"Ma … maksudnya? Lo punya dendam pribadi sama dia?""Bisa dibilang begitu. Dan Gue gak akan biarin Erlangga bahagia sebelum Gue lihat dia menderita."
"Jahat banget Lo."
"Bukan Gue, tapi Lo sama Erlangga. Sekarang Gue tanya lagi, apa Lo mau jauhin Erlangga dan balikan sama Gue?"
***
"Aline kemana, kok gak kelihatan?"
"Tadi sih katanya keluar sebentar, gatau kemana." Vina menggulung rambutnya lalu beranjak menuju kamar.
"Tolong cari adik Kamu ya!" Perintahnya pada Gino.
"Yaudah Bu, Gino cari dulu."
Saat hendak keluar rumah, Gino melihat Aline sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah lesu.
"Aline. Lo dari mana?"
Mendengar nama Aline membuat Vina langsung menoleh dan menghampirinya.
"Iya Nak, Kamu kok lama banget, habis dari mana?" tanya Vina antusias.
"Gak dari mana-mana kok. Aline ke kamar dulu," ucapnya lesu, dan menerobos masuk meninggalkan Vina dan Gino yang masih kebingungan.
"Adik Kamu kenapa?"
"Ga tau," balasnya sambil mengedikkan bahu.
***
Erlangga memarkirkan motornya di halam rumah Aline. Ia langsung mengetuk pintu dan tidak lama, ibu Aline keluar dengan senyuman terpancar begitu melihat Erlangga.
"Eh Erlangga. Cari Aline?"
"Iya Bu, mau berangkat bareng kaya biasanya."
"Aline nya sudah berangkat duluan tuh."
"Masa sih? Sama siapa, Bu?" tanyanya dengan raut tidak yakin.
"Gak tau sih, soalnya ibu gak lihat."
"Kok Aline gak nungguin Gue sih. Mau ngerjain Gue nih ceritanya?" Batin Erlangga.
"Yaudah Bu, kalau begitu Saya berangkat ke sekolah dulu, permisi," pamitnya sambil menyalami Vina.
"Yaudah hati-hati!"
***
Erlangga memarkirkan motornya lalu beranjak menuju kelas. Tanpa sengaja matanya menangkap sosok yang begitu mirip dengan Aline sedang berjalan dengan seorang pria di kejauhan.
"Aline sama Dehan? Itu beneran Aline apa bukan sih? Tapi masa iya?"
Ting
Ponselnya berbunyi, Erlangga langsung merogoh ponsel miliknya dari saku celana birunya itu.
Aslan: ["Kita ketemu di ruang osis!"]
Selesai membaca pesan dari Aslan, Erlangga kembali memasukkan ponselnya ke dalam sakunya dan beranjak menuju ruang osis.
"Istirahat nanti, Lo tunggu Gue! Kita sama-sama ke kantin," tegasnya pada Aline saat sudah sampai di depan kelas gadis itu.
Aline mengepalkan tangan seakan ingin memukul wajah pria dihadapannya saat itu juga. Kalau bukan karena ancaman pria itu tadi malam, ia tidak akan mengikuti permintaan pria busuk di hadapannya.
Dehan dengan tidak sopannya mencium kening Aline membuat mata gadis itu melotot seketika.
"What? Dehan barusan cium Aline? Demi apa woy ini berita new," teriak Luci heboh. Aline berbalik dan menatap ke dalam kelas, dan benar saja, disana banyak siswa menatap ke arah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Teen FictionMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...