Bab 22. Kenangan itu akan tetap ada

15 1 0
                                    

Alangkah indahnya jika kalean vote dulu ehee:)
Atau kalean mau tak cium?
Sini merapat hahaha.

Cek sound dulu

Let's get it.

Pagi lagi-lagi datang, dan pagi ini agenda KKN yang akan di laksanakan yaitu kerja bakti dengan masyarakat setempat. Kelompok Arsen sudah siap dengan alat kebersihan mereka masing-masing, begitu pun warga komplek yang juga sudah berkumpul di lapangan dekat sekolahan. Beruntungnya, warga sangat antusias dengan acara mereka, mungkin setelah ini, mereka akan mengadakan acara kecil-kecilan untuk mengucapkan rasa terimakasih atas diterimanya kelompoknya melaksanakan tugas KKN disana. Meski dalam tugasnya mereka di fokus kan pada sekolahan, dalam beberapa hal, mereka juga harus berkontribusi dalam masyarakat.

"Oke, selamat pagi Ibu-ibu, Bapak-bapak, Kakak-kakak sekalian. Terimakasih telah berkumpul disini bersama saya dan rekan-rekan saya. Terimakasih telah berpartisipasi dalam acara ini. Dan semoga kedepannya menjadi lebih baik." Ucapan Arsen langsung dihadiahi tepuk tangan warga setempat.

 Flora yang berdiri di belakang bersama Saros, "udah 2 bulan aja kita di sini ya kan?" Ujar Saros.

"Jangankan cuma buat 3 bulan Ros, gue dulu 3 tahun aja cepet banget rasanya." Jawab gadis itu sambil masih terfokus pada Arsen yang masih berbicara di depan.

"Gue lihat Mas Arsen berasa lihat Mas Daffa dulu pas masih sekolah." Lanjutnya.

"Daffa?"
Anggukan dari Flora langsung membuat mereka menoleh langsung pada sosok Daffa yang berdiri sambil memegang kamera di sisi kanan.
"Percaya gak? Mas Daffa dulu bukan orang mageran kaya sekarang. Dia beda banget sama yang dulu."

"Yah, namanya orang Flo. Pola pikirnya bisa berubah kapan aja karena faktor." Jawab Saros.

"Gue jadi penasaran gimana masa sekolah kalian. Kayanya seru kalo denger cerita dari guru-guru di sana." Lanjutnya.

"Nanti habis ini kita keluar gimana? Gue ceritain sampai lo mabok."

****

Malam hari di indekos Asri beberapa hari lalu

"Flora gimana Daf?"

Pertanyaan itu terlontar dari mulut Arsen ketika melihat Daffa masuk kedalam indekos. Lantas lelaki itu ikut duduk lesehan dengan teman-temannya.

"Udah mendingan. Udah bisa ketawa gara-gara kucingnya Olive nyolong jajannya Alora."

Nash terkekeh, lelaki itu menyeruput kopinya lalu berujar, "dia kaya apa sih Daf, kok sampe Flora kaya gini?"

Daffa terdiam sesaat, "orangnya atau sifatnya?"

"Dua-duanya." Jawab Nash

"Lo tau Raksa, anak kelas yang Flora ampu? Orangnya mirip kaya dia. Wajahnya persis banget, cuma Rasalas agak lebih tinggi, se Arsen lah kurang lebih."

"Kalau sifatnya?" Tanya Saros.

"Gue kurang kenal banget, tapi baik anaknya, gue pernah satu ekskul. Dan yah, cuma Flora yang tau dia kaya apa."
"Setahu gue, mereka deket banget. Dan setelah dia gak ada pun, Flora jadi lebih tertutup, gue makin jarang lihat dia sampai akhirnya gue lulus dan gak tau lagi soal mereka. Tau-tau Flora sama gue satu kelas dan dia udah berubah." Kemudian Daffa menyerit, sedikit aneh dengan pertanyaan teman-temannya.

"Kenapa tiba-tiba kalian tanya soal itu?"

"Daf, kita kan kenal nih sekarang. Kita mau bantuin Flora, dia mau lupain Rasalas kalau pelakunya ketemu kan? Kita bakal bantu." Jawab Saros.

12. Bumantara dengan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang