Setelah pulang dari caffe pikiran Austin masih terus tidak tenang seolah dirinya harus bertanya langsung kepada remaja wanita yang baru saja ia temui di caffe tadi.
"Austin, kenapa diam aja lu? Kaya lagi ada beban aja?" ujar Andrew dengan duduk di samping kanannya.
"Gua engga ada masalah, gua cuma kepikiran sama cewe yang tadi di caffe itu lho, lu ingat kan?"
"Cewe yang tadi di depan kita sama kakaknya?"
"Iyalah, siapa lagi yah Tuhan. Lu mikirinya emang siapa?"
"Yah maaf gua kan engga tau siapa dia, kenapa lu mikirin dia?"
"Kayanya dia lagi sembunyiin sesuatu di dirinya deh, gua ngerasa kaya dia bangun dinding yang besar biar engga semua orang bisa masuk ke dalam kehidupannya. Maksudnya gini engga sembarangan bisa dekat sama dia, yah paling hanya beberapa persen yang bisa dekat sama dia."
Andrew jadi ikut kepikiran oleh ucapan sang sahabat, dirinya juga merasa seperti itu. Tapi ia tepis, karena mereka baru kenal tidak mungkin dirinya mengatakan hal aneh di depan orang baru.
"Yaudah nanti kalau kita ketemu dia lagi, kita ajak dia buat yah cerita siapa tau dia mau?" usul Andrew dengan memeluk guling.
"Semoga saja, kalau dia engga mau jangan dipaksa gimana, setuju?" Austin mencoba memberi saran yang lain. Ia hanya tidak ingin membuat wanita itu nanti tidak enak akan dirinya.
"Ide bagus."
Setelah berbincang seputar di caffe mereka melanjutkan membuat lagu baru yang akan segera mereka luncurkan bulan esok jadi lebih baik mereka fokus akan kegiatan mereka, semoga ide yang mereka pikirkan akan membuahkan hasil yang bagus.
****
Di kamar Vellaxe masih menikmati udara segar yang masuk ke kamarnya. Langit yang cerah, angin pagi yang membuat mata sekejam langsung tertidur, pemandangan yang sangat indah sekali pagi hari ini. Ia berharap hatinya juga tenang tidak ada rasa emosi atau kepedihan.
Wanita itu menghembuskan napasnya yang berat. Menjadi seseorang yang akan beranjak dewasa sungguh berat, ia pikir sewaktu masih kecil menjadi orang dewasa itu menyenangkan tetapi malah dapat sebaliknya.
Tak...tak...tak....Vellaxe merasa ada seseorang yang mulai mendekatinya dari arah belakang. Tapi dirinya masih menikmati udara yang menerpa wajah cantiknya itu. Dia ingin merasakan apa yang dinamakan kehidupan, dia ingin merasakan apa yang namanya keluarga utuh. Keluarga yang tanpa ada pertengkaran.
"Menjadi orang dewasa itu tidak menyenangkan, benar bukan?!"
Seseorang duduk disamping Vellaxe tanpa permisi. Dia adalah Elcy sahabatnya Vellaxe yang datang ke rumahnya masih pagi dengan pakaian kemeja biru dipadukan dengan jilbab warna putih. Vellaxe masih belum mau menoleh ke arah sahabatnya, ia masih melihat tingkah sang sahabatnya.
"Gua minta maaf, mungkin gua ngerasa terlalu menekan diri lu sampai lupa apa yang gua lakukan itu malah membuat lu makin hancur." kata gadis itu dengan menundukkan kepala.
Ah, kini Vellaxe mengerti kenapa Elcy datang kemari pagi-pagi karena sahabatnya ingin meminta maaf, bahkan ia sendiri pun juga merasa tidak enak hati kepadanya sebab ia tidak menceritakan kepedihannya kepada sang sahabat. Ia juga ada sebab kenapa menahan semuanya tanpa mau bicara.
"Aiden bilang, kita salah. Vella mungkin ingin bercerita tapi tidak sekarang ntah esok atau kapan mungkin belum saatnya Vella menceritakan semuanya..."
Mata Vella melebar jika Aiden juga ikut tidak enak, ia yakin jika Aiden sedang bersembunyi dibalik rasa bersalahnya, ntah sampai kapan lelaki itu akan menghindar dirinya, mungkin sampai dirinya mau memaafkan dirinya.
"Semua yang dilalui Vella mungkin tidak seperti yang gua pikirkan atau Aiden pikirkan, bisa saja apa yang di alami Vellaxe mungkin lebih berat." sambungnya.
Vella menelan ludah, ia tidak terpikir jika mereka akan seperti ini. Mereka sudah mau menjadi sahabatnya saja ia sudah berterimakasih.
"Cy, makasih sudah mau menjadi sahabat gua makasih, tapi maaf belum saatnya gua cerita apa yang sedang terjadi." ucap Vella.
"Engga masalah, lagian gua juga minta maaf udah menekan diri lu kemarin bahkan membuat satu kelas melihat ke arah kita."
"Iya engga masalah, gua juga paham kok soal emosi lu."
"Lu udah dengar berita anak barunya kalau cowo?"
Vella berpikir apa jangan-jangan lelaki yang waktu itu bersamanya di taman sekolah, lelaki yang sangat aneh dengan mau berbicara dengan dirinya. Sedangkan dirinya saja tidak mengenalnya.
"Belum, emang anak barunya ganteng?"
"Banget, gantengan anak baru ini dibanding orang yang gua suka."
"Orang yang lu suka siapa? Kasih tau dong siapa orangnya, gua kan penasaran."
"Nanti ya gua kasih tau, tapi pas tau mulut lu jangan bilang ke dia gua suka sama dianya."
"Ah, kayanya seru deh bilang kedia kalo lu suka dia." ledek Vella dengan senyuman.
Elcy yang mendengar ledekan itu seketika langsung panik, ia tau Vella dari jaman putih abu-abu jika sudah mengetahui orangnya pasti ia akan terus di ledekinnya ntah ada orangnya atau tidak yah seperti itulah Vella.
"Ayolah jangan begitu, astaga itu tidak lucu yang ada dia bisa malu."
"Lebih baik dikasih tau biar orangmya tau kalau ada yang suka sama dia, terus kali aja dia juga sama lu kan pas saling suka. Saling cinta jadian deh."
"Ah jangan, ngga lucu. Gua buat pacaran belum mau, gua masih menjaga single dari lahir sampai karang."
"Alah, basi ntar ge pas lulus langsung pacaran kaga suci lagi tuh status lu hahaha."
Elcy yang melihat Vellaxe mulai tertawa lagi ikut bahagia, walau ia tau tertawanya itu hanya sebuah tertawa palsu demi menutupkan apa yang dirasakannya saat ini, atau hari esok yang akan datang.
Vel, lu orang yang hebat yang gua kenal, gua beruntung kenal diri lu. Lu wanita yang hebat, engga semua orang bisa seperti lu. Mungkin emang ini udah jalannya yang Tuhan kasih ke lu, lu orang yang terpilih untuk melewati semua masalah yang ada, gua berharap nanti setelah apa yang lu lalui akan menemukan kebahagiaan lu. Gua berharap lu bisa terus bangkit dan terus bisa kuat melewati semua yang ada.
***
Yeah akhirnya bisa update lagi asik setelah kemarin sakit dan setelah istirahat seharian bisa update lagi, sebenarnya ini di update hari sabtu cuma sabtu malamnya saya sakit dan semua menyuruh saya istirahat. Oh iya sekarang sudah ada beberapa yang mulai masuk lagi ke sekolah ya? Semangat yang mulai belajar lagi di sekolah, dan semangat buat mulai aktif lagi di kampus, semangat juga yang memulai kerja.Makasih sudah mau berkenan membaca karya saya, maaf jika ada kata yang salah atau kurang berkenan terimakasih untuk dukungan kalian.
Senin, 09 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childhood Dream
Teen Fiction"Apakah kamu percaya akan sebuah impian?" tanya anak lelaki berusia 12 tahun. "Aku tidak terlalu percaya tetapi, ntah mungkin itu bisa bagus aku tidak percaya atau tidak terlalu berharap," Ada seseorang yang sangat mempercayai sebuah impian, ada ju...