Pandanganya pun teralih pada Gino dan Aline yang kini sedang menahan tawa menyaksikan penderitaan seorang Erlangga Maheswara yang sedang dijewer oleh ayah dari sahabatnya tersayang.
"Eh, Papa." Erlangga hanya bisa cengar-cengir menatap wajah Haryo yang ingin ia hindari.
"Papa, gigi Lo. Itu Papa Gue." Cerocos Aline tidak terima.
"Papa Lo, papa Gue juga."
"Udah diam!" sergah Haryo.
"Ngapain Kamu disini?"
"Sa … Saya…"
"Saya apa?" potongnya cepat, membuat Erlangga menelan ludah kasar.
"Mau ketemu Aline, Pak."
"Ketemu Aline?"
Erlangga mengangguk sebagai balasan.
"Kenapa lewat jendela? Disana 'kan ada pintu."
"Heheh, Saya …"
"Saya apa? Yang jelas kalau ngomong!"
"Katanya takut ketemu Papah. Garang," sela Aline memanas-manasi. Emang sahabat lucknut si Aline.
"Benar yang dibilang sama Aline?" tanya Haryo penuh selidik.
"I … iya, Pak. Heheh. By the way, tolong lepasin dong! Telinga Erlan sakit nih, aduh ..."
"Jangan dilepasin, Pah! Biar tau rasa." Gino ikut mengompori.
Plakk
"Sakit, Dek." Ringisnya memegang bahunya bekas pukulan Aline.
"Makanya jangan jadi kompor!"
"Sudah diam!" bentak Haryo membuat Gino dan Aline terdiam.
"Ayo ikut!" Haryo menarik telinga Erlangga meninggalkan tempat minim cahaya itu menuju teras rumah.
"Duduk!" Perintahnya setelah melepaskan jewerannya dari telinga Erlangga.
"Belajar dari mana Kamu makanya gak sopan kayak tadi?"
"Saya paham Saya salah. Saya minta maaf," ujar Erlangga sambil menunduk.
"Tatap Saya!" Erlangga tersentak dan langsung menatap pak Haryo.
"Kamu ketua osis 'kan?"
Lagi dan lagi, Erlangga mengangguk.
"Punya sopan santun 'kan?"
"Ada, Pah?"
"Enak aja manggil pah. Lo anak siapa sih? Ibu Gue Lo panggil ibu, bapak Gue juga Lo panggil pah, sadar Lo?" Sewot Gino dengan tampang tidak suka.
"Suka-suka Gue dong Bang, papa Lo aja gak sewot masa Lo yang heboh."
"Terus …! Berantem terus!"
"Tuh si serangga yang salah, bukan Saya." Elak Gino.
"Nama Gue Erlangga Bang, enak aja main ganti nama orang." Erlangga kembali menghadap Haryo dengan penuh penyesalan.
"Maaf Pah, Saya salah dan Saya tidak akan mengulanginya lagi."
"Bagus." Haryo menepuk pundak Erlangga kemudian menatap Aline.
"Tolong buatkan kopi!"
"Iya, Pah," balas Aline patuh.
Pandangan mereka bertiga langsung teralih pada mobil yang baru saja terparkir di garasi. Vina keluar dari mobil kemudian berjalan menghampiri Haryo, Erlangga dan Gino.
"Eh ada Erlangga. Mau ketemu Aline?"
"Iya, Mah," balas Erlangga sambil menyalami tangan Vina.
"Aline nya dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Ficção AdolescenteMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...