sulit dimengerti

21 2 0
                                    

Sepulang sekolah, Flora pulang bersama Nash, Arsen, dan juga Daffa. Sedangkan Saros, masih bersaa Alora da Olive untuk pergi ke mini arker membeli berapa kebutuhan mereka yang menipis.

"Gue mau nanya-"

"Kamu nanyak?"

Spontan leher Flora langsung diapit oleh Nash, gadis itu tertawa sambil berusaha melepaskan diri dari Nash. "Kampret lo Flo."

"Hahaha sory-sory, lo mau nanya apa?"

Arsen dan Daffa hanya menyimak, sedangkan FLora benar-benar menunggu pertanyaan dari Nash. "Kita manusia hidup di darat kan? tapi bisa lihat wujud air. Nah pertanyaan gue, ikan yang hidup di air emang bisa lihat udara?"

Arsen dan Daffa spontan tertawa mendengarnya, sedangkan Flora tentu saja langsung melepas Jas Almamaternya untuk menyabet badan Nash karena kesal.

"Astafirullah Nashrul!"

"Liat aja lo jangan kaget kalo nanti malem lo muntah paku. Jangan di bantuin nanti Mas, biarin."

Nash terbahak, memang ada yang salah dengan pertanyanya? Kan ia bertanya dengan sunguhan, yang juga sejujurnya ia penasaran dengan bentuk udara meski di dalam mata pelajaran sudah di jelaskan jika udara disebut partikel gas yang tidak dapat dilihat.

"Mampus lu Nash, gue mau pura-pura budeg pas lo minta tolong." Tambah Arsen. Flora langsung tersenyum sinis, "Mas Daffa juga mas, jangan nolongin."

"Ga ada ahlak lu semua dah, aelah gue nanya beneran ege!"

Mereka tertawa, namun tak lama sebuah mobil berhenti di depan mereka, dan mau tak mau ketiganya berhenti. Daffa menyerit heran, ia merasa tak asing dengan mobil itu.
"Penculikan ni jangan-jangan." Ujar Nash

"Organ lo gak laku." Cibir Flora sambil menyenggol lengan Nash. "Sok tahu lo."

"Gue kek kenal--" gumam Daffa, Arsen spontan menoleh dan menatap Daffa dengan menyerit, "Siapa Daf?"

Seorang gadis yang masih lengkap dengan seragam putih abu-abu turun dari mobil, Nash yang melihatnya pun langsung terkesima saat gadis itu tersenyum kearah mereka.
"KAKAK!!"

"Lah-- astaghfirullah!"

Nash dan Arsen terbengong melihat gadis yang baru saja turun dari mobil itu langsung berlari kearah Daffa dan langsung memeluk lelaki itu erat-erat. Bahkan tawa ceria dari gadis itu hampir membuat Nash tidak berkedip.

"Adiknya Mas Daffa." Ucapan Flora membuat Arsen ber-o ria sambil mengangguk, sebelumnya mereka memang belum pernah bertemu.

"Daffina, kok lo bisa disini?" Tanya Daffa terheran.
"Bisa dong, Bunda yang bilang katanya lo KKN di sekolah lo dulu, ya gue pulang lah. Emang lo gak kangen gitu sama gue?" Daffa terkekeh, sudah hampir 3 bulan ia bertemu Daffi hanya lewat vidio call. Ia peluk kembali adiknya erat-erat tanpa perduli teman-temannya yg speechless.

Flora yang melihatnya pun tetiba juga rindu pada Elio, jangankan berjumpa, mengabarinya saja ia jarang, membalas pesannya pun hanya sesempatnya. Baru beberapa Minggu, ia terasa jauh dari saudaranya.

"Ehem, kenalin kek." Cibir Nash memecah suasana.

Daffina yang baru sadar akan teman-teman Daffa langsung kikuk, saking senangnya bertemu dengan Daffa, ia lupa jika lelaki itu tengah bersama teman-temannya.

"Hehe, halo Kakak-kakak semua. Sory ya, gue kesenangan ketemu Kak Daffa, jadi kelepasan deh."

"Gapapa, sans aja cantik." Baru sepatah kata manis yang keluar dari mulut Nash, tatapan Daffa sudah seolah akan merajam lelaki itu.

12. Bumantara dengan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang