"Kok Lo jadi posesif banget sih, Er?" tanya Cerry geram."Perasaan Lo aja. Ayo!" kilahnya menarik Aline menjauh.
"Gu … Gue duluan gays," teriaknya saat Erlangga sama sekali tidak memberinya waktu untuk pamitan.
Cerry dan Reno saling pandang, mereka benar-benar kaget dengan sikap Erlangga barusan.
"Gue nebeng ya, Ren!"
"Yaudah ayo!"
***
"Er, Lepasin woy!"
Erlangga akhirnya melepaskan cekalannya saat mereka sudah tiba di parkiran. Ia memasukkan sebelah sebelah tangannya di saku celana birunya lalu menatap Aline tajam.
"Apa?"
Bukannya takut, Aline malah berkacak pinggang dengan wajah garang.
"Gue 'kan udah bilang jangan mencoba untuk jauhin Gue!" tegasnya.
"Siapa yang jauhin Lo? Gue cuma makan di kantin," jawabnya enteng, membuat Erlangga bertambah geram.
"Kenapa Lo gak ngajak Gue? Lo pergi tanpa Gue, apa itu yang namanya gak ngejauhin?"
Aline melebarkan kedua matanya mendengar penjelasan Erlangga. Menurutnya ucapan Erlangga tadi sangat berlebihan, bagi seorang sahabat.
"Lo kok jadi lebay gini sih? Gue cuma makan, Er. Biasanya juga Lo gak protes kok," kilahnya.
"Beda dulu, beda sekarang." Erlangga menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan Aline.
"Mulai sekarang Lo gak boleh jauh-jauh dari Gue! Apa pun, kemana pun Lo pergi harus kabarin Gue!"
"Helo tuan Erlangga yang terhormat yang otaknya hilang gak tau kemana, plis deh. Lo itu cuma sahabat Gue, jadi Lo gak punya hak ngatur-ngatur Gue dong! Jangan mentang-mentang kita sahabatan dari lama Lo malah melebihi abang Gue."
"Lo gak suka?"
"Jel …"
"Gue gak peduli," potongnya sebelum Aline sempat menyelesaikan ucapannya.
"What? Arghhh …." Aline meremas kedua tangannya geram tepat di depan wajah Erlangga, namun pria itu hanya bersikap santai tanpa dosa.
"Sabar Aline, sabar!" batinnya sambil menarik nafas dalam.
Ia kembali menatap wajah Erlangga dengan tatapan tidak suka.
"Minggir!" cetusnya menyenggol lengan Erlangga dan melewatinya begitu saja.
"Berhenti disitu!"
"Haishhh …"
Aline berbalik badan dengan jengkelnya, begitu juga dengan Erlangga.
"Apa lag …?"
"Lo pulang bareng Gue!" putusnya kemudian melewati Aline menuju motornya.
"Naik!"
Aline tak punya pilihan lain, ia benar-benar malas berdebat lagi. Pikirannya lelah dan ingin cepat beristirahat. Percuma juga kalau terus berdebat, ga akan ada ujungnya.
Aline naik ke atas motor dan langsung memeluk pinggang Erlangga tanpa diminta. Ia lagi malas mendengar ocehan Erlangga yang pasti akan terus memaksanya.
"Gue senang banget kalau Lo peluk, tapi masalahnya jangan kekencengan juga dong! Sakit perut Gue."
"Lo aja yang lembek."
***
Saat ini Cerry dan Reno sedang di perjalanan pulang. Cerry terlihat memeluk pinggang Reno dengan erat karena takut terjatuh karena kecepatan motor Reno berada di atas rata-rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Novela JuvenilMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...