Zoya menatap nanar kertas yang merupakan surat perpisahannya dengan Gevano. Ini tidak benar, dirinya sedang mengandung anak laki-laki itu, bagaimana bisa sekarang mereka berpisah?
"Dalam kontrak yang pernah kamu tanda tangani dulu, jelas tertera bahwa pernikahan ini akan selesai ketika aku menginginkannya," ucap Gevano dingin.
"Kondisi Zelin sangat buruk, dan itu karena kamu," ungkap Gevano membuat Zoya sontak menatapnya penuh tanya.
"Maksud Kakak?" tanya Zoya tidak mengerti.
"Zelin di culik oleh seseorang yang terobsesi sama kamu. Demi kamu, dia menaruhkan harga dirinya sendiri kepada lelaki bajingan itu!" ucap Gevano dengan penuh emosi.
Setelah mengetahui fakta yang melatarbelakangi peristiwa yang menimpa Zelin, entah kenapa Gevano begitu benci melihat wajah Zoya. Meskipun Zelin tidak menyalahkan Zoya sama sekali, tapi Gevano justru menganggap bahwa Zoya adalah satu-satunya orang yang patut disalahkan atas semua ini.
Gevano bangkit dari duduknya kemudian mencengkeram lengan Zoya dengan penuh amarah. "Gara-gara kamu, Zelin-ku menjadi celaka bahkan kehilangan mahkota berharganya!" ucap Gevano dengan rahang mengeras.
"Sakit, Kak," cicit Zoya berusaha melepaskan cengkeraman tangan Gevano di lengannya.
"Entah sudah berapa juta orang yang melihat tubuh Zelin, dan itu semua karena kamu!" Gevano mendorong Zoya hingga tubuh Zoya menabrak sofa.
Zoya memegangi perutnya, berusaha melindungi makhluk kecil yang hidup di sana.
"Cepat tanda tangani surat perceraian itu sekarang! Pergi jauh-jauh dari hidupku dan juga Zelin-ku secepatnya sebelum aku membunuhmu!" ucap Gevano penuh amarah.
Zoya mengusap air mata di pipinya. Jadi, Zelin berkorban untuknya? Zelin mengorbankan harga diri dan bahkan kehormatannya untuk Zoya?
Kakak udah berkorban banyak untuk aku, mungkin ini satu-satunya cara buat nembus rasa bersalah aku sama Kak Zelin.
Setelah berperang dengan batinnya, akhirnya Zoya mulai menggoreskan tinta di atas kertas yang baru saja Gevano berikan kembali padanya.
"Buat surat yang menyatakan bahwa kamu akan pergi ke suatu tempat untuk memulai kehidupan barumu tanpa melibatkan kami berdua," titah Gevano seraya melempar kertas kosong kepada Zoya yang posisinya masih terduduk di lantai.
Zoya meringis kecil ketika merasa nyeri di perutnya. Perempuan itu mengusapnya dengan sehati-hati mungkin agar Gevano tidak curiga. Zoya tidak tau apakah langkah yang ia ambil ini benar atau salah, yang pasti ia ingin kakaknya bahagia. Zoya tidak akan egois dengan memisahkan Zelin dan Gevano sedangkan ia tau saat ini pasti kakaknya sangat membutuhkan sosok Gevano di sampingnya.
Gak apa-apa kita tanpa Daddy, Mommy janji akan berikan yang terbaik untuk kamu ... Batin Zoya pada bayi dalam perutnya.
"Cepat sedikit, Zoya! Jangan buang-buang waktuku!" ucap Gevano kesal.
"Aku sudah memerintahkan Lily untuk mengemasi barang-barangmu, Jack akan mengantarkan kamu ke Bandara. Tolong jangan muncul lagi dalam hidupku maupun Zelin-ku!" ucap Gevano tanpa memperdulikan kondisi Zoya saat ini.
"Kak," Zoya bangkit dan memberikan dua kertas yang berisi surat perpisahannya dengan Gevano dan juga surat perpisahannya dengan Zelin.
"Aku boleh tanya sesuatu?" tanya Zoya begitu kecil.
"Kalau seandainya aku hamil-"
"Aku tidak pernah sudi memiliki anak darimu," ucap Gevano memotong ucapan Zoya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to My Sister's Ex-boyfriend [END]
RomanceDemi membalaskan dendamnya pada sang mantan yang meninggalkannya demi pria lain, Gevano pun berniat membalas hal tersebut dengan cara menikahi adik dari sang mantan. Gevano tentu tidak akan memperlakukan Zoya-istrinya seperti seorang ratu. Akan ia...