GAFIN | 25

714 74 22
                                    

25 – Salah tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25 – Salah tingkah.

Sepulang dari pasar malam, Rein langsung memasuki kamarnya, mungkin Manda sudah tertidur pulas dikamarnya. Ia melempar ranselnya ke sembarang arah, tidak perduli dengan barang-barang yang berada di dalamnya.

Menjatuhkan tubuhnya yang Lelah ke atas kasur. Mengambil bantal guling, gadis itu menggigit gemas guling yang saat ini ia pegang. Terlihat juga bibirnya tersenyum beberapa kali, senyuman yang sangat manis.

Rein seperti kehilangan kesadaran, ia terlalu salah tingkah malam ini, masih tidak percaya jika mulai malam ini ia menjadi pacar Gafin.

Tidak sengaja Rein berteriak, membuat pintu kamarnya terketuk beberapa kali, itu ada Manda.

Tanpa aba-aba Manda masuk kedalam kamar Rein, khawatir dengan Rein. "Rei, ada apa sih?" tanya Manda dengan wajah paniknya.

Rein tersadar, "aku pikir tante Manda udah tidur, makanya tadi aku ngga cari tante dulu."

Sebenarnya itu hanya alasan Rein saja, agar langsung masuk kedalam kamar tanpa mencari Manda terlebih dahulu.

"Masih jam setengah sembilan, kamu ini kenapa teriak-teriak?" tanya Manda sekali lagi.

"Tante, mau tau ngga, sini sini tante duduk, Rei mau cerita sama tante." Rein merubah posisinya menjadi duduk. Menyuruh Manda agar ikut duduk bersamanya di atas kasur.

"Apa?" Manda mengukuti arahan Rein.

"Ka Gafin pacar aku sekarang." Tanpa menjelasakan Panjang lebar, Rein langsung mengatakan inti dari cerita tadi malam.

Manda paham dengan kalimat Rein, mulutnya langsung terbuka kaget, "ngga lagi halukan?"
Rein menggeleng.

Manda kembali tersenyum. Kemudian mengangguk pelan, "tante dukung apapun keputusan kamu, tante percaya sama Gafin, dan tante juga percaya sama kamu." Sambil mencolek hidung mancung Rein.

Rein memeluk tubuh Manda Erat, membayangkan mamahnya yang tengah ia peluk saat ini. "Makasi ya Tan, udah jadi pengganti mamah, Rein sayang tante Manda." Tanpa menjawab Manda mengangguk dalam pelukan Rein.

Manda paham sekali jika Rein saat ini sedang merindukan mamahnya, Manda tidak mau angkat suara, karena menahan tangisan bukan hal yang mudah. Di saat Manda tidak bisa memiliki anak, Rein datang menggantikan rasa sedihnya.

Setelah Rein melepaskan pelukannya Manda langsung menggoda Rein. "Tadi gimana, Gafin bilangnya gimana?"

"Tante ngga usah tanya lebih dalam ya?" Rein memutar bola matanya malas.

"Ceritain dong, kepo nih."

Rein bangkit dari duduknya, pergi mengambil handuk. "Ngga, Rei mau mandi, terus mau ngerjain tugas, lanjut tidur."

"Ah, kamu ngga asik, masa ceritanya cuman setengah, ngga nyampe setengah malah, seperempat doang."

"Dari pada ngga sama sekali, lebih parah mana?"

GAFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang