GAFIN | 13

832 108 103
                                    

ABSEN 🌷 >>>

13 – Nilai Matematika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13 – Nilai Matematika.

Pak Jaya mulai membagikan hasil ulangan harian Matematika kelas sebelas IPA satu, ulangan sudah selesai. Suasananya semakin menegangkan, saat beberapa siswa mulai memasang ekspresi sedih ketika mereka sudah melihat angka yang tertera di atas kertas.

Satu-persatu nama mereka dipanggil, untuk maju ke depan. Sekarang giliran Fifi. "Fifi Helena," panggil Pak Jaya.

Fifi maju dengan tubuh yang sudah panas dingin. Kemudian tangannya mengulur mengambil kertas ulangan yang diberikan Pak Jaya. Menatap kertas yang sekarang ia pegang dengan teliti, syukurlah. Nilainya tidak terlalu buruk, masih di atas angka Sembilan.

"Fi, kamu dapat nilai berapa?" sorak Mia.
Fifi tersenyum. "Sembilan dua." Lalu, melihat kembali jawaban yang salah, dimana letak kesalahannya agar Fifi bisa mempelajari soal-soal seperti itu lagi.

Rein senang mendengarnya, itu sangat bagus! Lain dengan Rein yang kini merasa tegang. "Bagus Fifi, nilai lo selalu sempurna dimata pelajaran berhitung."

"Keren, kamu selalu keren, Fifi!" seru Mia.
"Terima kasih, pasti nilai kalian berdua juga bagus, aku yakin."

"Mia Azalea." Pak Jaya memanggil nama Mia untuk maju berikutnya.

"Aduh, aku takut. Nanti kalo nilainya dua puluh gimana?" tanya Mia kepada dua temannya.

"Ngga mungkin sekecil itu, Mia. Kamu harus yakin kalau nilai kamu bagus." Fifi berusaha meyakinkan Mia.

Mia menghela nafas panjang, rileks, tenang, ini hanya sebuah angkat yang kapan saja bisa berubah. Lagi pun maminya tidak pernah mempermasalahkan soal nilai.

Karena pada dasarnya manusia memiliki kecerdasan masing-masing, sesuai porsi yang sudah di tentukan.
Tidak bisa disama ratakan, tidak bisa dipaksakan, tidak bisa dibanding-bandingkan dengan orang lain. Semua berjalan sesuai kemampuan mereka, mereka sudah melakukan yang terbaik, tanpa harus dituntut, untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

"Mia, lo harus yakin." Rein ikut memberikan semangat.

Jangan dua lima, jangan dua lima, jangan dua lima. Batin Mia.

Satu menit, Mia sudah kembali membawa hasil ulangannya, dari raut wajahnya Mia terlihat biasa saja, tidak sedih, tidak juga senang. "Aku dapat delapan puluh sembilan, ngga apa-apa yang penting aku ngga remedial."

"Itu hasil yang bagus, Mia," kata Fifi.

"Lo udah kerjain sesuai kemampuan lo, tanpa menyontek sama sekali, itu hasil yang bagus." Rein juga memberikan semangat lagi untuk Mia.

GAFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang