00:02

25.1K 931 18
                                    

Gevano menatap geram pada Zoya yang bisa-bisanya masih tertidur di saat seharusnya perempuan itu bekerja seperti pelayan yang lain.

"Bangun!" Gevano mencengkram kuat lengan Zoya dan menariknya kasar hingga perempuan itu terduduk membuat selimut yang menutupi tubuh polosnya tersikap.

Zoya segera menarik kembali selimutnya dan menatap Gevano dengan sendu. "Kak, apa boleh aku istirahat sebentar lagi? Badan aku sakit semua,"

"Jangan berlagak menjadi Nyonya di rumah ini! Tidak ada pengecualian antara kamu dengan pelayan di rumah ini!" ucap Gevano penuh penekanan.

"Cepat bersihkan tubuhmu dan mulai bekerja!" bentak Gevano seraya mendorong Zoya dengan kasar.

Zoya segera menghapus air matanya dan mulai berjalan dengan gontai menuju kamar mandi. Baru tiga langkah, perempuan itu sudah terjatuh karena kakinya yang terasa keram dan juga pusing di kepala yang melanda.

Gevano geram. Dengan langkah penuh emosi dia menyeret Zoya sampai ke kamar mandi. "Jangan kebanyakan drama, Zoya!"

"Kakak yang bikin aku begini," lirih Zoya mengingatkan laki-laki itu tentang perbuatannya tadi malam.

"Itu konsekuensi yang harus kamu terima sebagai pemuas nafsuku," ucap Gevano tak ingin disalahkan.

***

Zoya mulai bekerja di dapur sebagai pencuci piring. Perempuan itu berusaha bekerja dengan penuh kehati-hatian karena takut membuat kesalahan yang bisa mengundang amarah Gevano.

"Aku pikir dia itu kekasihnya Tuan,"

Zoya menghentikan kegiatannya tanpa menatap orang yang sedang membicarakannya.

"Dia memang cantik, bahkan aku sempat iri sama dia. Tapi setelah tau kalau dia itu jalang pribadi Tuan, aku jadi jijik," ucap seorang gadis muda bernama Nola.

"Miris banget, pasti dia sempat bermimpi jadi Nyonya di rumah ini," sahut Mona.

"Menurutku Tuan cocok sama Nona Zelin," ucap Nola lagi.

"Bener, sejauh ini menurutku gak ada yang pantas sama Tuan selain Nona Zelin,"

Zoya menggelengkan kepalanya untuk tidak membalas kedua gadis itu yang tengah membicarakannya. Zoya harus menyiapkan fisik dan mentalnya di rumah ini. Mereka tidak salah, jadi Zoya tidak punya hak untuk marah.

"Ternyata wajahnya saja yang polos, otaknya sangat kotor," ucap Nola, dan Mona membenarkan hal tersebut.

Zoya menulikan pendengarannya. Perempuan itu bergegas mengerjakan pekerjaannya dengan cepat berharap segera selesai. Setelah selesai, Zoya keluar dari area dapur dan menemui Lily yang merupakan kepala pelayan di rumah ini.

"Ibu, semua cucian sudah aku kerjakan," Zoya melapor pada wanita paruh baya yang telah bekerja puluhan tahun di rumah suaminya itu.

"Ah, baiklah. Segera temui Tuan karena beliau menyuruh kamu menemuinya setelah selesai," ucap Lily.

"Tuan ada di mana, Bu?" tanya Zoya dengan sopan.

"Jack akan mengantarkan kamu kepada Tuan," ujar Lily pada seorang pria berjas hitam yang baru saja mendatangi mereka.

"Mari Nona, Tuan sudah menunggu Anda," ucap Jack pada Zoya.

"Jangan panggil Nona, aku sama saja dengan kalian," ucap Zoya memberikan senyumnya pada Jack.

"Maaf Nona, sebelum Tuan memberitahu saya harus memanggil Nona dengan sebutan apa, saya akan tetap memanggil Anda sebagai Nona," ucap Jack.

"Baiklah, terserah padamu,"

Married to My Sister's Ex-boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang