GAFIN | 10

955 113 53
                                    

ABSEN 🌷 >>>

ABSEN 🌷 >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 – sebuah rasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 – sebuah rasa.

Biasanya setiap pulang sekolah Gafin serta teman-temannya akan langsung pergi ke warung mang Oding, tapi tidak untuk siang ini. Gafin memilih untuk pulang terlebih dahulu, sepertinya ada beberapa tugas yang belum ia selesaikan.

Jika tugas belum selesai dikerjakan, pikiran akan terus dihantui tugas-tugas yang menumpuk. Maka dari itu alangkah lebih baik jika tugas dikerjakan lebih awal, mau pergi kemana pun pikiran akan jauh lebih tenang.

Gafin meletakan ranselnya di atas meja belajarnya yang terlihat rapih. Jarang sekali menemukan kamar anak laki-laki yang rapih serta harum seperti ini, lihatlah betapa rapih dan wanginya kamar milik Gafin, sangat bertolak belakang dengan kamar Gefin, kembarannya, jauh dari kata rapih.

Banyak sekali buku-buku bacaan yang tersusun rapih di rak buku yang ukurannya cukup besar, mungkin jika dihitung jumlahnya lebih dari seratus buku terpajang disana. Warna abu-abu menjadi tokoh utama dikamarnya, segala sesuatu yang terpajang hampir semuanya berwarna abu, juga hitam.

Sepertinya, anak-anak Gracio rata-rata menyukai warna Hitam dan Abu, hanya Zidan yang menyukai semua warna.

Gafin melihat catatan tugasnya dibuku kecil berwarna hitam, khusus untuk mencatat tugas sekolahnya, semuanya sudah terceklis. Tidak ada satu pun kolom yang tersisa. Itu tandanya Gafin sudah mengerjakan semua tugas minggu ini.

"Ternyata sudah semua." Gafin berkata sambil meletakan kembali buku tersebut di tempat semula.

Matanya tak sengaja menangkap Novel berwarna biru yang terpanajang dirak bukunya, kemudian tangannya beralih mengambil buku tersebut.

Novel Hujan – Tere liye.

Ketika melihat buku itu. Gafin kembali mengingat Rein, tidak tahu kenapa buku tersebut sudah melekat sekali dengan gadis itu. Kemarin dan hari ini Gafin tidak bertemu dengan gadis itu, kenapa dia jadi memikirkan Rein, apa Gafin sudah menyukai gadis itu?

GAFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang