Pagi ini suasana rumah Andrew sangat ramai, dirinya tinggal bersama sang keluarga di kontrakan sederhana yang cukup untuk menampung mereka. Andrew merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, ia memiliki dua orang adik perempuan.
Verro Arion merupakan ayah dari Andrew Achazia Arion nama anaknya merupakan penggabungan nama dirinya dengan sang istri, Verro merupakan pegawai swasta yang bekerja di perusahaan pipa saluran air. Sedangkan sang istri Bella Achazia merupakan ibu rumah tangga layak pada umumnya.
Tok tok tok
"Koko kamu sudah bangun? Yuk keluar kita sarapan, semua sudah berkumpul," teriak Bella dari luar kamar Amdrew.
Hoam
"Mama dulu aja, Koko nanti belakangan saja." balas Andrew dengan membuka selimutnya.
Bella yang mendengar jawaban sang anak ia lantas meninggalkan kamar sang anak, ia yakin sang anak baru saja bangun terlebih biasanya Andrew kalau baru bangun pasti akan membereskan tempat tidurnya.
Ah hari ini, hari yang cerah nanti mau buat bahan materi apa ya untuk siaran hari ini? Sepertinya harus cari dulu biar nanti siaran lebih enak. gumam Andrew sembari keluar kamar.
"Nah itu dia anaknya, baru saja mau di panggilkan lagi," tutur sang Ayah melihat anaknya berjalan ke arah mereka.
"Koko kok tumben bangunnya agak siang? Memang tidak kerja?" tanya Tania sang adik Andrew.
"Maaf ya Nia, koko semalam pulang kerja malam banget jadi bangunnya kesiangan." jawab Andrew mengusap kepala sang adik.
Tania hanya bisa diam saja, ia merasakan usapan dikepalanya begitu tenang. Itu sebabnya ia lebih dekat dengan Andrew dibanding sang adiknya tidak terlalu dekat dengan kakak mereka.
"Sih kecil kok tumben tidak berbicara, kamu marah sama koko?" tanya Andrew kepada sang bungsu yang sibuk dengan dirinya sendiri.
Bella yang melihat itu pun menyenggol tangan sang bungsu agar ia melihat sang Kakak. "De, itu koko nanya kamu. Kamu malah asik makan aja,"
"Aku engga marah, aku cuma ngambek saja sama koko!"
"Ngambek kenapa? Emang koko punya salah sama Tiara?" Verro menatap sang bungsu heran.
"Koko pulang kerja engga ke kamar Ara, kan Ara juga mau di usap kaya Ci Nia," Tiara mengatakan isi hatinya walau dengan muka cemberut.
"Mukanya biasa aja dong, Ra jangan sambil monyongin tuh bibir." ledek Tania dengan mencolek dagu sang bungsu.
Andrew yang melihat itu sangat bahagia, bahagia walau mereka tinggal di rumah kontrakan yang kecil tapi ia mempunyai keluarga yang harmonis.
Perjalanan hidup Andrew bisa dibilang tidaklah mudah, karena dirinya harus bisa mengatur waktunya untuk menjadi penyiar, karyawan maupun produser di perkumpulan hiphop mereka.
Andrew termaksud anak yang pintar dalam bahasa Inggris, ia juga menyelesaikan pendidikannya dengan hasil yang bagus. Andrew memang menyukai musik hiphop, ia juga sedang sibuk dengan hobinya.
****
Kantor Penyiar
Andrew sudah sampai di kantor penyiara, semua karyawan sudah sampai bahkan ada yang sedang mencari bahan untuk siaran.
"Pagi Andrew."
"Weh koko ganteng sudah sampai, koko udah sarapan?"
"Drew, dicariin tuh,"
Setiap di jalan menunjukkan ruangannya pasti ada saja yang memanggilnya atau memintanya bantuannya. Ia sendiri pun bingung, kenapa semua orang kantor perlu bantuan dirinya.
"Andrew, gimana bahan materi siaran kita hari ini kamu sudah buat untuk nanti siaran?" Seorang lelaki setengah paruh baya mendekatinya.
"Memang mau siaran dengan bahan pembicaraannya apa, Pak?"
"Bagusnya apa ya, saya juga bingung Pak. Saya sempat terpikirkan soal harga bahan sembako yang akan naik menjelang lebar, gimana apakah Bapak setuju?" Andrew mencoba mberikan saran kepada sang atasan sebab hari ini bukan dirinya yang akan siaran melainkan temannya yang akan siaran.
"Itu ide bagus, nanti kamu kasih bahannya ke Yoghi soalnya hari ini dia yang akan siaran. Kamu hari ini jangan siaran dulu, semalam kamu baru lembur jadi kamu saya beri ketinganan." tutur sang atasan kepada Amdrew.
Andrew yang mendengar itu bahagia sekali, akhirnya dirinya tidak banyak kerjaan itu artinya tugasnya akan berkurang dan dia akan mencari bahan untuk esok jadwal dirinya.
"Terimakasih Pak!"
Sang atasan hanya bisa tersenyum, is bangga memiliki karyawan seperti Andrew yang memiliki pikiran luas dan tidak kehabisan ide untuk siaran berkat karyawan satunya itu siarannya sekarang banyak yang menunggunya untuk siaran.
Sekarang menunjukkan pukul 16. 00 wib dimana waktunya akan pulang setelah seharian di kantor, tapi tidak dengan Andrew setelah pulang dari kantor dirinya akan ke markas untuk mengedit hasil rekamanan teman - temannya.
****
Di markas
Suasana malam kota Jakarta ditambah dengan langit yang terang cahaya bulan membuatnya semakin indah, kendaraan yang melintas membuat kota Jakarta makin ramai.
Hanya butuh 15 menit dari tempat kerjanya menuju markasnya ditambah jalanan tidak begitu macet walau saat tadi itu sedang jam pulang kantor.
Ceklek
Andrew membuka pintu markas dan menyalakan lampu yang ada di markas, ia langsung ke arah kamar ia akan berkutik dengan komputer yang tersedia di ruangan kamar tersebut.
Dimana yah gua naro file rekaman punya Austin kayanya gua buat folder sendiri deh beda dari yang lain, tapi namanya apa ya.
"Woy, diem aja diam engga ada suaranya." ucap seseorang menepuk pundak Andrew.
Andrew yang di tepuk pundaknya sedikit terkejut pasalnya dia sedang serius. "Astaga lu bikin gua kaget aja Brian." Andrew mengelus dadanya ia pikir orang mana.
Brian yang menjadi sang pelaku utama hanya cekikikan ia tidak menyanhka jika Andrew bisa terkejut, ia pikir Andrew merupakan orang yang serius.
"Hahaha maaf, gua bingung abisnya liat lu serius banget."
"Oh ini, gua lagi cari folder rekaman Austin dimana ya, gua lupa naronya."
"Lah Pak Produser bisa lupa juga, gua pikir Bapak kaga lupaan."
"Gua juga manusia biasa bisa lupa bahkan bisa khilaf juga."
"Yah maap bapak producer."
Andrew geleng-geleng kepala ia tidak habis pikir dengan temannya yang satu ini, ia pikir dirinya bukan manusia yang lupaan. Dirinya hanya manusia biasa, lebih baik ia sekarang mencari folder rekaman sahabatnya.
****
Selamat hari puasa pertama, semangat guys yang lagi puasa jangan sampai ada yang jebol. Yang jebol cukup wanita karena ada tamu bulanannya, buat yang cowo jangan ya guys kalau bisa full sampai lebaran tiba.
Instagram : aiviemarcelinaa
Kamis, 23 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childhood Dream
Roman pour Adolescents"Apakah kamu percaya akan sebuah impian?" tanya anak lelaki berusia 12 tahun. "Aku tidak terlalu percaya tetapi, ntah mungkin itu bisa bagus aku tidak percaya atau tidak terlalu berharap," Ada seseorang yang sangat mempercayai sebuah impian, ada ju...