Bab 24 : Persaingan

3 1 0
                                    

Seminggu kembali ke tanah kelahiran membuat Chiko dan Chandra berusaha membuat sebuah tempat tongkrongan anak remaja, kakak beradik ini membangun sebuah cafe yang saat ini mulai ramai dan mulai banyak pelanggan setianya.

Suasana rumah yang sangat ramai ketika semua keluarga berkumpul seperti saat ini, sore ini keluarga besar Adiatma berkumpul di ruang keluarga. Sangat jarang mereka menghabiskan waktu seperti sore ini, akibat aktifitasnya masing - masing dari anggota keluarga.

"Chandra, gimana cafe yang kamu jalani?" tanya Adiatma sambil membaca koran.

"Gimana ya? Namanya juga dunia bisnis pasti ada aja persaingan yang ketat, bukan hanya di dunia perusahaan aja, Pa. Tapi di dunia ini memang banyak persaingan dimana kita dihadapkan dengan pilihan seperti saat ini."

"Wah anak mama jadi bijak sekali ya,"

"Jangan dipuji ntar jadi terbang sih kakak. Ngapain dipuji? Mending puji aku," ledek Chiko.

Chandra yang mendengar itu pun membuang muka, ia tidak habis kenapa adiknya bisa beda sendiri. "Engga guna puji lu, lu kerjaannya godain pelanggan cewe terus."

"Heh, gua engga godain ya kak, gua hanya mencoba mendekati pelanggan tau engga?"

"Engga mau tau gua itu urusan lu. Perasaan papa engga playboy dan genit, kenapa lu beda sendiri?"

"Kalau gua beda sendiri harusnya bangga dong, jangan dibilang gitu artinya gua normal. Emangnya lu jomblo terus huuu,"

"Chiko jangan seperti itu, Chandra itu kakak kamu."

Chandra yang mendengar sang mama sedang membelanya ia lantas langsung menjulurkan lidahnya untuk membuat sang adik kepanasan.

"Kamu membela Chandra ia jadi besar kepala dan meledek sang adik, sudahlah ma kamu jangan  membela biarkan mereka bertengkar nanti juga akur kembali."

"Mereka akur kalau salah satunya ada yang mau mereka minta tolongin, pah!"

"Biarkan saja, lebih baik kita pacaran di kamar daripada harus melihat kucing anjing bertengkar gimana?"

"Boleh juga, sudah lama kita tidak pacaran hihihi."

Chandra dan Chiko yang melihat kedua orang tuanya hanya bisa menghela napas mereka tidak habis pikir dengan jalan pikir orang tuanya padahal mereka sudah berumur tapi masih mau berpacaran sungguh aneh.

****

Andrew masuk ke dalam caffe yang selama ini menjadi menjadi tempat kerja sampingannya sebagai penyanyi di caffe ini, ia melihat para pengunjung sudah mulai memenuhi caffe ini.

"Ah kayanya Austin sama yang lain masih lama datangnya lebih baik pesan minuman dulu sambil menunggu mereka." Andrew bergumam, sembari membawa langkah kakinya ke tempat barista sedang membuat minuman.

"Andrew tumben sendirian, Austin sama yang lain kemana?" tanya sang barista yang membawa minuman Andrew.

"Mungkin mereka masih dijalan, kemana Chandra? Kayanya engga ada di cafe, apa dia sibuk?"

"Oh Kak Chandra, dia lagi di rumah paling lagi kumpul sama keluarganya sih. Ada apa emang?" ujar Vanilla sebagai Barista yang melayani Andrew.

Tak lama kemudian akhirnya yang dibicarakan sudah datang, mereka berada di belakang Andrew. Andrew pun tidak tau jika mereka sudah ada di belakangnya.

"Wah lu ngomongin apa lu berdua hayo?"

"Jangan bilang lu berdua lagi pdkt buat jadian ya?"

"Koko Andrew sudah mengeluarkan taringnya hahaha,"

Andrew yang mendengar itu langsung melirik sinis ke arah para kawan - kawannya yang baru sampai, "Bagus lu semua baru pada datang jam segini."

"Yaelah, Drew belum juga jam kita santai aja." ucap Brian sambil meminum minuman Andrew.

"Santai sih santai tapi jangan minuman gua juga lu embat bro,"

"Hayo lah kan kita sahabat masa sama sahabat sendiri kaga mau berbagi."

"Berbagi yang gimana dulu lah, ini baru gua minum dikit malah lu yang udah minum dasar Brian."

"Sudah - sudah jangan berteman,"

"Bertengkar pea!!" teriak Yoshua dengan emosi.

Yang ada di situ hanya bisa tertawa melihat wajah emosinya Andrew yang sangat lucu, Brian dan Andrew terkadang memang seperti anak kecil hanya hal kecil. Tapi itu yang membuat mereka bahagia sampai detik ini.

"Oke siapa engga sabar sama Andrew cs? Ayo kita panggilkan Andrew dan kawan - kawan." ucap sang pembawa acara.

Andrew dan kawan - kawan naik ke panggung saat pembawa acara memanggil mereka semua.

"Hai semua gimana kabar kalian?" teriak Austin penuh semangat.

"Baik."

"Tidak baik."

"Baiklah buat yang nggak baik gimana kita nyanyi bareng, setuju nggak?"

"Setuju!!"

Andrew dan yang lain langsung membawa kan lagu kebanggan mereka berjudul Bukan Urusan

Hai kiniku berpadu dengan pena yang

Kugoreskan kini kucoba tuk kusimpulkan

dagu ku sampul kan kita bila yang ditujukan

Menjadi hal menyakitkan itu bukan yang

Kumaksud untuk kau dengarkan bukan

Urusan mereka yang lebih tahu tentang

Bukan urusan mereka yang lebih dekat

Denganmu bukan keputusan untuk melarang

30 menit mereka bernyanyi bersama dengan bergantian kini waktu sudah menunjukan pukul 01. 00 malam, cafe mulai sepi.

"Cafe kalau jam segini mulai sepi ya? Apa karena bulan ramadhan?" ucap Joshua melihat sekeliling.

"Bisa jadi kan dikit lagi mereka mulai persiapan buat sahur, emang lu mau ikutan sahur?" Brian ngelirik Joshua.

"Tadi Andrew sama Brian, sekarang malah Joshua sama Brian." tutur Austin saat melihat kedua sahabatnya yang mulai bertengkar.

Yoshua yang diam dari tadi pun melihat ke sekelilingnya ia merasakan jika pergerakan keduanya sedang dilihat oleh seseorang.

"Lu kenapa?" Austin bingung melihat Yoshua diam seperti ada yang tidak beres.

"Kita kaya di awasin sama orang deh, gua ngerasa kaya gitu." jujur Yoshua dengan melihat ke depan.

"Eh itu bukannya rombongan sih Akbar ya?" tunjuk Joshua ke arah 5 lelaki yang menatapnya dengan tajam.

Andrew yang melihat pun hanya diam, "Kita di dunia musik pun ada saingan gimana di dunia bisnis kaya Chandra. Sudahlah abaikan aja."

"Benar, lagian semalam kita engga ganggu ketenangan mereka. Mereka engga akan senggol kita."

Yoshua membenarkan ucapan Joshua. Ia hanya merasa tidak enak, dan apa yang ia rasakan ternyata benar adanya. Bagi mereka selama mereka tidak di usik makan mereka tidak akan mengganggunya.

****

Hai akhirnya bisa update lagi.... Engga berasa dikit lagi lebaran ya, dan dikit lagi bakal vakum lagi setelah cerita ini tamat, makasih sudah mau membaca. Maaf dalam penulisan masih kurang bagus. Segini dulu ya sampai jumpa di bab selanjutnya.

Instagram : aiviemarcelinaa
Tiktok : aiviemarcelinaa

Kamis, 13 April 2023

My Childhood Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang