Dehan memberi kode pada teman-temannya untuk menahan Aline, membuat gadis itu kini terkepung."Kalian ngapain lagi, hah?"
"Lo gak boleh pergi sesuai perintah Dehan."
"Apa hak kalian? Mau cari gara-gara?"
"Ck, berani juga nih cewek. Han, gimana nih?"
Dehan berjalan mendekat lalu merangkul pinggang Aline kuat.
"Lo mau pulang 'kan? Gue antar gimana?"
"Jauhin tangan Lo!" Aline menarik tangan Dehan dari pinggangnya namun pria itu malah semakin mempererat rangkulannya membuat Aline kesusahan.
"Jangan pernah macam-macam sama Gue, Lin!" Bisiknya.
"Lo pikir Gue takut?"
"Ikut Gue!"
"Gue gak mau, lepasin tangan Gue!" Aline berontak menarik tangannya sekuat tenaga. Seandainya ia tidak lupa, lebih baik ia mengabari Erlangga atau siapapun itu tadi.
"Ikut Gue, Aline Anastasya!" ucapnya dengan penuh penekanan.
"Gue gak mau Dehan Arkanata," balas Aline tidak mau kalah.
"Udah berani aja Lo. Ayo ikut!"
"Ahh … tangan Gue." Dehan meringis memegangi tangannya bekas gigitan Aline.
"Lo gapapa, Han?"
"Rasain Lo." Aline tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia segera berlari menjauhi Dehan beserta temannya sejauh mungkin.
"Kejar bego!" teriak Dehan sambil meringis.
"Woy kejar, woy …!"
"Awas aja kalau sampai dapat."
"Tolong …!"
Aline berlari sekuat tenaga menghindari kejaran Dehan dan teman-temannya. Sesekali ia menoleh ke belakang, mereka semakin dekat. Kalau begini terus ia tidak akan sanggup bertahan.
"Ya Tuhan, tolong Aku." Batinnya.
"Lin, berhenti!"
"Mimpi Lo."
Aline tersenyum lega saat melihat sebuah mobil putih melesat ke arahnya. Ia segera melambaikan kedua tangannya meminta pertolongan. Mobil itu adalah mobil abangnya Gino.
"Bang tolong Gue!" teriaknya ngetok-ngetok kaca mobil.
Gino membuka kaca mobilnya menatap Aline heran. "Lo kenapa, Lin?"
Tanpa menjawab, Aline segera membuka pintu mobil lalu masuk kedalam.
"Jalan, Bang!"
"Tapi, Lin …?"
"Jalan, Bang!"
Gino menuruti perkataan Aline. Ia melajukan mobilnya dengan mata mengarah pada beberapa anak sekolah yang berusaha berlari menuju mobilnya. Gino menancap gas meninggalkan Dehan dan teman-temannya, membuat Dehan bertambah emosi.
"Dasar gak becus kalian."
"Laki-laki itu siapa, Han?"
"Abangnya Aline."
"Oh, pantes aja."
"Oke. Sekarang Lo bisa lolos, kita lihat saja nanti!"
Aline menoleh kebelakang lalu menghela nafas berat. Ia meraih botol minuman milik Gino yang hanya tersisa setengah lalu menenggaknya hingga habis.
"Lo kenapa, Dek? Mereka tadi siapa?"
"Untung aja …" Aline sesegukan. "Bentar!"
Aline menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Fiksi RemajaMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...