Bab 14 : Bertengkar Kembali

5 2 0
                                    

Suasana malam ini di Bekasi sangat dingin, Vella duduk di pinggiran jendela kamarnya. Jendela kamarnya langsung menghubungkan ke arah jalanan yang ramai akan kendaraan melintas. Ia duduk di pojokan sembari menghisap batang nikotin ada sebuah wine juga yang menjadi temannya kala saat dirinya hancur.

Ada yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini, terkait masalah kemarin dirinya dengan Aiden bertengkar lagi, rasanya hambar saja tapi ia tidak peduli. Aiden juga salah kenapa harus memukul di lingkungan sekolah, kenapa tidak bertanya baik-baik saja.

"Ah Aiden ngeselin!!" umpatnya dengan meminum wine yang banyak dari botol yang ada di depannya saat ini, rasanya ia jengkel dengan perlakukan Aiden saat di sekolah membuat dirinya sedikit meledak.

"Vella!" Seru Baihaqi mengedor pintu kamarnya dengan kencang membuat sang pemilik kamar lantas membukakannya. "Ikut Aa keluar yuk ke Caffe Twin? Kalau mau keluar Aa tunggu di ruang tamu."

"Iya Vella ikut, tungguin." balas Vella dengan berteriak seraya membereskan kekacauan yang ia buat di kamarnya.

Setelah mendengar jawaban sang Adik langsung memasuki kamarnya, hal yang pertama membuat Baihaqi terkejut adalah Vella sedang memeluk beberapa botol wine yang sedang ia rapihkan.

"Kamu minum lagi? Terus itu puntung rokok maksudnya apa?" Baihaqi hanya bisa membisu melihat tingkah laku adiknya.

"Engga ada maksud apa-apa hanya menghilangkan penat sajaa," jawab Vella menatap sang Kakak.

Baihaqi duduk di pinggiran kasur Vella, sedangkan Vella mengambil pakaian santainya, ia tidak ingin memakai pakaian yang terlalu mencolok.

"Kenapa lihat-lihat, ku colok tuh mata!" Vella berdecih sinis kepada sang Kakak. "Papa sama mama mana?"

"Kamu engga dengar kalau tadi ada suara teriakan?" matanya menatap sang adik dengan tidak percaya jika suara bising yang dilakukan kedua orang tuanya mampu tidak terdengar oleh sang adik.

"Oh jadi mereka bertengkar lagi? Udah kaya aku sama Aiden aja, engga bosan apa bertengkar terus?" gerutu Vella sambil duduk di samping Baihaqi.

"Apa? Kamu bertengkar lagi sama Aiden?"

"Iya, dia mukulin sahabat kecil aku sama Vanno, dan gilanya dia mukul di lingkungan sekolah!"

"Kamu engga coba tenangkan Aiden?"

"Engga, untuk apa tenangin orang yang kaga mau dengar penjelasan lebih dulu. Tarupun A, sudah dijelaskan mana bisa dia paham! Dia maunya di mengerti bukan mau mengerti orang lain!!"

Baihaqi yang mendengar itu pun hanya bisa pasrah, ia tau adiknya saat ini masih dalam suasana hatinya yang panas jadi wajar emosi sangat membara saat menjelaskannya.

Vella yang melihat Baihaqi diam, ia mulai curiga jika sang Kakak akan menampilkan reaksi biasanya. "Udah jangan jadi pikiran, itu masalah aku sama Aiden, Aa engga perlu cemas."

Baihaqi merasakan ada tangan yang menggenggam tangannya ternyata itu tangan adik kecilnya. "Bukan begitu, kamu engga biasanya bertengkar seperti ini sama Aiden. Walaupun kalian bertengkar pasti engga sampai Aiden main tangan ke lawannya."

Vella menatap keluar jendela, ia melihat langit seolah ada Vanno yang sedang berusaha membuatnya tidak menangis. Yah karena Aiden tidak kenal dia, orang yang dipukul Aiden itu orang kesayangan Vanno, andai saja Aa tau seberapa penting orang itu dihidupku sama Vanno mungkin Aa akan membela aku bukan membela Aiden.

****

Rumah Aiden

Ayunindya masuk ke dalam rumahnya saat melihat anak putranya yang rautnya tidak semangat lantas mendekati sang anak.

"Kamu ada apa? Kenapa muka kamu kusut sekali, Aiden," ucap Ayu penasaran. Dihadapannya bukan seperti Aiden sang anak.
Aiden melihat Ayu sekilas dan ia masih membisu saat ditanya sang Mama. Ia tidak tau harus mengatakan apa kepada sang Mama, tidak mungkin ia mengatakan jika dirinya bertengkar kembali dengan Vella.

"Aiden, kalau ada masalah cerita dong sama Mama, masa mama di abaikan gini? Mama khawatir lho." tutur Ayu lembut.

Aiden langsung memeluk sang Mama, ia mendekapnya dengan kencang seolah ia takut kehilangan ayu padahal ia tidak kuat menahan semuanya.

"Ma, misalnya aku bertengkar lagi sama Vella gimana?"

"Maksudnya gimana? Mama engga paham maksud kamu."

"Iya misalnya kalau aku berantem lagi sama Vella gimana?"

"Jadi sekarang kamu kusut, karena bertengkar lagi sama Vella, benar bukan begitu?" Ayu memijat pelipisnya seraya berusaha menahan emosinya yang sudah ingin keluar.

"Iya, Ma maaf kalau aku bertengkar lagi sama Vella, aku terlalu emosi melihat Vella dekat sama pria lain selain aku dengan keluarganya."

"Oh jadi anak Mama ceritanya cemburu?" ledek Ayu dengan mencolek dagu sang anak.

Aiden yang di ledek seperti itu pun malu, ia tidak menyangka akan jawaban sang Mama kepadanya. "Aku tidak cemburu, hanya tidak suka saja."

"Yaudah sekarang kamu istirahat iya, jangan pikirkan itu. Mama tidak marah kepada kamu, tapi lain kali dengarkan dulu penjelsan Vella agar kalian tidak bertengkar lagi." Ayu menasihati anaknya agar tidak gegabah dalam masalah kecil maupun masalah besar yang ada.

Aiden yang mendengar nasihat Ayu pun terketuk pintu hatinya saat ini ia merasakan sangat bersalah kepada Vella padahal Vella sudah ingin menjelaskannya, tetapi dirinya masih tersulut apai emosi hingga membuatnya lupa jika yang dibicarakan Ayu sang Mama memang ada benarnya.

***

Vella yang keluar dari kamar sudah siap akan pakaian yang rapihnya, ia akan datangi tempat yang menurutnya bagus dan indah. Baihaqi hanya akan menemani sang adik, gimana pun Vella ia tetap adiknya.

Kalau jalan sama Aa suka ke ingat Vanno, dulu juga Vanno yang sering ajak main keluar sekarang posisinya digantikan, bahkan orang yang mengajak juga sudah bukan Vanno lagi. Vanno, maaf iya kalau posisi Vanno digantikan oleh orang lain.

Tanpa sadar airmata Vella keluar, Baihaqi yang berjalan di depannya merasakan tidak ada Vella dibelakangnya, ia melihat kebelakang ternyata benar adiknya berhenti sejenak.

"Kenapa berhenti?" Baihaqi pura-pura tidak tau padahal ia tau adiknya sedang bersedih.

"Ah tidak, A. Tadi cuma merasa ada barang ketinggalan padahal engga ada, maaf iya bikin Aa khawatir." vella berbohong untuk mengalihkan pembicarannya dengan sang kakak.

Kamu bisa bohongin Aa, tapi tidak dengan matamu. Matamu seolah mengisyaratkan bahwa kamu benar-benar sedang tidak baik, Aa harap kalian semua bisa berbaikan kembali.

"Oh bwgitu, yaudah yuk lanjut jalan keburu jalanannya macet."

****

Selanat datang di bulan Maret, gimana kabar kalian? Maaf baru bisa update saya sibuk kerjaan ditambah kemarin lagi ada musibah di tempat kerja. Tempat kerja saya di malingin sama orang, jadi suasana hati saya tidak baik juga seharian jadi maaf agak lama update. Makasih sudah mau baca karya saya, maaf jika ada salah penulisan makasih.

Instagram : aiviemarcelinaa
Tiktok : aiviemarcelinaa

Rabu, 01 Maret 2023

My Childhood Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang