"Mas, kalau Mbaknya gak mau,jangan dipaksa kasihan."
"Nah, dengerin tuh! Mbak tolong Saya, Saya gak mau jelek lagi."
"Jelek apanya bego? Lo cantik kalau potong rambut, ayo buruan!"
"Gak mau, Er. Mama …"
"Gue aduin mama Gue Lo, paksa-paksa Gue."
"Aduin aja! Nanti Gue bilang kalau Lo tebar-tebar pesona sama cowok sambil nunjukin leher, mau Lo? Bang Gino, bang Gino pasti tau maksud Gue. Dia bakalan belain Gue."
"Jahat Lo, Er."
"Bodo."
Erlangga langsung menggendong Aline memasuki salon, tentu saja membuat Aline tambah berteriak histeris.
Erlangga menurunkan Aline dan mendudukkannya di kursi salon.
"Lo diam disini!"
"Kak, tolong potong rambutnya sebagus mungkin! Bentuknya begini nih …" Erlangga mengambil ponselnya dan menunjukkan sebuah foto wanita korea dengan potongan rambutnya.
"Oh begini? Ya Udah, Mas tunggu di sana aja!"
"Baik Kak, terima kasih."
Langkah Erlangga terhenti saat tangan Aline menarik baju seragamnya.
"Ga Ada tawar-menawar ya?" tanyanya dengan wajah lesu.
"Ga Ada, Lin. Tenang aja, pasti cantik kok," ucapnya tersenyum penuh kemenangan.
"Maaf ya mbak," ujar tukang salon tersebut hendak memulai memotong rambut Aline.
"Iya, Kak," balasnya tersenyum paksa.
"K … Kak …"
"Iya, Mbak?"
"Yakin pasti cantik 'kan?" ucapnya ragu-ragu, membuat wanita tersebut tersenyum gemas.
"Iya, tenang aja! Nanti Kamu bakalan mirip sama cewe di dalam foto."
"Y … yaudah deh, Kak."
Aline menarik nafas dalam lalu menatap rambutnya lekat-lekat sebagai perpisahan terakhir sebelum nantinya di potong.
Erlangga memutuskan untuk tidur sebentar selama menunggu Aline selesai memotong rambutnya. Ia mengambil majalah di atas meja untuk menutupi wajahnya.
Beberapa menit berlalu, Aline menatap wajahnya yang kini tampak berubah mengikuti model rambut barunya.
"Gimana, Mbak?"
"Lumayan lah Kak, gak malu-maluin."
"Hahahah Mbak bisa aja. Silahkan!"
"Kalau begitu makasih, Kak."
"Sama-sama."
Aline segera menghampiri Erlangga yang sedang terlelap di sofa dengan kaki berada di atas meja.
"Woy, bangun! Malah enak-enakan tidur Lo."
"Er … Erlangga bangun!"
"Haishh … telinga Gue, Aline. Ngapain Lo teriak-ter …, wow …"
"Waw … wow … waw …wow, senang Lo sekarang?"
"Banget, Lin." Erlangga menyentuh rambut Aline dengan kagum.
"Sebelas dua belas lah sama cewe yang di foto."
"Serius Lo?"
"Ho oh."
"Yaudah buruan bayar!"
"Bentar!" Erlangga mengambil tas sekolahnya kemudian berjalan menuju kasir, sementara Aline keluar lebih dulu menunggu di motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Genç KurguMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...