GAFIN | 16

744 100 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16 – Sampai kapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16 – Sampai kapan.

Sudah larut malam, waktunya Rein pamit pulang. Sewaktu makan malam bersama dengan keluarga Fifi, mereka banyak berbincang banyak hal. Banyak yang Rein ceritakan kepada Zora dan Frey. Mereka sudah seperti keluarga Rein, sayangnya Rein tidak mau terus-terusan berada di posisi itu, merasa tidak enak dengan Zora.

"Rein, pulangnya sama siapa, mau diantar Ayahnya Fifi?" tanya Zora. Kebetulan Ifa sudah tidur, anak sekolah dasar harus tidur lebih awal.

Rein menggeleng samar. "Tidak usah bunda, aku dijemput sama teman." Matanya sekilas melirik Fifi.

"Teman siapa, yang mana, perempuan atau laki-laki?" Dengan Rein saja Zora sudah sekhawatir itu, bagaimana dengan Fifi anak kandungnya. Zora memang tidak membatasi pertemanan Fifi, namun Fifi pun harus menghargai itu, mengenalkannya dengan Zora, terutama laki-laki, harus dikenalkan dulu ke orang tuanya.

Zora dan Frey harus tahu terlebih dahulu teman-teman dekatnya Fifi, untuk memastikan. Kalau pun mereka ingin pergi, jelas dengan siapa orang tuanya tidak perlu khawatir, karena sudah tahu teman-teman Fifi. Jika laki-laki, maka dirinya harus siap bertemu dengan orang tua Fifi, entah sekedar berkenalan, meminta izin, atau dengan tujuan Lain.

"Bunda jangan kepo, itu urusan Rein," jawab Fifi membantu Rein.

Zora menyipitkan matanya. "Jelas bunda harus tau, Rein juga kan anak bunda sama kaya kamu. Agar bunda tidak khawatir."

Benar, Rein harus berkata jujur dengan Zora. "Laki-laki bunda, kakak kelas Rein, maaf tadi tidak cerita soal Ka Gafin. Rein takut bunda marah." Rein sedikit menunduk.

Zora mengambil sebelah tangan Rein, menggenggamnya dengan lembut. "Bunda ngga akan marah, kalian sudah besar, bunda cuman mau kalian kenalin ke bunda agar bunda juga bisa kenal sama dia. Fifi juga sama, harus kenalin ke bunda, sudah punya, Fi?"

Mata Fifi terbuka sempurna. Rein tersenyum jahil. "Ada bunda, namanya ka Agam teman sekelas ka Gafin, tadi waktu di kantin ka Agam sempat menyapa Fifi, pipinya langsung seperti kepiting rebus." Rein dengan Zora tertawa menggoda Fifi.

"Rein, dia cuman bertanya." Fifi melipat kedua tangannya di dada sebal.

Rein menyenggol beberapa kali lengan Fifi, "tapi salah tingkah kan?"

GAFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang