21 – Peternakan Ayam
Sepuluh Menit menuju Upacara akan segera dimulai, semua siswa sudah berjalan menuju lapangan outdoor yang terlihat sangat luas, meskipun sedikit terkena sinar matahari yang membuat mereka akan berkeringat nanti.
Sebagian siswa sudah berada di lapangan, berbaris sesuai dengan barisan kelas masing-masing, ada juga yang menghadap ke bekalang untuk mengobrol dengan teman yang berada di belakangnya, ada juga yang sibuk dengan ponselnya, bahkan mereka juga masih ada yang berada di kelas.
Barisan kelas dua belas IPS dua sudah lengkap, rapih. Tepat di sebalah Gafin adalah barisan untuk perempuan. Tara berada di sebelahnya, dengan segala cara yang terlintas dipikirannya untuk berada di sebalah orang yang selama ini ia sukai.
Tubuh sedikit memiring ke kiri agar lebih mepet dengan Gafin. "Gaf, tugas Geografi lo udah selesai belum?" tanya Tara hanya ingin mengganggu Gafin, caper.
Gafin tak menggubris sama sekali, laki-laki itu tetap diam dengan tatapan lurus ke depan memperhatikan petugas upacara yang sedang menjalankan tugas.
Tara melipat kedua tangannya kesal karena tidak mendapat jawaban dari Gafin. "Gaf, lo dengar gue kan?" Kali ini Tara melakukan cara lain, ia melambai-lambaikan tangannya di hadapan wajah Gafin.
Tetap saja hasilnya nihil. Gafin tetap terdiam, mengabaikan Tara, menganggap tidak ada Tara di sebelahnya, karena jika Gafin meresponnya, Tara malah akan semakin mengganggu Gafin.
Zidan yang sedari tadi terus memperhatikan kecentilan Tara dari belakang barisan Gafin berjalan selangkah maju kedepan bermaksud untuk berpindah posisi dengan Gafin.
"Mundur, Gaf," bisik Zidan sambil mengambil posisi.
Paham dengan maksud Zidan, Gafin mundur berpindah ke tempat awal Zidan berdiri, begitu juga sebaliknya.
Tara yang melihat kejadian itu langsung memasang wajah sebal campur kesal. Zidan menahan tawanya agar tidak terdengar keras.
"Makanya jadi cewe jangan caper, gatel banget lo," ketus Zidan.
"Lo kenapa sih ikut campur terus?"
"Terserah gua lah, napa ngga seneng kah?"
"Nyebelin lo, pantes aja ngga laku." Tara memberikan senyum liciknya.
"Lah ya emang gua ngga jualan, emang nya elo? Murah banget lagi udah tau yang di kejar ngga mau, masih aja di kejar." Zidan menjulurkan lidahnya.
Mata Tara terbuka sempurna mendengarnya, benar-benar menyebalkan.
"Apa, mau marah?" tanya Zidan melihat ekspresi Tara yang sudah sangat kesal, tangannya pun terkepal kuat. "Buset, mau nonjok gua, nih?"
Merasa kalah Tara memilih untuk meluruskan barisannya seperti semula, tidak ada lagi adu bicara dengan Zidan, matanya menatap lurus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFIN
Teen FictionSpin off cerita Rayan, kamu bisa baca terpisah, tidak harus membaca cerita Rayan terlebih dahulu. start : 18 Februari 2023