Pagi ini Vella sudah berada di sekolah, ia memilih datang lebih dulu daripada harus mengikuti sarapan di meja makan bersama dengan keluarganya yang menurutnya akan menguras tenaga dan pikirannya.
Sampai di sekolah ternyata kelasnya masih sangat sepi, hanya ada beberapa saja yang sudah datang itu juga teman-temannya yang tidak begitu dekat dengannya.
Ah rasanya sepi sekali dan tenang sekali kelas ini kalau masih pagi andai setiap hari seperti ini rasanya sejuk, tapi asal menjelang siang saja sudah banyak keributan yang dibuat oleh mereka.
Ia meletakan tangannya dengan melipat sebagai tumpuan untuk kepalanya, Vella akan istirahat sebentar sebelum bel sekolah masuk.
“Yah ini anak datang duluan malah tidur, mana kayanya cape banget.” Tutur Elcy yang baru sampai di kelas.
“Jangan di bangunin biarkan dia istirahat, dia jarang mendapatkan waktu yang tenang. Jangan di ganggu.” Aiden yang melihat wajah damai sahabatnya rasanya ia tidak menyangka jika sahabat kecilnya sudah melewati begitu banyak rintangan.
“Mau tau enggak apa yang Vella lakukan ketika ia sedang tidur,” ucap seseorang yang berdiri di belakang mereka.
Mereka yang mendengar ada suara orang dibelakangnya pun membalikkan badan, mereka terkejut saat melihat Chiko sedang duduk di atas meja dan melihat ke arah Vella.
“Ah lu datang udah kaya jalangkung tau, datang sendiri pun tidak di antar,” cibir Elcy dengan menarik lengan seragam Chiko.
Chiko yang melihat gadis di depannya sedang emosi malah terlihat gemas bukannya terlihat galak, “Lu enggak cocok galak kesannya bukan galak malah gemas.”
Aiden yang melihat Chiko menatapnya dengan tatapan permusuhan, ia tidak tau kapan anak itu datang di belakang mereka. “Sejak kapan lu datang, perasaan tadi enggak ada lu?”
“Sejak jaman penjajahan Belanda Jepang gua udah ada, kaliannya aja yang asik sendiri padahal ada orang ganteng.”
"Alah basi lu, terus ngapain lu lihat Vella senyum-senyum?” Aiden memincingkan matanya, ia curiga dengan lelaki yang ada di belakangnya ini.
“Gua ngapain? Yah gua duduk, masa gua lagi tidur! Matanya dipake dong jangan cuma jadi pajangan doang.”
Elcy yang melihat keduanya bak kucing dan anjig hanya berharap jika Vella tidak terganggu dengan adanya mereka yang sedang berdebat hal yang menurutnya tidak perlu.
Vella yang merasakan keributan lantas bangun dari tidurnya yang ia pikir jika waktunya sudah masuk, saat ia melihat ternyata para sahabatnya sedang bertengkar kecil.
“Kalian ngapain? Kalian engga duduk ke bangku kalian? Aiden kenapa engga ke kelas?” ucap Vella melihat tiga orang yang ada di depannya.
“Lu ko bangun? Lu keganggu ya sama mereka?” ucap Elcy hati-hati.
Vella hanya menggelengkan kepalanya, ia tidak terasa terganggu malah ia bangun karena dipikir sudah bunyi bel masuk. “Gua kebangun karena pikiran udah masuk jam sekolah, ternyata emang dikit lagi bel sekolah bunyi.”
“Yaudah gua pamit ke kelas, dan buat lu jangan terlalu dekat sama Vella. Lu itu kumat kaga boleh dekat sama Vella, paham?!” tunjuk Aiden ke Chiko yang sedang bersiul seolah apa yang Aiden katakan hanyalah angin.
“Lu pergi aja sana, ini bukan kelas lu hush,” usir Chiko dengan mengibaskan tangannya ke arah Aiden.
Aiden yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam, ia akan membalas perbuatan Chiko kepadanya. Ia tidak suka jika Vella di dekati oleh manusia seperti Chiko.
Kedua wanita yang menonton hanya bisa tertawa ia melihat sangat jelas gimana raut wajah Aiden yang memerah akibat menahan emosi. Bahkan mereka sudah yakin jika Aiden sepanjang jalan akan mengucapkan sumpah serapan untuk Chiko.
“Vella cantik yah kalau tersenyum.” Ucap Chiko saat melihat Vella tertawa.
“Nah gitu dong tersenyum jangan diam aja apalagi jadi kulkas berjalan yang irit ngomong dan dingin, yang ada cowo deketin pada kabur semua,” senggol Elcy.
Vella yang mendengar itu membeku tidak ternyata sahabatnya akan mengatakan hal itu kepadanya, ia pikir sahabatnya tidak akan mengatakannya. Ternyata selama ini sifatnya membuat orang-orang yang di dekatnya menjadi takut, takut mengganggu atau membuat dirinya tidak nyaman.
****
Di dalam kamar yang sunyi Vella masih sibuk dengan layar laptop yang ada di depannya. Bahkan ia tidak mengetahui kalau saat ini langit sudah sangat gelap. Dari sepulang sekolah hingga menjelang sore ia masih sibuk dengan kerjaannya.
“De sudah sore kamu ngga makan sama mandi?” tanya Baihaqi saat melihat adiknya asik dengan dunianya.
“Dikit lagi, A. Aa tumben pulang?”
“Aa mau lihat keadaan kamu, kamu ternyata lagi mengejar impian kamu.”
“Iya A, aku pikir soal impian atau cita-cita itu engga bisa aku gapai. Karena Aa tau gimana kerasnya Papa sama Mama.”
Baihaqi tau apa yang dirasakan oleh adiknya itu tidaklah mudah, ia harus dihancurkan berapa kali oleh orang tuanya bahkan adiknya sampai mau menyerah dan mau menyusul saudaranya yang tiada.
“Jangan terlalu dipaksakan, Vel. Kesehatan kamu juga harus dijaga jangan sampai kamu sakit. Kalau kamu sakit, nanti kamu juga yang repot lho.”
“Iya Aa ku, makasih ya. Makasih untuk semua kasih sayang dan dukungan yang Aa kasih ke Vella padahal kita bukan saudara kandung, tapi Vella ngerasa kaya adik kandungnya A Baihaqi. Makasih banget.” Ucapnya dengan menahan air mata yang akan keluar.
Baihaqi yang melihat mata adiknya memerah bahkan ia yakin jika Vella sedangan menahan untuk tidak menangis. Ia tau Vella tidak ingin terlihat lemah di depan orang terdekatnya.
“Jangan merasa sendiri kamu masih punya saya sebagai kakak kamu. Saya akan terus mendukung pilihan kamu, sekalipun semua orang mementang apa yang kamu suka. Saya Baihaqi Bashir akan terus mendukung pilihan kamu.” Baihaqi membawa Vella kedalam pelukannya. Ia bisa merasakan bajunya basah oleh air mata sang adik.
Verr, lu liat kan? Sekarang ada yang sayang sama gua, bahkan dia bukan saudara kandung kita tapi kasih sayang dia kaya saudara kandung kita. Jangan pernah sedih ya, maaf kalau gua sering bikin lu disana khawatir. Tapi tolong jangan pergi dari sisi gua, gua masih butuh lu buat terus melangkah kedepannya.
****
Hai akhirnya bisa update lagi setelah beberapa hari ngga update, gimana kabar kalian? Masih puasa kan? Ada yang bolong? Ku harap di bulan ramadhan ini engga ada yang bolong kecuali kaum hawa ya, kaum adam harus full jangan mau kalah sama kaum hawa yang akan menggantikan puasanya di puasa senin kamis.
Oke segini aja dulu ya untuk melepas rasa rindu saya sama kalian, semoga kalian dalam keadaan sehat dan dalam suasana hati yang bagus.
Instagram : aiviemarcelinaa
Kamis, 06 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childhood Dream
Roman pour Adolescents"Apakah kamu percaya akan sebuah impian?" tanya anak lelaki berusia 12 tahun. "Aku tidak terlalu percaya tetapi, ntah mungkin itu bisa bagus aku tidak percaya atau tidak terlalu berharap," Ada seseorang yang sangat mempercayai sebuah impian, ada ju...