***Aline melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa, hal itu membuat Vina yang hendak keluar dengan ember berisi pakaian basah di tangannya menjadi heran.
"Kamu pulang cepat, Nak?"
Langkah Aline langsung terhenti, kemudian menoleh pada Vina sambil tersenyum tipis.
"Iya, Bu. Ujiannya cuma satu mata pelajaran."
"Oh. Yaudah langsung ganti baju terus makan! Oh ya, kalau sudah selesai, tolong bantu ibu cuci kan piring di dapur ya, Nak!"
"Iya, Bu," jawabnya kemudian melanjutkan langkahnya memasuki kamar.
***
Aslan menghentikan motornya di sebuah warung nasi padang sambil mengulum batang ilalang di mulutnya. Ia menatap warung yang lumayan ramai dengan malas.
Alhasil, Ia memilih untuk duduk di atas motornya menunggu warung agak renggang sambil memainkan ponselnya.
"Bu, nasi padangnya 3!"
Kepala Aslan langsung mendongak begitu mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.
"Tunggu sebentar ya! Silahkan duduk dulu!"
"Iya, Bu makasih."
Cerry segera masuk ke dalam warung lalu duduk di sebuah kursi yang kosong, tanpa menyadari kalau Aslan sedang memperhatikannya.
"Hai, boleh tau nama Kamu?" tanya seorang pemuda duduk di dekat Cerry.
"Ha … hai juga, Kak. Nama Aku …"
"Cerry!!!"
Cerry langsung menoleh dan langsung kaget saat melihat Aslan kini berjalan menghampirinya.
"Aslan?"
"Maaf, Kamu siapa?" tanya pemuda itu menatap Aslan heran.
"Saya pacarnya."
Lagi dan lagi Cerry dibuat kaget mendengar perkataan Aslan barusan. Jantungnya langsung berdegup menanggapi situasi yang sedang dihadapinya saat ini.
"Ma … maksud Lo apa sih?"
Aslan langsung duduk lalu menggenggam tangan Cerry membuat Cerry bertambah syok. Hal itu juga yang terjadi pada pemuda di sebelah Cerry, ia sedikit kecewa mendengar jawaban Aslan, padahal kenyataannya Cerry bukan pacar Aslan.
"Sorry, Gue gak tau kalau Kamu pacarnya," ucapnya dengan nada kecewa lalu beranjak kembali ke kursinya.
Cerry kembali menatap Aslan bingung, ia langsung tersadar kemudian menarik tangannya dari genggaman pria itu.
"Ngapain Lo kesini? Malah ngaku-ngaku pacar Gue segala lagi."
Aslan mengerutkan keningnya mendengar ucapan Cerry.
"Bukannya Lo senang ya? Itu 'kan yang Lo mau?"
"Sorry, Gue udah gak doyan," cetusnya kemudian beranjak meninggalkan Aslan.
"Bu, punya Saya sudah selesai?"
"Sebentar ya! Nah, ini nasi padangnya."
Cerry langsung menerima kantong tersebut kemudian menyerahkan uangnya.
"Kembaliannya buat Ibu aja!" ucapnya kemudian berjalan terburu-buru menjauhi warung.
Aslan hanya bisa mendesah pelan sambil menatap kepergian Cerry. Dirinya benar-benar tidak menyangka gadis itu menjadi acuh seperti ini.
"Kenapa Cerry berubah secepat ini?" gumannya pelan.
***
Hari ini adalah hari kedua sekolah mengadakan ujian. Hal itu tentu saja membuat Aline lebih bersemangat untuk menuntaskan semua ujiannya agar beban pikirannya sedikit berkurang. Tentu saja hari libur adalah targetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Fiksi RemajaMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...