"Bagaimana tidurnya? Apakah nyenyak?"
"Astaga ya Tuhan!" pekik Vella saat mendengar ada seseorang yang berbicara di belakangnya. Dengan marah ia mengabaikan orang itu dan terus berjalan ke bawah.
"Pagi cantiknya Mama, kenapa muka kamu kaya sedang emosi?" tanya Arabella saat melihat muka putri angkatnya itu.
"Gimana engga kesal, anak Mama tuh yang satu tiba - tiba muncul dibelakang aku. Jelas saja aku terkejut, dia bicara menanyakan kondisi aku tidur gimana. Awalnya kan sepi eh dia malah ada dibelakang Vella." sahut Vella.
Arabella bahagia melihat jawaban Vella yang mulai mau banyak bicara kepadanya. Ia merasakan jika Vella kecil sudah kembali lagi.
"Wah ramai sekali, ada apa ini?" tutur Adiatma saat memasuki ruang makan.
Arabella memberikan kode melalui mata kepada sang suami, ia melihat jika Chiko dan Vella sedang berdebat kecil. Hahaha ternyata Vella mulai banyak bicara lagi.
"Vel, kamu kenapa sayang?"
"Ah itu Om Chiko, bikin Vella terkejut saja."
"Jangan panggil Om, panggil saja Papa kenapa masih memanggil Om sayang,"
"Hehehe, maaf Vella belum terbiasa jadi maaf ya ' pa."
"Tidak masalah, lagian Vella juga butuh tahap. Kakak engga masalah yang penting Kaka minta jangan sungkan kepada kami. Kami ini keluarga kamu juga lho,"
Vella merasakan bahagia, ia tidak menyangka jika di keluarga sahabat dirinya malah dijadikan sebagai anak bukan sebagai seorang tamu atau sahabat dari anak mereka.
"Terimakasih, makasih kalian sudah menerima Vella di tengah - tengah keluarga kalian. Vella ngerasa kalau sekarang Vanno lagi bahagia banget liat Vella diperlakukan baik sama kalian."
Mereka semua yang mendengar ikut terhanyut dalam suasana. Mereka sangat tau gimana kasih sayang Vanno kepada Vella, tidak jarang jika Vanno selalu mengalah demi sang adik.
"Papa bahagia sekali, karena sekarang putri papa sudah sama papa. Papa akan berusaha membuat kamu bahagia apapun untuk kamu akan papa lakukan sayang." Adiatma membawa Vella kedalam pelukannya. Ia akan membuat putri sahabatnya bahagia dengan berada di tengah keluarganya.
Van, Vella bisa merasakan pelukkan seorang ayah. Vella mendapatkan di Papa Adiatma bukan di Papa kandung kita, jadi seperti ini ya dipeluk oleh sosok ayah sangat hangat dan memenangkan hati.
****
Setelah melakukan pertengkaran kecil di rumah kini kedua remaja itu sudah berada di lingkungan sekolah, sekolah hari ini sangat santai mengingat ini adalah hari jumat dimana hari terakhir mereka bersekolah.
"Chik, hari ini adalah hari jumat kan? Tapi kenapa suasana sangat sepi seperti kuburan?" Vella menatap sekeliling sekolah yang seharusnya sudah ramai kini malah terlihat sepi.
"Mungkin sekolahan cosplay mau jadi kuburan jadi sepi," ucap Chiko dengan melepaskan helm.
Kedua remaja datang dari arah belakang, mereka kaget melihat jika Chiko bersama Vella datang bersamaan tidak biasanya Vella akan datang bersama dengan Chiko.
"Den, tumben sekali mereka datang bersama pasti ada sesuatu yang Vella sembunyiin dari kita," bisik Elcy tepat di daun telinga Aiden.
"Makin lama makin menyebalkan kenapa dia selalu bersama Vella coba," gerutu Aiden.
"Kalau mau bicara, bicara depan orangnya jangan dibelakang boy." ucap Chiko menepuk pundak Aiden.
Aiden yang mendengar suara Chiko dari belakang pun menoleh. Ia melihat wajah Vella yang sudah merah. Mampus, kenapa ada mereka? Kapan mereka sampai? Bisa bahaya ini. batin Aiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childhood Dream
Teen Fiction"Apakah kamu percaya akan sebuah impian?" tanya anak lelaki berusia 12 tahun. "Aku tidak terlalu percaya tetapi, ntah mungkin itu bisa bagus aku tidak percaya atau tidak terlalu berharap," Ada seseorang yang sangat mempercayai sebuah impian, ada ju...