GAFIN | 22

776 91 27
                                    

22 – Double date?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22 – Double date?

Sekitar tiga puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan, peternakan Ayam. Mereka tidak langsung mengerjakan tugasnya melainkan beristirahat untuk mimun dulu sejenak, perjalanan mereka cukup melelahkan karena cuaca yang lumayan panas hari ini.

Hari sudah menunjukan pukul jam tiga sore.

Setelah sepuluh menit menunggu Agam dan Gafin yang tengah mencari pemilik peternakan, Agam pun memberitahu yang lain agar segera masuk kedalam, mereka akan segera memulai membuat dokumentasi.

Banyak sekali kandang Ayam, juga aroma yang sangat tidak enak, kalian pasti sudah paham aroma apa itu. Cukup bising, sebab Ayam-Ayam yang terus berkokok. Tidak mau membuang waktu, mereka pun langsung memulai wawancara satu persatu pertanyaan, dengan Rein yang menjadi kameramen.

1. Ada berapa Jumlah Ayam di peternakan ini?

2. Berapa telur yang di hasilkan selama satu Minggu?

Kurang lebih seperti itulah pertanyaan mereka.

Jika kalian ingat Rein pernah memotret Gafin dengan hasil yang sangat bagus, maka kali ini Rein yang dipercayai untuk menjadi kameramen mereka.

Sekitar sepuluh menit wawancara, mereka sudah selesai dengan tugasnya, padahal hanya beberapa pertanyaan saja, tapi terasa sangat lama.

Mereka juga tidak lupa untuk berterima kasih kepada bapak pemilik peternakan, serta memberikan beberapa bingkisan sebagai tanda terima kasih mereka.

Mereka tidak langsung pulang, mereka masih diperbolehkan untuk berkeliling melihat peternakan Ayam yang sangat luas ini.

Di tengah perjalanan melihat lihat induk Ayam, tidak sengaja Gefin memegang kotoran Ayam yang berada disalah satu kayu yang Gefin pegang. "Najis, apaan nih?" tanya Gefin ketika merasa tangannya menyentuh sesuatu.

Ia mengendus tangannya untuk memastikan dari aromanya. "Anjir, eek Ayam?" katanya.

Zidan dan Agam serta yang lain tertawa keras melihat Gefin yang terkena kotoran Ayam itu, mereka berjalan beberapa langkah untuk menjauhi Gefin, takut sifat jahil Gefin kambuh.

"Lagian tangan lo ngga bisa diem, apa aja dari tadi dipegang," omel Zidan sembari terus berjalan meninggakan Gefin yang tengah berusaha memebersihkan tangannya.

"Di depan sana ada air keran, lo bisa bersihin disana." Agam tidak menoleh ke belakang, kakinya terus melangkah mengikuti yang lain.

Mendengar itu Gefin juga segera mengikuti mereka kembali, berharap tangannya tidak akan bau lagi.

Setelah mereka puas berkeliling, mereka memutuskan untuk segera pulang karena hari semakin sore, mereka juga sedang membawa adik kelasnya jadi harus segera mengantarkan mereka pulang. Rayan dan Gefin berpamitan untuk pergi ke warung mang Oding.

GAFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang