Part37. Kejutan Aline

14 4 0
                                    


Reno berbalik sedikit menatap Aline yang sepertinya sedang dilanda bahagia. Matanya beralih pada coklat yang berada di tangan gadis itu. Jika dilihat-lihat, sepertinya ia akan memberikannya pada seseorang.

Reno perlahan mengulum senyum saat tubuhnya bekerja menarik partikel-partikel kebahagiaan yang terpancar dari Aline.

Jam istirahat tiba, inilah yang selalu ditunggu-tunggu Aline dari tadi. Dengan langkah pasti, ia berjalan keluar dari kelas menuju kelas Erlangga, target utama.

Setelah melewati beberapa kelas, Aline akhirnya sampai di ambang pintu kelas Xll MIPA 1, kelas Erlangga.

Matanya langsung mengarah pada kursi pria itu. Bibirnya Menyunggingkan senyum saat melihat orang yang dicari sedang duduk di kursinya namun terlihat sibuk.

Brakk

"Hai, Erlangga."

"As … taga …"Erlangga mendongak melihat siapa yang sedang mengganggunya.

"Aline?"

"Iya ini Gue," balasnya cengar-cengir.

"Geser!" pintanya memaksa Erlangga bergeser agar dirinya bisa duduk satu kursi dengannya.

"Sempit, Aline. Lo duduk di depan sana!" cetusnya kemudian beralih menatap buku di meja.

"Gak mau Gue. Lo lagi sibuk belajar ya?"

"Hm."

"Lihat Gue dong!" Aline terus mengguncang tubuh Erlangga namun pria itu sama sekali tidak terusik sedikitpun.

"Erlangga," panggilnya terus merengek.

"Woy, Erlan!!!"

"Apasih, Lin? Lo gak lihat Gue lagi sibuk belajar? Ngertiin Gue sedikit aja!" bentaknya dengan nada tinggi membuat Aline bungkam.

Matanya perlahan memanas mencoba menahan bulir bening yang hendak jatuh dari pelupuk matanya yang kini tampak berkaca-kaca.

"Gu … Gue …"

"Kalau emang ga ada yang penting lebih baik Lo keluar!"

"E … Erlan …"

"Keluar, Aline! Gue bilang keluar!"

Aline dengan susah payah menyeka air matanya. Jangan! Jangan sampai Erlangga melihatnya menangis. Perlahan tapi pasti tanpa Erlangga sadari, Aline meletakkan coklatnya di bawah buku besar Erlangga. Biarlah pria itu sendiri yang melihatnya, atau mungkin tidak. Setelah itu, ia segera berlari keluar dari kelas Erlangga menghindari tatapan dari beberapa siswa yang masih berada di kelas dengan perasaan campur aduk, antara malu, sedih, dan kecewa.

"Arghhhh …." Erlangga mengacak rambutnya frustasi. Gara-gara Aline, fokus belajarnya jadi terganggu, padahal ia sedang serius belajar untuk persiapan ujian kelulusan minggu depan.

"Tumben banget baksonya lebih satu." Kenzi terkekeh saat mengingat kejadian di kantin tadi. Memang biasanya saat memakan bakso, ia selalu menghitung jumlah bakso yang ia beli.

"Lo sih enak, lah Gue? By the way, si Erlangga gak lapar apa? Dari tadi belajar … Mulu." Aslan sambil mengulum permen tangkainya.

"Biasa Bro, orang pintar memang beda," sahut Peter.

Saat sampai di pintu kelas, mereka langsung menghampiri Erlangga yang masih setia di kursinya.

"Woy." Kenzi menggebrak meja membuat Erlangga lagi-lagi menatap kesal.

"Kalian mending belajar juga deh, dari pada sibuk recokin Gue."

"Sibuk sih sibuk Er, tapi ingat makan juga dong!" lontar Aslan.

Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang