GAFIN | 26

730 69 3
                                    

26 – Roti pertama, dihari pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26 – Roti pertama, dihari pertama.

Hanya terlihat beberapa kendaraan yang terparkir di parkiran sekolah. Gafin dan Rein berangkat lebih pagi dari biasanya, tentu itu permintaan Rein, karena masih ada tugas yang ingin Rein kerjakan terlebih dahulu.

Fakta kedua juga, agar lebih sedikit siswa yang melihat kebersamaan Rein dan Gafin di sekolah.

Terlihat dari raut wajah Rein, ia masih terlihat canggung berbicara dengan Gafin. Padahal mereka sudah resmi berpacaran, bukannya semakin terbiasa, Rein malah semakin canggung.

Gafin membantu membuka pengait helm yang terpasang dikepala Rein. "Ngga usah canggung, sekarang aku pacar kamu."

Itu kalimat yang membuat Rein terkejut bukan main, hatinya tidak karuan sekarang, bolehkah Rein kabur sekarang juga?

Rein terdiam beberapa detik. "Jangan gitu, gue jadi makin canggung."

Setelah helm Rein terlepas, lengan kekar Gafin merapikan anak rambut Rein yang berantakan, "mau pakai gue lo. Atau kamu ngga nyaman kalo pakai aku kamu?"

"Nyaman, tapi masih aneh kalo sekarang." Pipi Rein ikut memerah, ia terus berusaha menahan senyumnya.

"Iya gapapa, senyamannya kamu aja. Boleh aku antar kamu sampai ke depan kelas?" melihat suasana sekolah masih sepi, membuat Gafin berniat untuk mengantar Rein sampai ke kelasnya.

Rein mengangguk menyetujui. "Boleh."

"Kalo ada apa-apa, kamu bilang aku, ya?" tanya Gafin.

Lagi-lagi Rein mengangguk untuk yang kedua kalinya, "iya, Gafin." Rein berniat menjaili Gafin ingin melihat ekspresi Gafin ketika dirinya menyebut nama tanpa embel-embel kak.

Gafin menoleh kaget. "Kamu bilang apa?"

"Iya, Gafin. Bilang gitu," jawabnya.

Bukannya marah, Gafin malah tersenyum sambil mengangguk pelan. Tangannya teralih untuk mengusap puncak kepala Rein. "Cuman kamu adik kelas yang berani panggil aku nama tanpa embel kak," kemudian Gafin tertawa pelan, melihat tingkah lucu Rein. Bagi Gafin itu sangat menggemaskan.

"Kamu ngga marah, kalo aku panggil Gafin, bukan ka Gafin?" Rein bertanya sambil terus berjalan cepat mengikuti langkahan kaki Gafin.

Gafin menggeleng, "ngga sama sekali."

"Kalo orang lain yang gitu ke kamu, misalnya ada adik kelas, kamu marah ngga?"

"Tergantung, tapi aku ngga pernah masalahin itu. Terserah dan senyamannya mereka aja, selagi ngga ngerugiin, gapapa."

Rein menghentikan langkahnya, membuat Gafin juga ikut menghentikan langkahnya.

"Kamu bisa ngga kalo jalan itu pelan-pelan? Kaki kamu sama kaki aku itu lebih besar kaki kamu, satu langkah kamu itu jadi dua langkah buat aku, capek tau." Rein mendumel kesal karena langkah Gafin yang terlalu besar dan cepat.

GAFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang