GAFIN | 11

886 99 107
                                    

ABSEN 🌷 >>>

ABSEN 🌷 >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11 – Memulai percakapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11 – Memulai percakapan.

Sudah beberapa hari terakhir ini Gafin tidak bertemu dengan gadis pecinta warna biru, bukan karena gadis itu tidak hadir ke sekolah. Melainkan lantai kelas mereka yang berbeda, sekolah SMA Lentera bisa dibilang cukup besar, bukan cukup tetapi memang sangat besar.

Pertama kali mengajak Rein pergi ke toko buku, bukan sekedar hanya ingin ditunjukan jalan saja, buka hanya tidak ada teman. Perasaanlah yang membuat Gafin ingin lebih dekat dengan gadis itu sampai saat ini.

Rasa yang hadir ketika mereka bertemu di perpustakaan, dengan Gafin mengembalikan buku milik Rein. Itu yang membuat Gafin semakin penasaran dengan gadis yang memiliki hobi sama seperti dirinya, membaca.

Memang tidak hanya Rein yang suka membaca, masih banyak siswa lainnya. Tapi, rasa suka tidak jatuh semudah itu kan, tidak akan asal memilih.

Lagi-lagi Novel berjudul Hujan karya Tere Liye, yang berwarna biru, berada di atas kasur milik Gafin. Sedangkan Gafin hanya melamun mentap layar laptopnya yang kosong berwarna hitam tandanya benda itu tidak menyala, duduk di atas kursi meja belajar.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menandakan orang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Lain kali kalo mau masuk kamar orang, siapa pun itu, ketuk pintu dulu. Jangan dibiasakan seperti itu, ngga sopan." Gafin merubah posisinya, kini laki-laki itu berdiri sambil mengambil Novel yang berada di kasurnya untuk ia kemablikan ke rak buku.

Gefin sudah sering melihat buku tersebut. "Maaf dah bos, lo ngapain si? Gue liat-liat ngelamun aja."

"Bukan urusan lo," jawabnya ketus.

"Gue tau lo lagi jatuh cintakan, buku yang selalu lo bawa bukan cuman buku biasa. Gue tau buku itu sama kaya buku punya Rein, betul kan?" Gefin duduk di atas kasur besar milik Gafin.

GAFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang