3 bulan sudah berjalan akhirnya penentuan dimana hasil kerja keras Vella akan ditentukan hari ini, apakah semua hasil kerja kerasnya akan membuahkan hasil atau tidak ia tidak ingin berharap walau hati kecilnya mengatakan mengingingkannya.
"De, Kamu ada di dalam?" teriak Baihaqi dari luar kamar Vella.
"Masuk aja, A kamarnya engga di kunci," balas Vella dengan teriak.
Ceklek
Hal yang pertama kali dilihat oleh Baihaqi adalah Vella yang sibuk di meja belajarnya dengan mata menatap layar laptop yang masih menyala. Ia tidak habis pikir jika sang adik akan bekerja keras demi impiannya.
"Kamu ada hubungan apa sama Chiko?" tanya Baihaqi dengan penasaran.
"Engga ada hubungan, kita cuma temanan masa kecil, kenapa sih Aa kayanya penasaran banget?" ucap Vella melirik sekilas sang Kaka.
"Pacaran juga engga masalah, kalian sudah mengenal lama," ucap Baihaqi menggoda Vella.
Merasakan jenuh akibat Baihaqi akhirnya Vella melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, ia tidak peduli akan apa yang dikatakan Baihaqi dirinya hanya ingin fokus dengan tujuannya.
Ting
Tiba-tiba ponsel Vella berbunyi menandakan ada notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya, ia melihat ada pesan dengan nomor yang tidak di kenal.
0858xxxxxxx
Besok bisa datang ke kantor untuk menyerahkan berkas penulis yang anda buat, kami tunggu kedatangannya jam 09. 00 di jam istirahat . Terimakasih.Tanpa sadar airmata Vella keluar, ia bahagia karena kerja kerasnya selama 3 bulan kini sudah berjalan dengan sesuai keinginan dirinya. Baihaqi yang tanpa tidak sengaja pun terharu, ia tidak menyangka jika kerja keras adenya akan memcetuskan hasil yang indah.
"Vel," Baihaqi memanggilnya dengan lembut. "Selamat, kerja keras kamu menghasilkan hal yang bagus,"
"Vella juga engga bakal mikir soal ini, A. Vella pikir kalau impian Vella akan pupus, Vella engga pernah percaya akan sebuah impian seperti Chiko bilang di masa kecil tapi-
"Sut, jangan nangis ya cantik. Aa paham gimana rasanya dipatahkan oleh keluarga, Aa paham banget, jadi ini langkah awal kamu menuju sebuah impian."
Vella langsung masuk ke dalam pelukan Baihaqi, pelukan yang sangat ia inginkan dari keluarganya tapi malah ia dapatkan dari orang lain yang di angkat oleh keluarganya. Sedangkan keluarganya? Keluarganya malah tidak peduli akan dirinya, miris sekali hidupnya setelah kembarannya sudah tidak ada suasana rumah juga berbeda jauh. Saat ada kembarannya, orang tuanya akan menghabiskan waktu di rumah bersama - sama kini sudah tidak ada lagi kehangatan keluarga hanya ada kesunyian di dalam rumahnya.
****
Setelah acara sesi pelukan dengan Baihaqi tadi di rumah kini Vella berada di sebuah gedung dengan pencakar langit yang sangat tinggi. Ia kagum bisa memasuki gedung yang megah dan mewah ini untuk pertama kalinya, ia merasa dirinya seperti mimpi bisa menginjakkan kakinya di tempat ini.
Vella mendatangi meja resepsionis, ia akan bertanya dimana ruang managernya itu. "Permisi, saya mau ketemu dengan manager yang ada di sini, saya sudah membuat janji dengan beliau."
Sang resepsionis terkejut melihat ada tamu yang datang, sebelumnya ia tidak mengenali wanita yang ada di depannya. "Maaf apakah ada buktinya, boleh saya lihat?"
"Ini buktinya Kak, apakah benar ini nomor perusahaan ini?" Vella ingin memastikan kebenaran yang ia dapat dari pesan tersebut agar tidak melakukan sebuah kesalahan.
"Oh betul de, mari saya antarkan." ucap sang resepsionis dengan manis.
Sepanjang jalan Vella takjub akan apa yang ada di dalam ruangan ini, ia melihat semua karyawan di sini sibuk akan sebuah pembuatan cover, editing naskah maupuun yang lain. Rasanya hati sudah tidak sabar akan menjadi bagian dari mereka yang sedang di proses oleh sang penerbit.
Tok Tok Tok
Resepsionis itu mengetuk pintu berwarna coklat dengan tulisan Ruangan Manager. "Permisi Pak, ada seseorang yang katanya sudah membuat janji dengan Bapak apakah benar?"
"Benar, apakah orang itu sudah datang?" tanya sang lelaki yang duduk mengarah ke arah jendela.
"Sudah Pak, beliau ada di sini bersama saya,"
"Baiklah, kamu boleh pergi tinggalkan kami." perintah sang lelaki kepada resepsionis.
Resepsionis itu mengikuti perintah sang atasan, ia yakin mereka butuh waktu berdua dengan kliennya saat ini.
Vella yang di tinggal sendirian di dalam ruangan itu bingung harus bagaimana, ia bahkan tidak mengenal siapa yang sedang duduk bahkan ia juga merasa tidak asing dengan suara itu.
"Vella Sharon nama yang indah, bagaimana kabar kamu?" tanya sang lelaki misterius itu kepadanya.
Deg
Vella terkejut ternyata, ia mengetahui nama aslinya bahkan seolah ia tau dengan alur yang ada dalam hidupnya. "Siapa anda? Kenapa anda mengenal saya?"
"Mudah bagi saya tau tentang kamu, saya hanya menjalankan sebuah amanat dari seseorang yang paling mengerti posisi kamu. Saya ingin membantu kamu mengejar impian kamu, bahkan sebelum orang itu pergi dia menitipkan pesan kepada saya."
"Pesan?"
"Iya pesan, pesan agar membantu kamu ketika kamu ingin mengejar sebuah impian kamu. Impian yang dimana kamu tidak pernah percaya, kini impian yang kamu tidak percayai sekarang sedang di depan mata."
"Siapa kamu? Siapa yang kamu maksud orang yang yang pergi?"
"Selamat datang di penerbitan Mark Publisher, perkenalkan saya Mark Jerremy sahabat dekatnya Vanno. Saya kenal Vanno waktu masih kecil, kami berdua menjadi sahabat hingga Vanno di panggil Tuhan. Vanno ingin melihat kamu percaya akan sebuah impian sebab itu saya membantu kamu, dan sebab itu juga saya akan melakukan amanat dari saudara kembar kamu." tutur sang Manager dengan memutar kursinya menghadap ke arah Vella.
Vella membeku di tempat, ia tidak menyangka jika Vanno akan melakukan ini sebelum dirinya pergi meninggalkan dirinya. "Apakah benar?"
"Benar, dan mari kita buat sebuah kontrak persetujuan untuk menjalani sebuah kontrak yang sudah saya ingin bantu kamu."
"Ah iya baiklah, ini berkas yang bawa dan Kakak bisa lihat," Vella menyerahkan berkas ia bawa kepada sang Manager ia berharap bisa memenuhi persyaratan yang ada.
"Oke saya terima, nanti saya kabarin kapan untuk datang lagi, dan ini jangan surat perjanjiannya bisa kamu baca di rumah, jika ada yang ingin ditanyakan bisa lewat dari whatsapp."
"Makasih Kak, Vella undur diri permisi."
"Salam kepada Vanno jika kamu berkunjung ke rumahnya, salam dari sahabat yang sering membuatnya emosi." balas Mark tersenyum.
Vella hanya bisa membalas dengan senyuman, ia tidak tau harus seperti apa saat ini mungkin karena kasih sayang Vanno kepadanya membuatnya merasakan bahagia seperti saat ini. Besok ia akan berkunjung ke rumah saudaranya, ia akan mengucapkan terimakasih kepadanya sudah mau membantu kerja kerasnya selama 3 bulan ini.
****
Hai akhirnya kembali lagi, mumpung lagi mood menulis jadi aku update lagi takut berhalangan jadi aku update dari kemarin siang, maaf kalau membuat kalian bosan tapi memang lagi pengen. Makasih sudah mau membaca karya saya, semoga kebaikan kalian ke saya dibalikan oleh sang Pencipta.
Instagram : aiviemarcelinaa
Minggu, 19 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childhood Dream
Novela Juvenil"Apakah kamu percaya akan sebuah impian?" tanya anak lelaki berusia 12 tahun. "Aku tidak terlalu percaya tetapi, ntah mungkin itu bisa bagus aku tidak percaya atau tidak terlalu berharap," Ada seseorang yang sangat mempercayai sebuah impian, ada ju...