18 – Coffe again.
Parkiran. Rayan mengambil motor hitamnya, diikuti oleh Agam, Gefin, juga Zidan. Gefin berteriak membuat mereka semua terkaget bukan main. Rayan menatap Gefin dengan tatapan terkejut.
Gefin mengangkat sebelah kakinya ke atas.
"Gila lo ya, kaki gue lo injek sakit banget nyet." Zidan yang tidak merasa bersalah hanya diam, bingung.
"Bukan gue yang injek anjir." Zidan merasa tidak menginjak apapun barusan.
Agam membuka sedikit mulutnya membentuk huruf o. Menutup mulut dengan tangan kanannya, "kayanya gue yang nginjak, maaf, maaf gue ngga liat, Gef."
"Oh, kalo lo yang injak gue maafin, kalo Zidan ngga." Gefin membuang muka, segan untuk melihat Zidan.
Zidan menaikan sebelah alisnya, "Najis, apaan si, kaga jelas banget, kepala lo tuh ada daunnya."
Benar saja ketika Gefin mencoba meraih kepalanya ia memegang daun yang sudah kering, mungkin waktu jalan menuju parkiran ia tidak sadar jika ada daun kering jatuh.
"Daun aja maunya nempel sama gua, tau aja yang ganteng-ganteng."
Zidan menarik sudut bibirnya, "sumpah gua pengen gedik lo banget, kaya mual gua denger kepedean lo yang setinggi harapan orang tua."
"Iri kan lo?"
"Gue? Iri sama lo? Ngga ada yang lain kah saingan gue?"
"Lo berdua ribut mulu, gua pusing dengernya. Zid tumben lo ngga sama Mia?" tanya Agam.
"Mia lagi ada urusan sama abangnya, kayanya pergi nemenin abangnya beli kebutuhan kuliah."
Agam mengangguk paham.
"Ngapain lo nanyain Mia, naksir kan sama Fifi?" Zidan kembali bertanya.
Agam terkejut, "lah gua cuman nanya doang. Kenapa tiba-tiba ke Fifi."
"Ya siapa tau lo naksir, biar gua komporin."
"Lo ngga usah macam-macam ya Zid, ngaur aja lo." Agam membuat tatapannya ke arah lain tepat sekali melihat Gafin bersama dengan Rein yang tengah berjalan mendekat ke tempat mereka berdiri.
Zidan tersenyum jahil, sambil menyenggol beberapa kali siku Agam. "Ngaur apa ngaur, Gam?"
"Diem Zid, gue pusing ngomong sama lo. Tuh liat Gafin sama siapa?"
"Rein?" gumam Rayan.
"WOAH, AGAKNYA UDAH ANUAN NIH," teriak Gefin, membuat Zidan langsung membekap mulut Gefin.
"Kalo ngomong ngga usah teriak-teriak, orang juga denger, ngga budek kaya elo." Zidan kesal.
Rein berjalan menundukan kepala, sejajar dengan Gafin. Tersenyum kecil kepada teman-teman Gafin, sejujurnya ia merasa sedikit canggung sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFIN
Fiksi RemajaSpin off cerita Rayan, kamu bisa baca terpisah, tidak harus membaca cerita Rayan terlebih dahulu. start : 18 Februari 2023