Hari senin adalah hari dimana semua murid malas melaksanakan kegiatan yang wajib mereka lakukan adalah upacara bendera, sedangkan matahari hari ini cukup lumayan panas. Vellaxe menatap barisan sampingnya yang tedapat Elcy, ia melihat sang sahabat juga berkeringat. Sudah 30 menit sudah berjalan tapi amanatnya belum kunjung selesai.
"Vel, muka lu pucat banget, lu sakit?" tanya seseorang dari samping kiri barisan Vella.
Vella menatap Salwa dengan tersenyum kecil. "Gua engga apa-apa gua cuma kepanasan."
"Kepanasan? Mending keluar barisan aja engga masalah daripada pingsan." ujar Salwa dengan cemas.
Tiba-tiba mata Vella mendadak gelap hingga ia melihat kedepan terasa buram bahkan susah untuk melihat, matanya gelap dan buram ditambah dirinya mulai melemas juga disaat bersamaan. Vella mencoba menahan hingga sampai upacara selesai tetapi ia merasa tidak kuat lagi untuk menahan hingga akhirnya tidak sadarkan diri.
Brak....
"Vella, bangun Vel," ucap Salwa sembari menepuk pipi Vella.
Semua barisan Vella langsung heboh, mereka tidak menyangka akan Vella yang biasanya sehat mendadak pingsan di saat upacara berlangsung. Di saat bersamaan ada seorang lelaki yang datang menghampiri gerombolan yang padat itu.
"Minggir, biar gua aja yang bawa dia ke UKS sisanya balik ke tempat." ucap sang lelaki dengan gagah membawa Vella ke UKS.
"Vella beruntung iya ada orang baik yang bantu dia, dia kan anaknya engga banyak bicara tapi lelaki itu kayanya cukup kenal Vella."
"Aiden kayanya bakal ke geser posisinya, keliatan sih dia ganteng terus baik tanpa ada rasa takut bawa Vella."
"Bukannya itu anak baru iya? Ko dia bisa kenal Vella?"
Elcy dan Aiden yang mendengar bahwa Vella pingsan langsung keluar barisan dan melihat ternyata tidaka Vella dibarisannya ternyata benar jika sahabat mereka di bawa ke UKS.
Sedangkan Vella yang berada di ruangan UKS sedang terlelap dengan bula mata yang lentik. Sang lelaki itu hanya bisa menunggu Vella untuk sadar.
Brak....
Tanpa ada kata permisi pintu ruangan UKS dibuka dengan kencang oleh Aiden dan Elcy keduanya terkejut melihat Vella terbaring lemah dengan muka pucat ditemani oleh seorang lelaki yang asing di hadapan mereka.
Aiden berjalan ke depan lebih dulu, ia khawatir ingin mengecek keadaan Vella. "Vella, kenapa bisa pucat?"
Lelaki itu yang nmenunggu hanya bisa diam, ia berpikir ini pasti sahabat dari wanita pingsan itu. Kenapa sih cowo kaya khawatir banget?
"Hmm, permisi lu yang bawa Vella ke sini betul?" tanya Elcy dengan rasa takut. Lelaki yang dihadapannya saat ini memiliki aura yang tidak enak.
"Iya, lagian gua kenal wanita yang pingsan ini. Lu sahabatnya?" tanya sang lelaki dengan menatapnya tajam.
"Benar, kalau engga salah lu anak baru itu kan?"
"Iya, gua anak baru itu."
Aiden yang dari tadi hanya menyimak kini berhadapan dengan murid baru itu dengan tatapan tajam, seolah murid baru yang di hadapannya merupakan orang yang tak pernah ia lihat tetapi ia mengenal sahabatnya cukup membuatnya terkejut.
"Lu siapa? Kenapa bisa kenal Vella?"
Lelaki itu dengan sabar menjawab. "Maaf, Bro gua orang lamanya Vella kalau engga percaya nanti tanyakan saja sama Vella siapa nama Chandra Wijaya di hidup Vella sama Vanno."
Setelah mengatakan itu lelaki itu pergi meninggalkan keduanya dalam keadaan yang sepi di dalam UKS.
"El, lu kenal siapa nama Chandra Wijaya?" tanya Aiden dengan penasaran.
Elcy begitu tidak asing ketika ada nama itu, sepertinya Vella pernah mengatakannya tapi kenapa mendadak pikirannya tidak ingat kapan sahabatnya mengatakan nama itu kepadanya.
"Sepertinya gua rada engga asing sama nama itu," ucap Elcy dengan jujur.
Eugh....
Keduanya beralih ke ranjang yang sedang ada Vella, mereka mendekat dengan harapan Vella tidak kesakitan.
"Vel, lu baik-baik aja kan?" tanya Aiden dengan membantu Vella bangun dengan posisi senderan.
Elcy mengambilkan air, "Vel, diminum dulu air putihnya."
"Makasih, kalian kenapa bisa ada di sini bukannya kalian pada lagi upacara?" Vella memandang kedua sahabatnya dengan bertanya-tanya ada apa keduanya sampai ada di UKS.
"Lu pingsan pas amanat tadi, Vell apa lu engga sadar?" sentak Elcy.
Aiden mengambil tangan Vella lalu menggenggam tangan Vella dengan memandang wajah Vella dengan serius. "Lu sakit? Kalau sakit jangan sekolah? Istirahat aja di rumah, lu engga bakal ketinggalan pelajaran walau bolos 1 hari."
Vella ingin protes tetapi terhalang tangan Aiden yang sudah menyuruhnya diam. "Dan satu lagi gua mau tanya boleh?"
Vella memperhatikan raut wajah Aiden yang sangat serius. "Boleh ingin bertanya apa?"
Elcy yang mendengar percakapan Aiden kepada Vella sudah mulai berhati-hati takut apa yang di cakap oleh Vella membuat Aiden murka.
"Siapa Chandra Wijaya? Apakah dia orang dekat lu? Atau dia pasangan lu? Kenapa gua engga tau siapa Chandra Wijaya? Ada hubungan apa lu sama dia?" Aiden menghujani beberapa pertanyaan ke Vella akibat rasa gusar yang ada di hatinya.
Vella tercengang akibat pertanyaan yang diberi kleh Aiden, ia tidak menyangka jika Aiden menanyakan nama Chandra. "Kenapa nanya nama itu? Emang ada orangnya?"
Elcy yang menonton keduanya pun mendadak merasa keresahan di mata Vella saat ingin menjawab, ia yakin sahabatnya memiliki hal yang tidak bisa dijawab saat ini.
"Bu-kan gitu Vel, tadi pas lu pingsan ada cowo yang kaga dikenal sama kita pas ditanya ternyata dia anak baru yang pindahan dan dia mengatakan nama Chandra Wijaya katanya lu kenal nama itu." Elcy mencoba menjelaskan kejadian yang terjadi.
Vella yang mendengar penjelasan Elcy seketika lunglai ia tidak menyangka jika anak baru yang ia temui saat di taman kala itu adalah adik dari sahabat sang kembarannya, kenapa dirinya bisa sangat bodoh sekali sampai tidak mengenali wajar pria itu.
Elcy maupun Aiden masih menunggu jawaban yang akan Vella katakan kepadanya, tetapi ia hanya bisa melihat Vella tercenung dengan mata kosongnya. Seolah ada yang sedang ia tutupkan.
Kenapa lu engga bilang kalau lu adiknya Ka Chandra, kita ketemu lagi setelah sekian lama. Tapi kenapa gua engga sadar kalau lu adik dari Ka Chandra, kenapa lu engga katakan kita bertemu kembali setelah sekian lama dan gua bodoh engga sadar akan kemiripan lu dengan Ka Chandra. Batin Vella dengan sedih.
*****
Hai akhirnya bisa update lagi setelah beberapa hari ini engga update niatnya hari kamis mau update cuma karena kerjaan yang sibuk jadi baru bisa update sekarang. Gimana kabar kalian? Sehat selalu kan? Semoga suasana hati kalian bahagia terus.
Instagram : aiviemarcelinaa
Tiktok : aiviemarcelinaa
Telegram : aiviemarcelinaaSabtu, 11 Febuari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childhood Dream
Teen Fiction"Apakah kamu percaya akan sebuah impian?" tanya anak lelaki berusia 12 tahun. "Aku tidak terlalu percaya tetapi, ntah mungkin itu bisa bagus aku tidak percaya atau tidak terlalu berharap," Ada seseorang yang sangat mempercayai sebuah impian, ada ju...