Bab 28 : Bukan Sekedar Mimpi

3 1 0
                                    

Hari sabtu adalah dimana hari paling menyenangkan bagi Vella, sebab ia bisa istirahat dari seluruh pekerjaan tugas sekolahnya. Tapi tidak untuk nanti sore ia mendapatkan pesan bahwa ia akan bertemu dengan Mark nanti di tempat Mark bekerja. Ia merasakan ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh Mark dengan serius.

"Bella, ayo sarapan dulu abis itu kamu boleh tidur lagi sayang," ucap Arabella melihat Vella yang masih berada dalam selimut.

"Ma, bisa nanti saja? Vella masih mengantuk." balas Vella dengan mata tertutup.

Arabella mengusap kepala putrinya, ia bahagia melihat Vella sekarang yang begitu manja akan dirinya bahkan sudah mulai banyak bicara tentang kesehariannya di sekolah.

"Baiklah, kalau kamu lapar bisa ke bawah ya. Jangan bikin para kakak kamu khawatir, mereka yang ada bisa ngamuk saat mendengar kamu tidak makan."

"Ka Chandra itu urusan Vella, mama cukup bantu Chiko saja."

"Ada apa dengan Chiko memang?"

"Dia sering membuat Vella emosi, jadi kalau bisa suruh dia makan duluan saja biar tidak menganggu waktu Vella nanti."

"Jangan seperti itu jika nanti orang dengar gimana?"

"Apanya yang dengar?" tanya seorang lelaki yang memasuki kamar Vella.

"Tidak ada masalah sayang, yuk kita makan Vella nanti akan menyusul," ajak Arabella pada Chiko.

Chiko yang tidak sengaja lewat depan kamar Vella ia pun masuk ke kamar Vella karena ia penasaran dengan obralan yang mamanya lakukan bersama Vella.

"Mama yakin? Kenapa aku merasa kalian sedang membicarakan aku ya?" Chiko memincingkan matanya dengan curiga.

Vella membelalak. "Idih siapa juga yang ngomongin anda, jadi tolonglah keluar dari kamar saya. Anda mengganggu ketenangan saya tidur."

Chiko melotot mendengar ucapan Vella yang begitu sangat drama. "Dasar saudara durhaka awas saja minta bantuan tidak akan aku bantuin lihat saja."

Arabella mendengar perdebatan itu terkekeh tidak menyangka jika Chiko bisa membuat Vella marah akan sifat jahilnya itu.

"Pa, mau berangkat ke kantor atau mau di rumah?" tanya Arabella kepada sang suami.

Adiatma yang baru sampai di meja makan pun melihat meja makan sepertinya ada kurang. "Vella kemana, Ma?"

"Ah mama lupa bilang, Vella masih tidur ia masih ngantuk nanti sore katanya dia mau ke kantor penerbit dipanggil oleh managernya."

"Manager? Apakah Vella membuat salah dalam karyanya?"

Chandra yang sedang fokus oleh ponsel pun menoleh ia yakin jika sang papa pasti merasa khawatir. A"Sepertinya tidak Pa, mungkin Mark ingin membahas hal penting dengan Vella makanya ia menyuruh Vella untuk datang ke kantornya."

"Vella nanti biar menjadi urusan Chiko saja, papa jangan khawatir tenang saja." jawab Chiko sembari memotong makanannya.

Adiatma mengangguk. "Baiklah, kamu antar Vella nanti jangn kamu tinggal kecuali Vella yang minta kamu pulang."

"Perasaan tadi mama denger katanya ada yang tidak mau membantu Vella, biarkan Vella saja yang urus sendiri jika Vella butuh bantuan, tapi siapa ya orang itu?" sindir Arabella melirik ke Chiko.

"Memang ada yang bicara seperti itu ke Vella mah?" tanya Chandra penasaran.

Adiatma yang melihat Chiko sedang misuh misuh pun tertawa kecil ia bahagia ketika melihat wajah kesal Chiko. Bagi mereka itu sebagai hiburan karena Chiko sering membuat satu rumah emosi akibat kejahilannya.

My Childhood Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang