"Entahlah, Gue juga bingung. Mau ngajakin Aline ngomong, takutnya dia malah makin risih sama Gue."
"Sabar, Bro! Gue sama anak-anak bakal selalu ada buat Lo," ucap Aslan menepuk pundak Erlangga.
"Thanks, Bro."
"Sampe lupa, ini makanan ga ada yang mau?" tanya Kenzi mengangkat kantong plastik.
"Jangan tanyakan soal makanan! Apapun Gue makan," ujar Aslan.
"Mau upil gak?"
Gedubrakk
"Aduh …" Kenzi mengelus pinggangnya menahan sakit akibat tendangan Aslan pada kursi yang ia duduki. Ia berdiri menatap Aslan dengan horor.
"Apa Lo?"
"Jahat Lo. Gue aduin mama Gue Lo." Ringisnya manja disertai isakan kecil.
"Apes banget sih jadi cowok ganteng. Jelek dihina, ganteng dimusuhi."
"Yang bilang Lo ganteng siapa astaga." Aslan mengelus dada mencoba bersabar menghadapi tingkah konyol Kenzi yang masih menjalankan dramanya.
"Iya in aja deh, dari pada stres," ucap Erlangga.
"Aku padamu." Kenzi membentuk love pada tangannya dan mengarahkannya pada Erlangga membuat pria itu menjadi ikutan kesal.
"Gue masih normal ogeb."
"Astaga Ken … Ken …"
"Sirik Lo pada?"
"Berisik Lo." Kesal Peter melemparkan snacknya tepat mengenai mulut Kenzi.
"Enak ya Lo, yang lain cerita, Lo malah asik ngunyah. Mana makanan kesukaan Gue habis lagi."
"Siapa suruh? Gue laper ya Gue makan," ucapnya santai.
"Pokoknya siapapun di antara kalian yang punya info soal laptop bu Nanda atau apapun itu, harus segera kasih tau Gue!"
"Oke, kita semua paham," sahut Aslan.
***
"Lin, Ibu lihat-lihat, kok Kamu gak bareng Erlangga sih. Kalian lagi berantem?"
"Gak kok, Bu. Oh ya, tadi Erlangga datang kesini gak?"
"Tadi pagi, katanya mau jemput Kamu."
Aline berhenti mengunyah. Ia meletakkan rotinya di atas piring lalu meraih ponselnya.
"Ga Ada satupun pesan atau telpon Erlangga."
Aline menghela nafas. "Apa dia benar-benar jauhin Gue?" Batin nya gelisah.
"Kenapa gak di telpon aja, Lin?" ucap Vina lagi.
"Gak deh, Bu."
"Loh, kok nggak sih? Hmm atau jangan-jangan kalian beneran berantem." Tebaknya.
"Kenapa, Bu?" tanya Gino penasaran. Ia tidak sengaja lewat dan mendengar perbincangan Aline dan ibunya.
"Tuh si Aline."
"Kenapa dia? Putus cinta?" Gino menoleh pada Aline. "Putus cinta Lo, Dek?"
"Sembarangan Lo. Gue sama Erlangga itu cuma sahabatan, gak lebih," kilahnya.
"Dek, dengerin Gue ya! Dalam persahabatan antar cewek dan cowok itu ga ada yang namanya murni sahabat. Pasti ada aja timbul benih-benih rasa baik itu di antara Lo ataupun Erlangga. Atau mungkin kalian berdua memang sudah memiliki rasa itu, tapi kalian belum menyadarinya," terang Gino, membuat Aline terdiam sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Teen FictionMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...