"Yaudah Lo nenangin diri dulu! Kalau Lo udah lega, jangan lupa cerita sama Gue! Ingus Lo tuh, bersihin!" ucapnya sambil terkekeh, padahal dia sendiri tidak melihat wajah Cerry.
Bell istirahat pertama akhirnya berbunyi, hal itu tentu saja membuat seluruh siswa bersorak gembira, karena saat yang ditunggu-tunggu telah tiba.
Beberapa dari siswa mulai keluar dari kelas menuju kantin, begitu juga dengan Erlangga and the genk.
"Kita disini aja! Ken, pesan gih!" Perintah Peter membuat Kenzi menghela nafas gusar.
"Gue lagi, Gue lagi," sungutnya kemudian beranjak meninggalkan mereka bertiga.
"Woi, kita belum bilang mau pesan apa," teriak Peter heboh saat Kenzi sudah berada di kejauhan.
"Pakai telepati aja!" sahutnya tanpa menoleh.
"Telepati? Gila emang si Kenzi." Umpatnya kemudian beralih pada Erlangga.
"Er, si Aline gimana?"
Erlangga hanya menghela nafas kemudian menggeleng. "Gue masih belum ketemu sama dia," jawabnya lesu.
Aslan mengedarkan pandangannya namun orang yang di cari tidak berada disana.
"Aline belum sekolah apa ya? Kok Gue gak lihat."
"Mungkin saja," timpal Peter.
Tidak berapa lama, Kenzi datang membawa nampan berisi makanan dan minuman. Ia meletakkannya di atas meja lalu menggeser kursi di sebelah Erlangga.
***
Bell pulang sekolah berbunyi membuat seluruh siswa dan siswi berlomba-lomba keluar dari kelas menuju gerbang sekolah.
Begitu juga dengan Aline, ia melangkah dengan terburu-buru alasannya adalah menghindari Erlangga.
Namun nyatanya tidak seperti yang diharapkan karena di depan sana pria yang di maksud sudah berdiri sambil bersandar di motornya.
Hal itu membuat Aline mendesah kesal dan memilih untuk menundukkan kepalanya agar tidak menatap pria itu.
"Lin, Gue mau ngomong sama Lo," panggil Erlangga sambil menahan tangan Aline namun gadis itu segera menghempaskannya.
"Lin, dengerin Gue dulu!"
"Aline!!!"
"Lepasin tangan Gue!"
"L … Lin, Gue tau Gue salah, please maafin Gue!" ucapnya memohon sambil terus berusaha meraih tangan Aline yang selalu berusaha menghindar.
"Gue gak butuh penjelasan apapun, Er. Gue paham dan Gue sadar diri."
"Gak Lin, Lo gak boleh ngomong kaya gitu! Please dengerin Gue!"
"Lin, Aline dengerin Gue!"
"Dengerin apalagi, Er? Cukup ya, jangan pancing emosi Gue karena Gue udah malas berurusan sama Lo."
"Maksud Lo apa sih? Gue harus apa biar Lo mau maafin Gue?"
"Lo gak perlu lakukan apapun, karena Gue gak butuh itu semua."
Setelah mengatakan itu ia segera beranjak meninggalkan Erlangga namun lagi dan lagi Erlangga menahan tangannya.
"Lin, Gue masih belum selesai."
"Jangan uji kesabaran Gue, Er! Kalau Lo gak mau Gue lebih marah dari ini lepasin tangan Gue!" bentaknya.
"Lin, please! Jangan bersikap kekanak-kanakan kaya gini! Lo itu udah dewasa, kita sama-sama dewasa. Apa salahnya Lo kasih Gue kesempatan untuk ngomong, biar semuanya jelas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Fiksi RemajaMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...