"Is nyebelin banget jadi orang."Kenzi dan Peter tertawa senang melihat Aline, namun hal itu tidak berlangsung lama karena tatapan tajam yang Aline lontarkan.
"Yang ikhlas dong! Raciknya yang bener, jangan sampe gak enak!"
"Diem Lo! Kalau gitu Lo aja yang buat." Sewotnya pada Erlangga.
"Berantem terus, kapan selesainya woy?" sela Aslan.
"Si Aline yang salah."
"Lo juga, enak aja salahin orang."
Tit … tit ….
Pandangan kelimanya teralih saat mendengar suara klakson mobil memasuki pekarangan rumah. Aline langsung tersenyum saat tahu bahwa itu adalah mobil sang ayah.
Aline berjalan menghampiri ibunya yang baru turun dari mobil lalu memeluknya dengan erat.
"Duh anak Ibu, lagi ngapain?"
"Tuh."
Vina dan Haryo mengikuti arah tangan Aline yang mengarah pada Erlangga dan teman-temannya.
"Oh ada mereka juga? Yaudah kalian lanjut aja, Mama sama papa mau masuk dulu."
"Mama gak bawa oleh-oleh gitu?"
"Yah, Mama lupa."
"Kok bisa sih? Pah …?" Aline menatap Haryo namun sang ayah juga hanya mengedikan bahunya.
"Yaudah deh, Aku kesana dulu."
"Maaf ya, Nak." Vina merasa sedikit bersalah telah mengecewakan putrinya itu.
Haryo segera menggandeng tangan istrinya masuk ke dalam rumah, sementara Aline kembali bersama Erlangga dan yang lain.
"Muka Lo kenapa kusut begitu?" tanya Aslan.
"Gak dibawain oleh-oleh kayaknya." Kekeh Erlangga.
"Udah diam! Mau Gue cabein mulut Lo?" Kesalnya.
"Singa betina ngamuk." Sambung Peter.
"Na loh, Lo lihat mata si Aline! Siap-siap aja Lo habis diterkam," ujar Kenzi memanas-manasi.
"Udah woy! Kasihan si Aline kalian bully terus, iya gak sipit?" Tambah Erlangga dengan senyum menyebalkan membuat Aline yang sudah habis kesabaran langsung menyodorkan potongan cabe ke dalam mulutnya. Alhasil mulut Erlangga kini merasa kepedasan karena ulahnya sendiri, udah tau si Aline singa betina.
"Rasain Lo. Lo mau juga gak?" Aline menatap horor pada Kenzi.
"Sorry Lin, Gue gak doyan. Kasih Aslan sama Peter aja noh!"
"Mulut Lo sembarangan aja. Jangan Lin, gak lagi deh, suer." Peter mengacungkan dua jarinya menatap Aline dengan sedikit syok.
"Awas Lo pada."
Jangan tanya bagaimana nasib Erlangga sekarang. Pria itu tengah sibuk mengipas-ngipas mulutnya karena cabe yang disodorkan Aline memang sangat pedas. Aslan hanya bisa menahan senyum melihat nasib temannya yang sangat tidak beruntung itu.
"Si serangga kaki dua kenapa tuh?" tanya Gino yang baru saja datang dengan segelas jus penuh di tangannya.
"Puji Tuhan." Erlangga langsung berdiri menghampiri Gino dan langsung mencomot jusnya sampai habis.
"Ah lega. Thanks, Bang. Lo emang paling pengertian deh," ucapnya dengan wajah tidak bersalah.
"Itu minuman Gue, kenapa Lo minum sih?" Kesalnya pada Erlangga.
"Sorry Bang, adek Lo tuh jahat banget. Masa dia sodorin cabe ke mulut Gue."
"Emang iya?" tanya Gino pada Kenzi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Novela JuvenilMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...