GAFIN | 30

775 65 20
                                    

30 – Museum bersama Rein

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30 – Museum bersama Rein.

Untuk kesekian kali Gafin kembali mencoba mengetuk pintu kamar Gefin, namun sampai saat ini tetap sama, tidak ada jawaban. Zeline pun tidak berhasil membujuk Gefin keluar dari kamarnya, bahkan Zeline sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari Gefin.

"Gef, mau sampai kapan lo ngurung di kamar?" Gafin mengetuk pintu kembali. Tidak lama ponselnya berdering.

Agam menelfonnya. Dengan cepat Gafin segara mengangkat telfon dari Agam. "Ya, Gam?"

"Gefin ada rumah gua, dia lagi ngobrol sama Mami. Lo jangan kesini, biarin Gefin tenang dulu, ngga usah khawatir, dia udah makan tadi sama Mami."

Gafin menarik nafas lega. "Sejak kapan dia dirumah lo?"

"Semalem, kabur katanya. Dia juga minta gua ngga kabarin lo, tapi gua tau lo khawatir banget, jadi mending lo pura-pura ngga tau dah. Nanti gua kabarin lagi kalo ada apa-apa. Dia juga udah ketemu Ze tadi, sebentar doang sih."

"Gam, gua titip Gefin, kabarin gua kalo ada apa-apa, salam juga buat Mami lo. Makasih, Gam."

Panggilan terputus. Gafin sudah cukup tenang mendengar kabar Gefin baik-baik saja. Dari semalam hatinya tidak tenang, selalu memikirkan adiknya itu.

Gafin segera menuruni anak tangga, hari ini ia sudah berjanji pada Rein akan pergi ke museum. Pakaian yang ia kenakan sangat formal, karena Rein yang meminta. Rein sama sekali tidak tahu semua masalah yang sedang dialami oleh Gafin.

Gafin akan pastikan Rein tidak akan tahu tentang semua yang terjadi, Gafin hanya tidak mau menambah beban pikiran Rein. Karena ia tahu sudah cukup banyak masalah yang Rein hadapi didalam keluarganya.

Di bawah terlihat Evelyn yang tengah duduk sambil memainkan ponsel miliknya. Dilihat dari pakaiannya sepertinya Evelyn baru saja tiba, karena masih rapih, dan masih mengenakan tas.

Gafin menghiraukan keberadaan Mamahnya.

Gafin terus berlajan melewati Evelyn.
Evelyn yang menyadari keberadaan Gafin langsung mematikan ponselnya. "Mau kemana, Gaf?"

Tetap berjalan, seakan tidak ada orang dirumahnya. Biasanya juga seperti itu, sepi.

"Mau sampai kapan kamu diemin Mamah?" pertanyaan itu berhasil membuat Gafin berhenti dan berbalik arah.

"Sampai Mamah minta maaf ke Gefin."

"Kenapa Mamah harus minta maaf, Gefin tidak pernah memberikan apa yang Mamah mau. Nilai dan perilakunya sama saja, sama-sama buruk."

Gafin menggeleng tidak percaya. "Mah, prilaku anak itu tergantu bagaimana orang tuanya. Kalau mamah minta Nilai, apa pernah mamah kasih Gefin kasih sayang?"

"Memangnya Mamah kerja sekarang ini untuk siapa, kalo bukan untuk kamu sama Gefin?" Evelyn berdiri dari duduknya.

"Terserah. Mamah sama Papah itu sama. Sama-sama Egois. Gafin cuman mau Mamah perduli sama Gefin." Gafin melanjutkan langkahnya dan segera pergi dari rumahnya.

GAFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang