Bab 4 : Caffe

15 7 2
                                    

Sore ini Vellaxe di ajak oleh kakak angkatnya ke caffe yang dekat dengan rumahnya, katanya caffe itu sangat ramai dan selalu penuh setiap malam. Atas permintaan kakaknya dirinya menyetujui ajaknya, lumayan dirinya bisa mengistirahatkan otaknya saat ini.
Tok Tok

"De, kamu sudah siap belum?" tanya seorang lelaki yang menunggunya dengan pakaian santai.

Ceklek

"Sudah A, maaf bikin Aa nunggu lama." balas Vellaxe sembari menutup pintu kamarnya.

Edgar, melihat anaknya sudah rapih dengan membawa tas selempangan di dampingi oleh anak angkatnya yang lelakinya. "Kalian mau kemana? Sudah mau magrib? Kamu mau ajak ade kamu kemana?"

Baihaqi menatap sang Papa dengan tenang, "Aku mau ajak Vellaxe ke caffe ada makanan enak, kita engga pulang malam."

"Yakin?" Edgar menatapnya dengan mata tajam, ia yakin mereka tidak pernah pulang tepat waktu pasti ada aja hal yang mereka lakukan di luar sana.

"Papa percaya sama Aa, abis dari caffe kita langsung pulang." Vellaxe membantu meyakinkan sang Papa agar mengizinkan dirinya pergi keluar.

Edgar melihat wajah anak perempuannya yang berusaha meyakinkan dirinya, "Baiklah, setelah ini kalian harus pulang segera jika sudah selesai jangan pulang larut malam."

Kedua anak remaja itu lega mendengar ucapan sang Papa yang mengizinkan mereka keluar, biasanya sang Papa jarang memberikan akses keluar sekarang keduanya telah mendapatkan akses itu susah payah.

****

Caffe Twins Brother

Suasana di dalam cafe saat ini sangat ramai benar apa yang dikatakan Baihaqi kalau caffe ini sangat padat, bahkan banyak orang yang datang untuk menikmati semua menu yang ada bahkan atau sekedar kumpul-kumpul bersama teman.

"Gimana bagus engga ini caffe?" tanya Baihaqi sembari melihat sekeliling caffe.

"Bagus, Aa tau caffe ini darimana? Sering kesini?"

"Engga, tau caffe ini karena ada beberapa penyanyi yang suka datang ke caffe ini." jawab Baihaqi saat mencari tempat yang kosong.

"Penyanyi?" Vellaxe bingung apa yang di maksud oleh  kakaknya, dirinya tidak mengerti maksud pembicaraan sang Kakak.

"Bukan penyanyi pop tapi penyanyi lagu Hip Hop mereka suka nyanyi di caffe ini, lagu mereka bagus lho. Kamu pasti nanti bakal suka."

"Hip Hop? Mereka sudah lama manggung di caffe ini?"

"Seperti iya, soalnya dengar omongan mereka orang Jakarta, bahkan mereka punya kumpulan penyanyi hiphop."

"Oh gitu, jadi selain caffe yang unik dengan tampilannya di dukung oleh orang-orang hebat."

"Mereka emang hebat, nanti kita bakal ketemu tenang saja."

Benar saja apa yang di ucapkan oleh Baihaqi langsung datang 4 orang lelaki dengan pakaian yang santai tapi kesannya sangan cool sekali , Vellaxe sampai tidak bisa berkedip melihat mereka yang baru sampai.

Mereka langsung ke arah depan guna untuk menyanyi, selama mereka bernyanyi Vellaxe fokusnya ke arah mereka. Vellaxe merasa bahagia, mereka bisa menyanyi kan lagu yang membuatnya tenang.

Baru kali ini aku lihat Vellaxe sangat menikmati lagu, dan akhirnya aku berhasil membawanya keluar, aku yang jarang pulang lupa jika mempumyai dia sebagai adik. Pasti dia sangat tertekan berada di rumah, aku yang meninggalkan dia sendirian di rumah di saat Vellaxe membutuhkan diriku, aku malah berada di luar. Maaf ya peri kecil Aa, sekarang Aa akan menebus setiap waktu yang kamu butuhkan bersama Aa.

My Childhood Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang