"What? Stres Lo. Udah ah, Gue mau fokus ngerjain tugas.""Emang ada?"
"Ada bego, tugas matematika dari bu Hesti kemarin 'kan ada."
"Masa sih?" Cerry membuka buku tugasnya dengan teliti dan benar saja, dia lupa.
"Bu Hesti datang gak? Woy bu Hesti datang gak?" teriaknya heboh.
"Berisik woy, kerjain tugas Lo!" sahut ketua kelas yang juga tengah sibuk menulis.
"Lo belum siap juga, Ger? Astaga ketua kelas apaan Lo?"
Cerry menatap sekeliling, rata-rata mereka sibuk mengerjakan tugas membuatnya geleng-geleng kepala.
"Tabiat anak sekolah dari dulu. Pr bukannya pekerjaan rumah, malah jadi ps pekerjaan sekolah."
***
"Sial banget sih nasib kita. Satu kelas dihukum semua sama bu Hesti." Cerocos Aline sambil mengunyah makanannya.
"Masih mending satu kelas, dari pada cuma kita berdua."
"Lo berdua kenapa?"
"Habis dihukum Er, cape." Keluhnya.
Erlangga menaikkan kedua alisnya. "Dihukum? Kenapa?"
"Gak siap tugas. Lagian soalnya susah banget, jelas lah kita gak paham. Dia jelasin A tapi kasih tugas B, ya mana ngerti."
"Otak Lo berdua aja yang gak nyampe," ejeknya.
"Iya yang pintar matematika, tapi gak mau ngajarin Gue. Ngejek aja terus," sindir Aline.
"Emang Lo pernah minta diajarin? Biar Gue kasih tau ya, setiap orang itu punya porsinya masing-masing. Lo pintar bahasa inggris belum tentu Lo paham matematika, begitu juga dengan Gue. Matematika mah gak susah buat Gue, tapi jangan suruh Gue ngerjain bahasa inggris bisa stres Gue," terangnya.
"Emang iya, Er?" tanya Cerry dengan mimik kebingungan.
Erlangga mengangguk. "Lo gak percaya?"
Cerry mengedikkan bahu.
"Nih si Aline buktinya."
"Iya juga sih. Kalau gitu ajarin Gue dong!"
"Lain kali Gue ajarin," ucapnya lalu mencomot siomay dari piring Aline kemudian melahapnya.
"Siomay Gue." Ia menatap Erlangga nyalang, sedangkan yang ditatap hanya acuh.
"Apa?"
"Lo asal nyomot aja, beli sana!" Kesalnya.
"Males gerak Lin, pantat Gue udah terlalu betah duduk disini."
Aline hanya memutar bola mata jengah. "Dasar ketos ga ada akhlak."
"Ku mencintayik mu, sayangku …"" Senandung Kenzi begitu ia sampai di dalam kantin bersama Aslan dan Peter. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh kantin dan akhirnya menemukan orang yang dicari.
"Lagu mu Ken, gak ada akhlak banget." Oceh Sindi dari meja paling sudut.
"Eh, disini juga Lo? Kirain Lo gak bisa laper."
"Gue juga manusia kali. Lo mau makan juga?"
"Iya, sekalian ketemu si Erlan."
"Perasaan satu kelas deh."
"Namanya juga bestfriend, iya gak Pit?"
"Yoi," sahut Peter dengan senyum manisnya, membuat para siswi berteriak heboh.
"Bang Pit, Aku padamu."
"Sorry Gue gak doyan," balasnya dengan sangat menyakitkan. Keterlaluan memang si Peter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple (Erlangga Dan Aline)
Teen FictionMenjalin persahabatan dengan sesama perempuan memang sangat mungkin. Namun apa jadinya jika yang bersahabat adalah laki-laki dan perempuan? Erlangga dan Aline, dua orang sahabat yang masing-masing memiliki prinsip untuk tidak pernah mencintai satu s...